Rere POV
Hamil bikin mood gua swing. Gua jadi sangat sensitif, apalagi menyangkut kerja. Tadi saja gua marah banget sama temen Ibu. Kebetulan gua lagi nginep di rumah Ibu dan ada arisan. Salah satu teman Ibu berkomentar soal gua.
"Re sayang banget mahasiswi lulusan terbaik dari institut paling bagus malah mutusin nikah muda. Kirain Tante kamu bakal karir gitu. Tau mau nikah ngapain kuliah jauh ke Bandung, di sekolah ga disana juga bisa kan. Sayang tahu biaya mahal ujungnya malah jadi Ibu rumah tangga."
"Tante emang salah ya kalau Ibu Rumah Tangga punya pendidikan tinggi? Emang salah ya kalau Rere milih buat nikah muda! Lagian apapun keputusan Rere ga ngaruh buat Tante."
"Re udah." Kata Ibu.
"Bu teman Ibu ga berhak buat atur hidup Rere."
"Re ayo ke kamar." Ujar Ibu.
Emosi gua baru reda pas Hilman kirim makanan via ojek online. Pasti Ibu lapor ke suami siaga kalau istrinya ngamuk. Untungnya dia paham makanan bisa meredakan ibu hamil ini. Soalnya dia emang ga bisa seenaknya pulang karena pekerjaan. Pasti dia pengen kesini sih. Karena katanya gue ngambek itu seksi.
"Re, udah legaan?" Tanya Ibu.
"Udah Bu. Maaf ya aku marah. Kesel soalnya." Jawab Gua.
"Ibu paham kok Re. Pasti ada keinginan kamu buat karir kaya Nina sama Egi. Maaf ya Re kalau bukan karena Ibu mungkin kamu...."
Gua memotong ucapan Ibu. "Bu, Rere seneng kok kaya gini. Lagian kan Rere masih bisa freelance. Toh Hilman juga udah cukupin Rere."
"Ibu seneng dengernya, asal kamu ga terus menerus kepikiran." Kata Ibu.
Maaf Bu Rere bohongin Ibu.
Sejujurnya gua masih pengen punya karir. Apalagi pas liat foto wisuda Gua dan kakak - kakak yang dipajang Ibu di ruang tamu. Ada Kak Januar pake toga berpalet kuning, Kak Dani pakai toga merah dengan topi khas universitasnya, dan gua pakai toga biru. Rasanya gua pengen sukses kaya mereka. Nanti Re setelah melahirkan.
"Ayah bangga banget kalau masih ada Re. Semua anaknya bisa majang foto pake toga disini. Mana beda - beda universitas." Ujar Ibu.
"Menantu nya juga ya Bu." Tambah gua.
"Iya satu dokter, satu banker, satu auditor. Tapi Re yang bikin Ibu bangga bukan itu." Ujar Ibu.
"Lalu apa?" Tanya Gua.
"Lihat anak - anak Ibu bisa tumbuh dengan baik sampai dewasa Re." Jawab Ibu.
"Nanti kamu akan ngerti bagaimana rasanya setelah anak kamu lahir." Tambah Ibu.
Gua tersenyum tipis. Maafin Mama nak, mungkin nanti kamu Mama banyak tinggal kerja.
Hilman POV
Rere menyambut gua dengan senyuman. Gua kira dia bakalan tantrum karena masalah tadi pagi. Sejak hamil gua harus ekstra sabar sama emosi dia yang naik turun. Mungkin ga semua suami merasakan. Gua harus bersyukur karena liat sisi lain Rere. Bukan cuma Rere si mahasiswi ipk hampir empat atau Rere pasangan gua. Ini Rere si Ibu hamil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Takdir ✔
General FictionPerjalanan Renata yang harus rela menikah muda. Bukan karena Hilman nya tapi gua nya emang belum siap -Rere cover picture 📷 @1004y_