Prologue ☕

4.2K 364 223
                                    

Chelia membuka mata perlahan, mengerjap beberapa saat untuk merilekskan kelopaknya yang terasa berat lalu membiarkan berkas-berkas cahaya masuk menembus pupil matanya yang dengan impulsif berdilatasi, menyelaraskan intensitas penerangan yang minim di ruang tersebut. Gadis itu bangkit dan meringis tertahan begitu kepalanya berdenyut hebat.

Saat kesadarannya pulih, Chelia mendapati dirinya berada di dalam sebuah laboratorium tua yang sudah terbengkalai. Beberapa bagian dari flafonnya retak dan berlubang, dipenuhi dengan sarang laba-laba juga lumut yang tumbuh pada area lembab bekas air hujan. Debu tebal melapisi lantai dan tiap permukaan yang terbuka. Loker-loker di pojok ruangan sebagian besar tersingkap lantaran engsel besi berkarat tak lagi mampu menyatukan kedua sisinya. Botol-botol cokelat berisi cairan pelarut dan reagen kimia pun berserakan di tiap sudut, meninggalkan bekas karat melingkar pada permukaan meja porselen yang kusam.

Untuk sekilas laboraorium itu terlihat seperti laboratorium fitokimia, tempat praktikumnya sehari-hari.

Apa ini Laboratorium Fitokimia di masa depan?

Ataukah di masa lalu?

Tidak! Chelia cukup rasional untuk memahami kemustahilan materi menembus dimensi waktu. Teknologi di zamannya belum mengizinkan itu. Lantas apakah ini mimpi? Namun mengapa suara degup jantungnya yang berderu kencang terasa begitu nyata?

Perlahan Chelia melangkah dengan berpegangan pada sisi meja yang hitam legam seperti habis terbakar. Ia menjerit begitu melewati toples-toples berisi awetan spesimen biota laut yang membusuk beserta kerangka-kerangka hewan uji yang berserakan dalam kandang yang ditumpuk sembarangan. Langkahnya terhuyung dan berakhir saat menubruk jirigen berisi limbah kimia sampai cairan hijau kehitaman yang menusuk hidung itu tumpah berceceran di lantai.

Chelia mempercepat langkah menuju pintu, sebelum ruangan tertutup tersebut menjadi jenuh dengan uap limbah yang beracun. Tangannya hampir berhasil meraih gagang berlapis karat tebal untuk membuka jalan keluar  saat sebuah lengan melingkar di bahunya dan menariknya ke belakang. Chelia tahu persis siapa sosok tersebut. Seseorang dengan wangi khas yang terekam jelas di ingatan superiornya. Seseorang yang bertanggungjawab atas semua insiden yang telah terjadi.

Chelia meronta dan berhasil lepas. Ia memutar gagang pintu, menggedor-gedor dan berteriak meminta tolong, namun yang terdengar hanya pantulan gema suaranya.

Detak jantung Chelia makin berpacu mana kala menyadari sosok di belakangnya itu terkekeh dan berjalan mendekat. Chelia memutar kepala, menghadap pada sosok yang sangat dikenalinya itu lekat-lekat, sampai kemudian sebuah jarum suntik menusuk lehernya diiringi rasa perih begitu sekian mililiter cairan pelumpuh syaraf diinjeksikan ke dalam pembuluh vena di sana. Tidak butuh waktu lama untuk kaki dan tangan Chelia melemas, tubuhnya hampir terkulai menubruk lantai yang dingin, namun sosok di hadapannya itu sigap menahan.

Chelia tak lagi bisa bersuara, lidahnya keluh, rahangnya mengeras dan sulit digerakkan hingga yang terdengar hanya jeritan lirih diselingi air mata yang terus mengalir.

Sosok itu menunduk, menempelkan telunjuk di bibir Chelia, menyeka air matanya dengan sarung tangan kemudian berbisik pelan,

"Di luar dingin, jangan kemana-mana."

⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️

Prescriptio Notes 📑
Dilatasi pupil mata : pelebaran pupil mata yang terjadi saat intensitas cahaya rendah, untuk menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk ke mata. Terjadi pula saat berada dalam keadaan waspada, takut ataupun terancam karena aktivitas dari saraf simpatik.

☕☕☕
.

.

.

Halo semua, terima kasih sudah membaca bagian ini
٩(๛ ˘ ³˘)۶♥

Prescriptio adalah cerita tentang dunia farmasi. Oleh karena itu akan ada banyak istilah yang mungkin tak biasa kalian dengar. Sebisa mungkin kata-kata yang seperti ini kugeneralisasi agar lebih mudah dipahami dan enak dibaca. Hope you can enjoy my story
💕💕💕

Prescriptio☕  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang