Malam ini Occa tengah sibuk mempersiapkan bahan lamaran untuk besok. Dari mulai ijazah hingga surat keterangan baik dari kepolisian, sudah ia siapkan. Tak lupa CV Occa juga dibuat semenarik mungkin.
Hingga pukul 23:00, Occa masih sibuk dengan berkas-berkas tersebut. Untuk mengatasi kantuk, Occa berinisiatif membuat secangkir kopi.
Occa berjalan kearah dapur, dibukanya lemari persediaan makanan. Matanya terkaget ketika melihat ada label harga di wadah kopi.
"Gila banget si Om. Bener-bener pelit tuh orang. Pantes aja ditinggal mantan." ucap Occa sepelan mungkin.
"Kenapa Ca?!" Suara Glenn tiba-tiba mengagetkan Occa yang tengah menuangkan serbuk kopi ke cangkirnya.
"Gila sih! Beneran cenayang!" Occa mengelus dadanya. Meredakan kekagetannya.
"Kan saya udah bilang. Saya tau kalo lagi ada yang jelek-jelekin saya." ucap Glenn.
"Huftttt." Occa tak begitu menanggapi ucapan Glenn. Ia sibuk menyelesaikan acara membuat kopinya.
Occa meminum kopinya perlahan, Glenn tak beranjak dari sisinya. Glenn malah mengajak Occa berbincang.
"Kamu kenapa belum tidur? Gimana keadaan pantat kamu?" Ucap Glenn frontal.
"Uhukkk..." Occa tersedak.
"Kamu gapapa?"
"Ngapain nanya pantat gue?!"
"Khawatir aja. Itu juga kan salah saya."
"Tumben sadar"
"Ck. Maaf, maaf." ucap Glenn.
"Hmmm." entah mengapa Occa tiba-tiba menjadi sosok cool girl seperti cerita-cerita di wattpad.
"Eh kamu belum jawab. Kamu kenapa belum tidur?"
"Soalnya masih melek." jawab Occa ngawur.
"Caa, saya lagi mau coba baik loh ini." Glenn mengingatkan.
"Terus?" Occa malah menantang.
"Siap-siap aja besok gak lulus tes!" Ancam Glenn lalu beranjak pergi meninggalkan Occa.
"Ish! Om maennya anceman!" Occa kesal sendiri.
Sementara Glenn malah tertawa menyaksikan kekesalan Occa.
"Lucu." Batin Glenn.
🥕🥕🥕
Jarum jam telah menunjukkan pukul 09:00 pagi. Namun, belum ada aktivitas apapun di dalam apartemen Glenn.
Baik Occa maupun Glenn, keduanya sama-sama sedang berada dalam mimpinya masing-masing.
Semalam Occa tidur pukul 01:00 dini hari, wajar saja bila Occa menjadi kebluk pada pagi hari ini.
"OCCAAAAAAA!!!!!!" teriak Glenn tepat di depan pintu kamar Occa.
"Hah? Apa sih? Ganggu aja!" Occa menjawab dengan mata tertutup.
"Caa! Ini jam berapa?! Kamu mau berangkat ngelamar jam berapa?!" Glenn mengingatkan.
Mendengar kata melamar membuat mata Occa refleks terbuka. Occa melihat jam pada ponsel nya.
"Ah, shit! Kenapa pake kesiangan sih Occa bodoh!!! Mana belum siapin sarapan lagi. Haduuu!!" Occa sibuk sendiri dengan pikirannya.
"Saya tunggu di bawah ya Ca, sarapan biar saya yang buatkan." ucap Glenn di balik pintu.
"Ha? Si om mau bikin sarapan? Gak salah? Omaygattt! Gaboleh gaboleh. Nanti gue bisa keracunan." ucap Occa dalam hatinya.
Segera saja Occa bangun dari posisinya. Occa mulai merapikan tempat tidurnya. Setelah selesai ia cepat-cepat ke kamar mandi. Tak sampai lima menit, Occa telah keluar dari kamar mandi. FYI, Occa adalah perempuan jadi-jadian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Occa
Romance"Greget banget sama idung si om" batin Occa. Tanpa ia sadari, jemari Occa telah memegang hidung mancung milik Glenn. Glenn sedikit merasa terusik, tapi Glenn tidak membuka matanya sedikitpun. "Hufttt, syukur deh si om kebo" batin Occa. "Gausah jele...