6. Wawancara

28 6 1
                                    

"Bahkan Om aja gak bisa nenangin pikiran Om sendiri. Kenapa harus coba nenangin gue?" Tanya Occa.

•••

"Ceritakan tentang diri Anda!" Titah Glenn pada Occa.

Occa kini tengah berada di ruangan Glenn. Ia terpaksa harus diwawancarai sesuai perintah Glenn.

"Occa, 19 tahun, perempuan, manusia." jawab Occa singkat. Bahkan sepertinya itu bukanlah jawaban yang lazim saat wawancara.

"Kenapa saya harus memilih Anda?" Tanya Glenn lagi.

"Kalo Bapak gak pilih saya, saya gak akan bayar hutang ke bapak!" Lagi, Occa menjawab sesukanya.

"Apa kelebihan Anda?"

"Hidup gak boleh berlebihan. Gak baik, Om."

Glenn benar-benar geleng kepala menghadapi Occa.

"Kamu bisa serius gak sih Ca?!"

"Ya ngapain gue harus diwawancara sama Lo?!" Occa malah balik memaki Glenn.

"Occa! Ini kantor saya!" Glenn mengingatkan.

"Tau kok."

Occa sudah malas menghadapi Glenn. Ia bangkit dari tempat duduknya, lalu mulai melangkah pergi tanpa sepatah katapun.

Membuat Glenn heran, "kalo bukan karena terpaksa, gak akan pernah saya pilih kamu Ca!" Batin Glenn.

•••

"Hei!" Sapa Ryan.

Occa tengah menikmati siomay yang ia beli di kantin perusahaan Glenn. Kehadiran Ryan, membuat nya terpaksa menoleh dan menghentikan sejenak aktivitas makannya.

"Apa?"

"Maaf ya" ucap Ryan.

"Untuk?"

"Saya gak bisa jamin kamu keterima disini. Ini bukan perusahaan saya."

"Hahahaha santai aja kali, gue yakin, pasti gue diterima."

"Lho? kok yakin banget?" Ryan terheran.

"Kalo gue sampe ditolak, gue santet tuh si om Glenn!" Ucap Occa yang di respon dengan kekehan dari Ryan.

"Hahahaha!! Eh tapi biasanya pak Glenn gak kaya gitu. Kamu pernah ada masalah sama dia?"

Sambil kembali menyuapkan siomay nya, Occa menjawab dengan deheman kecil. "Gak kebayang kalo gue beneran diterima jadi sekretaris dia. Bisa keluar masuk rumah sakit kayanya gue."

Ryan semakin tak mengerti, dendam apa yang ada diantara Glenn dan Occa. Occa tak henti-hentinya membicarakan keburukan Glenn.

Hingga saat suapan terakhir siomay nya, jemari Ryan tanpa sengaja membersihkan sisa bumbu siomay yang berada disudut bibir Occa.

Refleks, Occa menatap Ryan dengan hati yang tak karuan. Ryan seakan mengerti apa yang dirasakan Occa, langsung saja ia mencairkan suasana.

"Maaf, saya gak sengaja. Greget aja tadi" ucap Ryan.

"Oh iya." ucap Occa singkat, padahal dalam hatinya ia berteriak "bang!!! Disudut sebelah sini masih ada sisa bumbu, bersihin lagi dong bwankkk!!!!!"

•••

Glenn memijat kepalanya, pusing rasanya ketika ia mendapat chat dari mamanya.

From: Mama.
"Glenn, kalau kamu belum bisa turutin keinginan mama. Terpaksa, mama harus jodohin kamu. Mama berikan waktu selama seminggu."

OccaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang