12. Notix ☕

1.1K 181 287
                                    

Happy-Reading

-Notification-

.

.

.

Gen, unit pembawa informasi genetik dari induk kepada keturunannya untuk mempertahankan spesifitas susur galur keluarga. Merupakan deretan kode-kode DNA yang melalui serangkaian proses atomik diterjemahkan dan dieskpresikan dalam bentuk "sifat".

Arya adalah satu dari sebagian kecil siswa jurusan IPA yang memiliki hobi unik menafsirkan urutan-urutan basa nitrogen tersebut--sesuatu yang meresahkan hati bagi mayoritas siswa lainnya.

Bagi Arya, sains adalah hal yang luar biasa. Dengan bermodalkan sampel irisan kulit, helaian rambut, bahkan air liur sekalipun, personalitas dan riwayat biologis seseorang dapat terindentifikasi. Arya selalu dibuat takjub dengan bidang ilmu yang berhasil membuatnya paham akan hakikat dirinya sebagai turunan dari ayah dan ibunya tersebut, membuatnya tersadar bahwa sehebat apapun seseorang, tidak ada alasan untuk mendurhakai kedua orang tua, sebab unit kehidupan terkecil sekalipun dibentuk dari substansi genetika keduanya.

Satu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Arya sama sekali adalah bahwasanya beberapa lembar hasil pengujian hereditas--materi yang digemarinya tersebut--suatu saat akan menjadi momok bagi keutuhan keluarganya.

Saat itu Arya yang baru pulang sehabis mengikuti bimbingan belajar wajib bagi siswa kelas dua belas
dibuat terkejut dengan ruang tengah rumahnya yang berantakan. Arya menyusuri tangga dengan panik sambil memanggil-manggil ibunya.

"Ibu!" Arya berseru, mendapati ibunya duduk di sofa sambil bersenandung kecil, meninabobokan Rama di pangkuannya. Ibunya tersenyum, membentangkan sebelah tangannya menyambut Arya, sedang tangan satunya tetap dipergunakan untuk membelai Rama yang mulai terlelap.

Arya berjalan mendekat dengan was-was. Perasaannya berkecamuk melihat goresan luka di badan Rama dengan perban berwarna senada pada bagian dahi. Rama yang begitu disayangi dan dilindunginya, adik kecil yang sering kali meminta diajarkan ini-itu dan merengek ditemani bermain, yang senyum dan tawanya selalu berhasil menghilangkan penat Arya sepulang sekolah.

"Hasil try-outnya sudah keluar, Sayang?"

Arya yang menerima rangkulan ibunya mengangguk. "90 untuk kimia dan matematika. 93 untuk fisika. 95 untuk biologi," jawabnya berusaha terlihat bangga seperti bisanya.

"Anak ibu memang pintar."

Arya menahan air mata begitu sang ibu mengusap lembut kepalanya. Menurut penelitian, kecerdasan seseorang diturunkan oleh gen ibu. Karena itu bagi Arya, semua prestasi yang diperolehnya sampai saat ini tidak akan tercapai bila bukan karena turunan dari sang ibu.

Arya menatap ibunya yang masih memasang senyum. Terima kasih telah melahirkanku sebagai anakmu, Ibu.

"Arya, besok ibu dan adikmu akan ke rumah kakek untuk sementara. Persiapkan dirimu untuk ujian dengan baik, Sayang. Tapi jangan memaksakan diri," Arya melihat mata ibunya berkaca, "dan ... tolong bantu ibu mengurus ayahmu selama ibu tidak ada."

Arya terhenyak beberapa saat. "Tunggu! Ibu ingin pergi?!"

Ini sungguh tidak lucu bagi Arya. Kakeknya berada di luar kota, dan dengan semua urusan pelik menjelang kelulusan, Arya tentu tidak punya pilihan selain berpisah dengan sang ibu.

Prescriptio☕  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang