8. Bandung

21 4 0
                                    

"Jika saya tahu pergimu meninggalkan segala resah, mungkin saya akan menahanmu dari kata pisah."

-Glenn Aberdeen

•••

"Jadwal hari ini apa aja?" Glenn bertanya pada Occa sambil terus berjalan cepat menuju ruangannya.

"Hari ini, om ada jadwal rapat dengan para manajer pada pukul 10 pagi. Dilanjutkan dengan survei tempat ke---" Occa tak melanjutkan perkataannya, Occa tak kuat berbicara sambil terus berjalan cepat dibelakang Glenn.

"Kemana?" Glenn masih terus jalan tanpa memperdulikan Occa.

"Om bisa gak jalannya santai aja. Gue capek!" Akhirnya Occa mengeluarkan keluhannya.

Glenn tiba-tiba berhenti tanpa berbalik badan, alhasil Occa menubruk punggung Glenn.

"Bilang kek kalau mau berhenti!" Lagi-lagi Occa protes.

"Hei! Bagaimana bisa seorang owner berjalan lambat?!" Hardik Glenn.

"Ya tapi kan sekarang Lo lagi gak sibuk. Gak liat apa gue lagi pake highheels 5cm!" Protes Occa. Sampai akhirnya membuat Glenn berbalik badan menatap Occa.

"Jangan ada lo-gue lagi tiap jam kerja!" Glenn malah mengalihkan pembicaraan.

"Ih malah mengalihkan!"

"Ca! Inget saya ini atasan kamu! Kamu harus sopan, setidaknya ketika di jam kerja seperti sekarang!" Ujar Glenn tanpa menunggu respon dari Occa, dan langsung kembali berjalan cepat.

Occa hanya bisa pasrah sambil terus mengikuti langkah Om kutub itu.

"Kamu gak ada niat melanjutkan menjelaskan jadwal saya untuk hari ini?" Glenn menyindir.

"Ah iya! Hari ini bapak ada survei ke Bandung." Occa sedikit merasa risih menggunakan kata 'bapak' untuk memanggil Glenn.

"Ok. Kamu akan ikut ke Bandung." Ucap Glenn tanpa peduli Occa mau atau tidak.

"Kalau saya gak mau, bagaimana?" Tanya Occa.

"Harus mau!"

"Saya benci Bandung!"

"Oh."

"Bapak tidak sedikitpun berniat untuk mengetahui mengapa saya membenci Bandung? Padahal bapak tahu itu adalah tempat kelahirannya saya?!" Ucap Occa seformal mungkin untuk menunjukkan kekesalannya.

"Maaf. Saya tidak tertarik." Ucap Glenn sebelum akhirnya memasuki ruang kerjanya, dan meninggalkan Occa di depan pintu.

"Sabar ca. Ginjal masih utuh. Kalau gak kuat bisa dipake buat bayar utang kok." Occa mencoba bersabar dalam batinnya.

•••

Perjalanan 5 jam menuju Bandung, membuat perut Occa merasa terkocok.
Occa hanyalah wanita yang sering mabok perjalanan.

"Uekkkk..uekkkk.."

Betul kan? Occa sudah mulai memberi aba-aba muntah.

"Jangan muntah di mobil saya!!" Ucap Glenn tidak terima.

Tak ada respon dari Occa, ia sudah tak bisa merespon ucapan Glenn, yang diinginkannya saat ini hanyalah keluar dari mobil dan menumpahkan segalanya.

"Nih pake plastik!" Ucap Glenn cepat-cepat memberikan kantong plastik sebelum terlambat.

"Uekkkk....Uekkk..." Occa berhasil menumpahkan semuanya.

OccaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang