Nanami
Hayashi-kun! maksudku Kanata-kun!. Dia memintaku untuk memanggilnya dengan nama belakangnya saja, seperti Kanata-kun yang selalu memanggilku Nanami. Setiap hari kami selalu bertemu, setiap hari kami menjadi semakin dekat dalam ikatan persahabatan. Walau Kanata-kun selalu ada disampingku, namun aku tak berniat untuk mengatakan perasaanku yang terpendam selama ini kepadanya. Aku takut jika Kanata-kun tahu perasaanku yang sebenarnya, semua kebahagiaan ini akan berubah walau hanya sedikit. Biarkanlah seperti ini, rasanya pun lebih dari yang kuharapkan bisa bersama orang yang kusukai.
Kanata-kun tahu, jika nilai sekolahku tak terlalu bagus jadi hampir setiap hari jika Kanata-kun tidak ada latihan di klub tennis, ia selalu mengajariku banyak pelajaran di perpustakaan. Seringkali aku membuatnya kesal karena tak kunjung mengerti dengan yang Kanata-kun ajarkan. Tapi Kanata-kun tetap berusaha dengan sabar agar aku bisa memahaminya dan membuat nilaiku menjadi lebih baik.
Sekarang ayah tak pernah marah ataupun keberatan saat aku bersama dengan seorang laki-laki. Mungkin karena dia adalah Kanata-kun? Entah sihir apa yang Kanata-kun lakukan kepada ayah hingga membuatnya jadi seperti itu.
Kanata-kun, dia selalu terlihat keren. Sikapnya yang dingin dan misterius ditambah banyak keahlian yang ia miliki, juga memiliki wajah tampan, membuat para gadis di sekolah banyak yang menyukainya. Saat festival olahraga, Kanata-kun berhasil menang dalam pertandingan tennis menyaingi kelas lain. Ia berhasil mengalahkan kelas lain, termasuk kelasku. Dia benar-benar istimewa, saat pertandingannya berlangsung, gadis-gadis itu selalu mendukung Kanata-kun dibandingkan dengan perwakilan kelasnya sendiri. Sungguh konyol memang…. tapi akupun melakukan hal yang sama, bahkan saat di SMP aku juga melakukan hal yang sama tapi, dengan sembunyi-sembunyi.
Tak mudah berada disamping seseorang seperti Kanata-kun yang begitu populer di sekolah dan memiliki banyak penggemar perempuan. Tak sedikit dari penggemar Kanata-kun yang bersikap buruk padaku, namun ada juga beberapa yang bersikap baik.
Suasana di kelas pun menjadi tambah tak berpihak padaku, tapi seperti biasanya Kazehaya selalu dipihakku. Tapi akhir-akhir ini aku berusaha untuk menjaga jarak dengan Kazehaya karena aku tahu Mayu tidak menyukai kedekatan kami, namun Kazehaya tetap bersikap baik padaku. Ia juga sadar jika sekarang Kanata-kun selalu ada disampingku.
Hmm… mungkin saja apa yang kufikirkan tentang Kazehaya sebelumnya terlalu berlebihan. Kazehaya tidak mungkin menyukaiku kan?
Tak terasa musim panas tahun ini hampir berakhir. Musim panas kali ini benar-benar berkesan. Selain aku bisa mendapatkan teman baru seperti Kazehaya karena kecerobohanku saat di bandara, aku juga menemukan cinta pertamaku kembali bahkan kami bersahabat sekarang. Orang-orang bilang akan banyak orang yang jatuh cinta dimusim panas. Sepertinya aku adalah salah satunya.------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nanami
“Onee-chan, Obaasan, Oujisan… aku berangkat!” seru Emiko seraya melambaikan tangannya kemudian berlalu keluar pintu alasannya untuk mengerjakan tugas kelompok di rumah teman sekelasnya.
Pagi ini aku hanya menemani kakek dan nenek menonton tv di ruang keluarga ditemani segelas teh hangat dan yokan.
“Semoga harimu menyenangkan…Emiko-chan” seru nenek. “Nee Nanami-chan, apa kamu tidak akan pergi kemana-mana ini kan hari libur? Sebentar lagi musim panas berakhir, nikmatilah saat-saat terakhirnya bersama temanmu, seperti adikkmu. Selagi ayahmu masih berada di Osaka untuk urusan pekrjaan” jelas nenek kemudian.
“Iie… obaasan. Aku dirumah saja” jawabku singkat seraya meneguk segelas teh yang ada digenggamanku.
“Sou ka” jawab nenek lembut. “Cuaca hari ini cerah yah..” serunya kemudian seraya melihat kearah jendela yang terbuka.
Sebenarnya kemarin aku berencana mengajak Kanata-kun untuk pergi berjalan-jalan hari ini, tapi Kanata-kun menolaknya karena harus menemani ayahnya yang baru pulang dari Kyoto. Tentu aku tidak keberatan dengan keputusan Kanata-kun, maka dari itu kuputuskan untuk berdiam diri dirumah dan pergi lain waktu.
Nenek dan kakek terlihat sangat asik melihat acara komedi yang disiarkan di televisi.
“Huufff…huff…huff…”.
Tanpa sadar, mata nenek sedikit melirik kearahku. “Ada apa Nanami-chan?”
Rupanya poniku ini sudah mulai menghalangi pandanganku dan bahkan bisa mengenai mataku. “Obaasan…aku permisi dulu!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Chiisana Tenohira
Teen FictionHanya bisa tersenyum dari kejauhan dan selalu merasa bahagia walau hanya melihatnya dari kejauhan saja. Aku sangat menyukainya, tapi aku tak bisa berbuat apapun untuk bisa membuatnya tahu tentang perasaanku kepadanya. Bahkan sampai dia pergi dua se...