tiga : morning Re

3.3K 629 60
                                    

Hilman POV

Gua bangun pagi dong, jam empat. Terus liat Rere tidur di sova. Ah iya pasti gua lasak banget semalam. Kasian istri gua. Karena dia masih tidur gua berinisiatif pindahin dia ke kasur. Tapi kasurnya juga berantakan sih. Gua tidurnya kaya gasing emang, muter. Gua rapihin kasurnya, terus gendong dia. Berat juga ternyata Renata.

"Udah bangun ya?" Tanya dia pas gua gendong.

"Engga aku ngigo ini." Jawab gua.

Rere merem lagi, asli ya Rere tuh kalau merem gini kaya putri salju. Gua pangerannya jadi biar dia bangun harus gua cium. Tapi ngga ah. Kasian dia baru tidur sebentar kayaknya. Pasti ke ganggu banget sama lasaknya gua.

"Maafin aku ya sayang jadinya kamu pindah ke sova." Kata gua terus cium keningnya. Halal dong kasian kak Dani sama Kak Januar belum.

"Maaf maaf kamu bilang. Nanti kita tidurnya pisang ranjang aja ah, kamu tuh parah banget tau." Timpal Rere.

"Masa baru nikah pisah ranjang Re."

"Kamu ga tau, itu kaki kena muka tau. Baru aku mau pules, kentendang lah, kegusurlah tempatnya. Aku baru pules udah pindah ke sova."

"Besok ga akan diulang." Kata gua.

"Awas aja kalau diulang, aku perlu iket kamu dulu biar tidurnya normal ?" Tanya dia.

"Belum juga subuh, udah marah -marah kamu mah Re."

"Dari semalem kali aku emosi kali." Omelnya.

"Maafin aku ya sayang." Kata gua.

Sampai siang Rere masih bete. Dia ga banyak ngomong ke gua. Sarapan aja dia diem mulu. Jujur aja gua gemes liat Rere gini. Seperti gua bilang Rere kalau marah itu seksi ekspresinya. Gua sama Rere pacaran sama nikah bedanya cuma tidur sekamar doang kayaknya.

"Pulang ke rumah Ibu atau Bunda ?" Tanya gua.

"Bunda aja." Jawabnya.

Gua sama Rere belum dibolehin pisah rumah. Apalagi Bunda kan sendirian kalau ga ada gua. Untungnya Rere ngerti soal itu. Ga salah pilih emang gua.

"Hilman." Panggilnya.

"Kenapa Re ?" Tanya gua.

"Kan masih ada libur. Kita ke Bandung yuk." Jawabnya.

"Katanya mau di rumah aja. Kok berubah pikiran Re ?"

"Hilman, kamu pernah bilang kalau honeymoon pengen di kota paling banyak kenangan kita. Ya Bandung lah. Coba diinget, aku yang bergantung 24/7 sama kamu kan di Bandung. Beda kamar tidur doang kita aku di kosan aku, kamu di kosan kamu."

"Heheh iyasih, terus rencananya mau kemana aja ?" Tanya gua. Abis random tiba - tiba semangat ke Bandung.

"Kita honeymoon beneran di Lembang." Jawabnya. Unpr edic a ble.

Rere POV

Bangun tidur gua sempet tantrum ke Hilman. Udah sadar 100% gua kepikiran buat Honeymoon beneran di Bandung. Masa ya gua suami istri tapi tiap malam ribut karena rebutan kasur. Mending gua sama dia tuntasin urusan peranjangan ini sebelum balik ke rumah. Bisa dikira gua sama Hilman ekstrim kalau tiap malam kaya tadi malam. Apalagi kalau ada dua kakak gua yang mesum semua.

Jadilah hari ini kita pulang buat bawa baju doang. Ibu sama Bunda ga protes. Malah Bunda semangatin gua sama Hilman biar cepet berhasil. Malahan ngasih tips segala. Geli gua dengernya.

"Re, Bunda ngomongnya jadi rated ya sekarang." Kata Hilman.

"Ya dulu kamu masalah hamilin aku. Kalau sekarang anugrah." Timpal gua.

Tanya Takdir ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang