33. Controversia ☕

232 54 9
                                    

civil war

❤Happy-Reading❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤Happy-Reading❤

.

.

.

Vian membuang napas panjang begitu mendapati Rean berbaring santai di sofa ruang kerjanya. Vian tahu adik sepupunya itu tengah dirundung masalah namun masih enggan bercerita. Sekitar pukul setengah sebelas malam tadi tanpa angin tanpa hujan ia datang menginap di rumahnya yang jauh dari kampus. Sekarang pun ia masih bermalas-malasan. Sangat bukan dirinya sama sekali.

"Rean! Ini sudah hampir pukul delapan!" tegur Vian berusaha terdengar galak.

Rean hanya berdecak kemudian mengubah posisi.

"Bangunlah adik," kata Vian lagi mengacak rambut Rean. Vian memang dikenal sebagai pribadi yang lembut dan penyayang, tidak terbiasa melakukan pemaksaan.

"Aku sakit," balas Rean ala kadarnya.

"Kamu berpura-pura sakit pada orang yang tiap hari berurusan dengan orang sakit."

Rean bangkit. "Kalau begitu aku ganti. Aku tidak sakit. Aku malas."

Vian tertawa sembari memegangi dahi Rean. "Kamu malas? Sepertinya aku benar-benar harus membuatkanmu surat keterangan sakit kalau begini." Vian menyeka iar matanya yang ikut keluar. "Bisa-bisanya makhluk serajin kamu berkata malas!"

"Makhluk?"

"Kata Rama kita semua mahkluk Tuhan?"

Rean mendecih. Ia kemudian berdiri, mengitari ruang kerja Vian, memeriksa setiap sudut untuk sekedar membunuh waktu. Sejujurnya Rean pun enggan berlama-lama di sana tanpa kerjaan. Terbiasa aktif bergerak membuatnya merasa malas untuk bermalas-malasan.
Rean hanya berusaha menghindari teman-temannya dan berniat masuk tepat saat kuliah dimulai nanti.

Rean sadar betul apa yang dilakukannya pada Rama kemarin adalah kesalahan, namun emosinya di luar kendali.

"Kamu menggambar, Kak?" tanya Rean begitu menemukan seperangkat alat gambar beserta beragam merk pewarna di atas meja kecil di salah satu sisi ruangan.

"Ya. Kalau bosan aku biasa menggambar."

Rean mematut dan menarik kertas-kertas berisi lukisan dan sketsa Vian yang terbilang luar biasa untuk seorang bukan seniman sepertinya. Beberapa di antaranya adalah panorama fakultasnya dari beberapa sudut yang kelihatan begitu pas. Seperti foto yang diambil seorang fotografer handal.

Prescriptio☕  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang