10. Demam

66 5 1
                                    

"Datang dan pergi. Hanya seperti itu perputarannya."

~Rossa Caitlyn (Occa)

Buat kamu: Kamu tau kan rasanya message kamu yang dibaca doang sama doi? Sakit wkwk🍒🍒 🍒

•••

Dinginnya pagi hari di kota Bandung, ditambah adanya AC hampir saja membuat Occa terlihat seperti sosok nugget di freezer supermarket.

"Dingiiiin, tapi yang bisa dipeluk cuma agama." Gumam Occa dengan bibir yang gemetar.

"Di--dingin..." racau Occa.

Glenn hanya memperhatikannya.

"Bisa sakit rupanya." Ucap Glenn dalam hati yang diwakili oleh kekehannya.

"Ca, kenapa?"

"Dingin, Om." Jawab Occa masih dengan bibir gemetar.

"Duduk." Titah Glenn. Occa tak merespon.

Occa hanya menggelengkan kepalanya.

Glenn membuka selimut yang menutupi tubuh mungil Occa, Glenn ikut terbaring di samping Occa.

Tangan Glenn mulai merengkuh tubuh Occa, bibir Occa tak lagi bergetar, berganti dengan jantungnya yang berdebar.

Occa merasakan tubuhnya hangat seketika, bahkan sangat nyaman.

"Jangan sakit lagi, Je." Ucap Glenn tepat ditelinga Occa.

Occa tak merespon ucapan Glenn. Tak tahu mengapa ia kesal ketika Glenn terus mengingat nama Jeje.

"Si Jeje martabak apa yak? Kayanya spesial banget." Pikir Occa.

Seakan tersadar dari kesalahannya, Glenn segera saja mengungkapkan maafnya.

"Sorry ca. Saya terlalu mencintai Jeje." Ungkap Glenn jujur.

"Gak apa-apa om." Jawab Occa.

Glenn bangun dari posisinya, berjalan keluar kamar dan menuju ke kantin rumah sakit untuk membeli segelas susu hangat.

Saat memasuki kamar Occa kembali, Glenn meletakan susu hangatnya di nakas sebelah ranjang Occa.
Lalu mencari keberadaan remote control AC nya, dan langsung menonaktifkan AC nya tersebut.

"Ca, saya belikan susu hangat. Diminum dulu gih." Titah Glenn seraya menyodorkan susu hangat tersebut.

"Iya. Nanti aja om." Tolak Occa.

"Diminum sekarang, atau saya potong gaji kamu." Ancaman itu berhubungan langsung dengan kemiskinan Occa.

Langsung saja Occa menyambar gelas yang tengah dipegang Glenn.
Dengan satu tegukkan, Occa menghabiskan susu hangat tersebut.

"Pelan-pelan, Ca."

"Telat ngomong nya. Ini udah abis." Kesal Occa.

"Gue mau tidur lagi. Awas aja om macem-macem."

Glenn tidak merespon, hanya membiarkan gadis itu kembali memejamkan kedua matanya.

"Sleep well, babe." Ucap Glenn disertai usapan lembutnya di dahi Occa.

Deg! Deg! Deg!

"Tolong dong. Telinga Occa masih bisa denger kata 'Babe' itu Om. Kalau Occa jantungan gara-gara detak jantung yang kecepetan gimana?!" Umpatan itu Occa ucapkan dalam batinnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OccaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang