-Chemical Reaction-
~♥Happy-Reading♥~
.
.
.
"APA?! Jadi kak Riva, kak Vian, dan pak Arya itu pendiri Notix?!"
Bletak! Sebuah getokan mendarat mulus di kepala Edward diiringi seruan tertahan dari teman-temannya yang kompak memberi isyarat agar ia memelankan suara.
"Bule muatan lokal ini berisik banget! Sekali teriak pakai toa mushollah sana, biar bisa satu fakultas bisa dengar!"
"Sorry." Edward menyengir dan beralih pada Chelia lalu berbisik, "Kamu serius, Chelly? Bagaimana bisa?"
Chelia menarik napas panjang. Karena Edward dan Erva baru tiba beberapa menit lalu, ia harus mengulang kembali seluruh rangkaian ceritanya dari awal sampai akhir.
"Biar aku saja yang cerita." Rama berdiri. "Pada zaman dahulu—ups!" Rama merasakan tangannya yang mengayunkan membentuk lengkungan semu di udara mengenai wajah seseorang.
"Aduh!" Arya yang melintas di sebelah Rama meringis saat mendapat sambaran dari tangan milik adiknya tersebut.
"Kak Arya tidak apa-apa? Ah, maksudku Pak Arya." Chelia yang spontan berdiri celingak-celinguk, memastikan tidak ada yang mendengar kata-katanya barusan. Dalam lingkungan kampus mereka harus berbicara formal, terlebih karena kedudukan Arya.
Arya tersenyum tipis mendengar Chelia meralat ucapannya. "Tidak apa-apa, Chelia."
"Matamu nggak kecolok kan, Kak? Semoga nggak deh, kamu belum menikah masalahnya." Rama bergegas menghampiri Arya dan memeriksa keadaan kakaknya.
"Tidak apa-apa! Aku oke." Arya menepis kedua tangan Rama yang terulur ke wajahnya. Sekilas ia melirik jam digital di pergelangan tangan kirinya kemudian melemparkan tatapan gamang pada ketujuh mahasiswa yang masih duduk-duduk santai di pelataran fakultas itu. "Sebentar lagi jam pelajaran dimulai. Kenapa kalian masih di sini?"
"Masih jam 7, kok!"
Arya memeriksa kembali angka yang tertera di arlojinya, memastikan lobus oksipitalis sebagai pusat penglihatan di otaknya tidak keliru menerjemahkan transmisi sinyal yang dikirim sang retina.
Jam 7 dari mana! Jelas-jelas ini hampir pukul 8! Arya melirik Rama dengan kening berkerut. Atau jangan-jangan adiknya itu mengerjainya lagi dengan mereset waktu jam tangannya?
Seolah mengerti ke arah mana pikiran Arya, Rama kembali bersuara. "Jam 7 waktu Indonesia bagian barat, maksudku."
"Masalahnya ini Indonesia bagian tengah, Rama!"
Rama mengangkat bahu, "Ini memang Indonesia Tengah. Terus letak masalahnya di mana? Nggak mungkin kan, pulau terbesar kesebelas di dunia ini di geser sedikit biar jadi Indonesia Barat?"
"Siapa juga yang ingin melakukan hal mustahil begitu!"
"Makanya tidak usah mempermasalahkan letak geografis pulau kita!"
"Siapa yang mempermasalahkannya!"
"Yang barusan bilang masalahnya ini Indonesia bagian tengah, siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Prescriptio☕
Mystery / ThrillerMenjadi mahasiswa farmasi yang super sibuk seolah cobaan yang belum cukup bagi Rama dan kawan-kawannya. Berbagai kejadian misterius terjadi pada orang-orang yang memiliki masalah dengan salah seorang di antara mereka. Ketika persahabatan diuji oleh...