12,5

156 25 6
                                    

Kayak dulu, double update tapi satu part. Baca aja, deh...

**********

Satu persatu para murid mendapat giliran menginterogasi maupun sebaliknya. Sebagian besar berhasil memperoleh informasi yang sesuai dengan yang mereka dapat, tetapi ada juga yang gagal karena lawannya begitu pintar berbohong. Banyak hasil yang tak terduga, seolah mereka baru mengenal teman-teman mereka sendiri.

Kini giliran Sarina yang akan menginterogasi Mirei. Ia menatap Mirei yang duduk di kursi dengan berbagai alat itu dengan ekspresi tak tertebak.

"Sasaki... Mirei..." ucapnya dengan penuh penekanan.

Mirei mendongak.

"Dimana ia?" Nada bicara Sarina berubah dingin.

Mirei terkejut sekaligus bingung dengan pertanyaan itu. "Apa maksudmu?"

"Biar kuulangi. Di mana... Sasaki Mirei?" Ulang Sarina penuh penekanan.

Mirei terlihat bingung, "maksudmu apa, sih? Aku di sini.. di depanmu?"

Sarina berdecak. Ia tersenyum sinis. "Tak usah berpura-pura lagi. Aku sudah tahu semuanya."

"Kau... bukan... Sasaki Mirei, kan?" Tembak Sarina langsung tanpa basa-basi.

Sesaat raut wajah Mirei terlihat tegang, namun tiba-tiba ia tertawa. "Lucu sekali.. Oke, jangan bercanda. Kalau memang aku bukan Sasaki Mirei, lalu siapa lagi?"

Sarina tersenyum miring, pancingannya berhasil. Ia berdiri. "Kau yakin ingin aku yang membongkarnya?" Tanyanya sinis sambil berjalan menghampiri tempat Mirei duduk.

"Satu-satunya Sasaki Mirei yang aku temukan berdasarkan biodata dari SSS adalah gadis remaja yang meninggal akibat kecelakaan.Tanpa sengaja aku menemukan namamu dalam catatan administrasi rumah sakit. Di sana tertulis Sasaki Mirei masuk ke rumah sakit itu. Ia adalah korban kecelakaan akibat ledakan di suatu pabrik. Yang aku heran, Sasaki Mirei masuk ke rumah sakit itu sejak 5 tahun lalu. Semenjak itu ia belum pernah keluar dari ruang rawat karena opname hingga 2 bulan lalu, ia meninggal akibat radiasi ledakan," jelas Sarina panjang lebar.

"Aku lalu berpikir, siapa Sasaki Mirei yang selama ini bersama kami?" Ia menampilkan raut wajah berpikir. Posisinya kini berdiri di belakang Mirei

Mirei masih diam, namun wajahnya masih menampilkan raut menantang. Sarina yang melihat itu memunculkan senyum sinisnya lagi.

"Apa kamu yang menyebabkan kecelakaan itu?"

Mirei membelalak. "Apa..??!! Tentu saja tidak! Itu karena kecerobohan ia sendiri."

Air matanya keluar begitu saja. Entah kenapa, tapi Mirei kini menangis. "Ia... saat itu, ia menyelamatkanku."

"Baik..aku mengaku. Aku bukan Sasaki Mirei, tapi kembarannya, Sasaki Mika. Sejak kecil kami disekolahkan dengan homeschooling oleh orang tua kami.

"Karena Pekerjaan ayahmu?" Tanya Sarina memastikan.

Mirei, atau Sasaki Mika mengangguk kecil.

"Ayah adalah insyinyur di pabrik yang meneliti & menciptakan misil, bom rakitan & peluru-peluru canggih untuk kebutuhan militer. Karena pekerjaan itu musuhnya begitu banyak. Saingan, penjahat, para pedagang senjata gelap, belum para mafia."

THE SAKAMICHI'S SPIONASE SCHOOL (SSS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang