Fahry
*****Seminggu sudah ayah mertua ku meninggal kan kami. Sampai sekarang aku belum sekalipun bartatap muka dengan Lira.
Seminggu pula dia menginap di rumah ayah nya, kata bik Minah dia ingin mengenang masa-masa bersama orang tuanya. Dua hari yang lalu ku samperin kesana Lira sepertinya belum siap bertemu dengan siapa pun. Kerjanya hanya di kamar ayah nya.
Karna pekerjaan yang menuntut akhirnya aku kembali ke kantor. Berharap dia cepat kembali ke rumah kami. Aku sudah ingin menjelaskan tragedi dengan Vina kemaren agar dia tidak berfikir macam-macan pada ku.
Walau aku tidak menyukai pernikahan ini. Tapi sekalipun aku tak pernah berfikir untuk menghianati pernikahan ini.
Lira
*****Seminggu ini aku hanya berada di kamar ayah, rasa rindu ingin bertemu sangat menyiksa ku.
Aku bukan hanya diam saja di sini, tapi diam-diam aku sedang mengurus surat perceraian ku dengan kak fahry. Ini saat nya ku wujudkan keinginan nya selama ini. Pengacara ku sudah mengurus nya, dan sore ini dia akan mengantar berkas ke rumah ayah.
Aku juga sudah menyiapkan surat untuk suami ku, surat yang mewakili perasaan dan hati ku untuk nya dan tidak lupa foto USG anak kami. Anak kembar kami.
Ya anak ku kembar, setelah melakukan USG setelah ku pingsan seminggu kemaren aku mengetahuinya.
Setelah ini tidak ada kak fahry lagi. Hanya ada aku dan anak-anak ku yang kelak membahagia kan masa tua ku. Dan tidak ada yang nama nya pernikahan lagi. Hanya kak fahry suami pilihan ayah, jika kak fahry tak bisa bersama ku. Maka tidak akan ada fahry-fahry lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Wasiat
Short StoryAndai aku tidak memiliki hutang budi pada ayah nya, aku tidak akan menikahi wanita gendut seperti dia. Tapi saat dia membawa anak ku yang dia kandung menghilang bersama nya. Hanya penyesalan yang aku rasakan telah memperlakukan nya dengan buruk. "Fa...