7. PPP

28 5 0
                                    

"Jadi gimana? Mau cerita?" Tawar Occa.

"Tapi janji, setelahnya kamu juga cerita."

"Siap Om!"

"Jadi gini---"

•••

"Ya gimana saya gak pusing coba, Ca? Mama saya terus-terusan mendesak saya. Dalam waktu seminggu saya gak punya pasangan, ya berarti bener dijodohin." Ucap Glenn setelah ia selesai bercerita tentang masalahnya pada Occa.

"Masalah itu sih gampang." Jawab Occa.

"Gampang gimana maksud kamu?"

"Jadian aja sama gue."

Uhuk-uhuk

Glenn tersedak minumannya ketika ia mendengar solusi dari Occa.

"Kamu beneran gila bukan sih Ca?"

"Tenang aja kali. Enggak jadian beneran, ew, gue juga gak mau lah." Jawab Occa.

"Terus?"

"PPP"

"Maksudnya?"

"Ish Om gak ada tau-tau nya. PPP itu singkatan dari Pacar Pura-pura."

"Emang kamu mau?"

"Yaa asal ada timbal baliknya."

"Apa?"

"Biaya hidup gue selama jadi PPP nya Om di tanggung sama Om. Dan hutang gue lunas." Occa memberi penawaran yang sangat merugikan bagi Glenn.

"Hutang tetep hutang, Ca!"

"Pelit!"

"Hutang kamu gak lunas gitu aja, tapi kamu saya terima sebagai sekretaris, gimana?" Tawar Glenn.

"MAU!!" ucap Occa antusias.

Setelah mendengar jawaban dari Occa, Glenn segera beranjak dari duduknya, berjalan ke arah lemari berwarna biru tua yang dalam tebakan Occa itu adalah segudang tempat penyimpanan dokumen-dokumen penting.

Glenn mengambil beberapa tumpukan berkas dari lemari biru tua tersebut. Glenn dengan santai menjatuhkan tumpukan berkas-berkas tersebut diatas meja tepat dihadapan Occa.

"Itu semua berkas-berkas penting. Dibaca, kasih tahu saya apa intinya. Atur juga jadwal-jadwal rapat saya dengan para calon penanam saham baru untuk cabang di Bandung." Tutur Glenn membuat Occa hanya bisa diam sambil menggerutu dalam hati,

"Napa gue ngeiya-in sih?"

"Ca!" Panggil Glenn membuyarkan lamunan Occa.

"Hah?!" Respon Occa polos.

"Kamu dengar apa yang saya perintahkan gak sih?"

"Iya, gu--"

"Satu lagi, di jam kerja gak boleh ada kata 'Lo-gue' atau apalah itu!" Glenn memotong kalimat Occa, dan langsung membeberkan peraturan menjadi sekretaris nya.

"Hmmm."

Hening, kini Glenn sudah asik dengan pekerjaan pada layar laptop di hadapannya. Sementara Occa sibuk membaca-baca semua tumpukan berkas-berkas dari Glenn.

Drrttt--drrrttt

Ponsel Glenn bergetar, Glenn tak menghiraukan getarannya. Ia masih fokus pada laptopnya.

"Wuih hebat banget si Om kutub! Baru kemaren gue ancurin hp apel gigitnya, sekarang udah ada aja gantinya. Gue kalau jadi dia mah bisa-bisa harus ngegembel dulu biar dapet hp baru!" Celetuk Occa dalam batinnya ketika memperhatikan ponsel baru milik Glenn terus bergetar.

OccaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang