Bab 22

94.4K 4K 72
                                    

****
Hujan sangat deras di selingi dengan petir terjadi malam ini. Belum lagi angin kencang yang berhembus.

Tiba-tiba mobil yang di kendarai Fahry berhenti di tengah jalan.

"Kenapa kak?" tanya Lira

Fahry menggeleng tidak mengerti, di ambil nya payung ke jok belakang dimana Lavin dan Laura tertidur dan mencek mesin keluar.

"Bagaimana?"tanya Lira lagi

Fahry menghembuskan nafas nya
"Gak tau, aku juga gak ngerti mesin."kata Fahry

"Lalu kita gimana kak?"tanya Lira cemas

"Sepertinya di depan ada penginanapan, mau tak mau kita harus ke sana."kata Fahry

Lira hanya mengangguk pasrah

Fahry dan Lira membangunkan anak-anaknya.

****
Di penginapan Fahry memesan dua kamar, satu untuk si kembar dan tentu satunya lagi untuk mereka.

Lira sempat protes tidak mau satu kamar dengan Fahry, tapi dengan keahliannya akhirnya Lira mengangguk saja.

Fahry sudah berbaring di atas tempat tidur yang tidak terlalu besar.

Lira yang baru keluar dari kamar mandi, ragu-ragu berjalan ke arah Fahry.

Saat telah naik dan membaringka diri di sebelah Fahry.

"Bisakah kita mulai dari awal?"tanya Fahry tiba-tiba

Lira mendongakan matanya ke Fahry tidak tau harus merespon apa.

Tiba-tiba fahry menggenggam tangan Lira membuat Lira menegang

"Saat itu aku ingin menjemput mu ke rumah mendiang Ayah karna kau tak kunjung pulang. Jujur ada rasa sepi saat kau tidak di rumah. Dari itu aku memberanikan diri mengalahkan egoku untuk menjemputmu sekalian mengklarifikasi kejadian salah paham malam itu."kata Fahry panjang lebar

Lira hanya mendengar dan menatap mata Fahry, mereka sekarang saling pandang.

"Tapi saat aku datang, bibik bilang kau sudah pergi membawa koper besar. Hatiku berdetak kencang menerka apa kau sudah menyerah dengan pernikahan ini. Ditambah dengan surat perceraian dan foto USG surat keterangan dari rumah sakit itu.
Hatiku sakit atas kepergian mu dan anakku yang kau kandung,  saat itulah aku sadar kalau aku sudah jatuh cinta padamu."kata Fahry

Jantung Lira berdetak kencang, apa benar dulu Fahry sudah mencintainya.

"Kembalilah pada ku, aku tidak bisa hidup tanpa kalian lebih lama lagi."lanjut fahry lalu mengecup tangan Lira yang di genggam nya.

Hati Lira tersentuh mendengar pengakuan Lira.

"Apa kakak benar-benar mencintaiku?"tanya Lira

Fahry menganggu mantap.

"Ya, bahkan dari dulu. Aku saja yang bodoh tidak menyadarinya. I love u my wife."kata Fahry

"I love you more kak" jawab Lira

Fahry menarik Lira ke pelukannya dan mencium kening Lira berkali-kali.

"Apa kau mau kembali padaku?"tanya Fahry dengan penuh harap

Lira mengangguk dalam pelukan Fahry. Membuat Fahry mendekap nya lebih erat.

"Apa aku bisa mendapatkan nafkah batin ku sekarang?" tanya Fahry yang sudah duduk berhadapan dengan Lira.

Wajah Lira berubah merah seperti kepiting rebus, membuat Fahry tersenyum geli.

Dengan pipi yang blushing Lira mengangguk malu-malu. Membuat Fahry bersorak senang.

Tanpa terasa bibir mereka telah bersatu melepaskan hasrat yang terpendam selama belasan tahun ini, suasana menjadi panas ketika lidah saling mengulum dan tangan Fahry yang meraba-raba tubuh Lira di daerah yang sensitifnya.

Terjadilah yang sudah seharusnya terjadi. Di skip ya reader. Takutnya ada yang belum dewasa.

Matahari sudah menembus di cela-cela gorden dan ventilasi.
Tapi sepasang suami istri yang habis bergulat di atas ranjang semalam sampai subuh masih tenang seakan tidak ada yang bisa mengganggu mereka.

Fahry dan Lira tidur dalam keadaan tanpa sehelai benangpun di tubuh mereka. Dengan Lira yang di dekap Fahry, tangan Fahry sebagai bantal untuk istrinya.

Lira membuka mata terkejut melihat kedekatan wajahnya dengan Fahry, membuat Lira teringat aktivitas mereka semalam. Pipi Lira jadi meronana.

"Morning swethert."kata Fahry yang baru bangun mencuri kecupan di bibir Lira

"Morning."balas Lira pelan karena masih malu.

"Morning sex".kata Fahry

Perkataan Fahry membuat mata Lira melotot, semalam saja dia baru bisa tidur subuh sekali. Sekarang suami nya malah meminta jatah lagi.

Tanpa menunggu jawaban dari Lira, Fahri langsung menindih tubuh istrinya dan mengulum bibir Lira.
Suasana mendadak panas.

Tok....ToK tok

Momy Dady Aku Lapar."teriak Lauren menggedor pintu penginapan mereka.

"Shit."Fahry mengupat, putrinya datang di waktu yang tidak tepat.

Lira terbahak melihat ekspresi Fahry.

"Aku mau mandi dulu, kakak yang buka pintunya"kemudian Lira berlari ke kamar mandi dengan telanjang bulat membuat Fahry mengerang melihat nya.

"Dady.......

"Momy.....

Teriakan pengganggu terdengar lagi

Pernikahan Wasiat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang