3. Kecoa atau kecewa?

42 5 0
                                    

Furniture mewah tak lepas dari pandangan Occa. Miniatur menara Eiffel terpajang indah di dalam lemari kaca. Berada di apartment milik Glenn membuat Occa merindukan suasana rumahnya.

Occa sudah lama tidak pulang ke rumahnya, Occa lebih memilih tidur di kontrakan 2 petak, padahal sebenarnya orang tua Occa termasuk ke dalam kategori berada, namun sikap keras kepala Occa tak bisa dikalahkan. Ia tetap memilih belajar hidup mandiri.

"Biasa aja kali ngeliatinnya." Sindir Glenn yang risih melihat Occa menatap semua furniture apartemennya.

"Pelit banget sih." kesal Occa.

"Buatkan saya susu coklat." titah Glenn.

Occa hanya diam tak menjawab sepatah kata pun.

"Malah diem. Sekarang juga!" Titah Glenn lagi.

"Gue?" Occa bertanya seraya menunjuk dirinya sendiri.

"Saya gak punya pembantu selain kamu."

"Gue masih cape." keluh Occa.

"Dan saya gak peduli!" Tegas Glenn.

"Ish! Om jahat!" Ucap Occa lalu berjalan mencari letak dapur Glenn.

Glenn tak memperdulikan ocehan gadis itu, Glenn  sibuk memainkan ponselnya, dibukanya akun Instagram miliknya. Hanya satu tujuan Glenn, yaitu mencari tahu tentang Jeje yang kini jauh di Prancis.

Glenn membuka profil Jeje. Jeje tipe orang yang selalu mengabadikan sesuatu. Setiap peristiwa yang ia anggap penting pasti ia masukan kedalam snapgram.

Glenn semakin terhanyut melihat foto-foto cantik Jeje di snapgram. "Senyum kamu masih sama Je. Aku rindu. Kapan kamu pulang?" Batin Glenn.

Glenn tiba-tiba merasakan sesak. Tubuhnya seakan ditusuk beribu peniti. Jangan pisau, itu terlalu sakit.

Jeje yang ia kagumi, yang ia nanti, kini tengah berpose bersama pria lain. Dengan keterangan yang sangat singkat namun mampu membuat hati Glenn tersayat.

"I can't wait honey. Love you more my lovely ❤️"

Begitulah caption yang diketik oleh Jeje. Glenn hanya mampu menghembuskan nafas kecewa.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!! Tolong!!!!!!!!!!!!" Telinga Glenn tiba-tiba mendengar teriakan dari arah dapurnya. Ia yakin, itu adalah teriakan dari Occa.

Segera saja Glenn menghampiri Occa. Dan yang Glenn lihat hanya Occa yang kini tengah berdiri dengan santai dan menampilkan deretan gigi putihnya.

Otak Glenn berpikir keras, apa maksud Occa?

"Kamu kenapa?" Tanya Glenn.

"Gapapa kok Om." jawab Occa dengan santai.

"Kalau gapapa, kenapa teriak?!"

"Iseng aja." Jawab Occa singkat namun mampu membuat emosi Glenn meningkat.

"Bisa gila saya!" Ujar Glenn frustasi lalu berjalan meninggalkan Occa.

"Syukur deh." ujar Occa pelan, namun tetap terdengar oleh Glenn.

Tak sampai sedetik setelah Occa mengatakan kalimat itu, Glenn langsung berbalik dan kembali menghampiri Occa.

"Maksud kamu apa?!" Glenn benar-benar tidak bisa menebak jalan pikiran gadis gila ini.

"Kalo Om gila kan berarti ga waras."

"Yakan emang gila itu artinya ga waras Occaaaaaaa!!!!"

"Iya terus kan kalo ga waras Om gak akan inget uang."

OccaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang