[ 1 - un ]

3.9K 636 147
                                    

"young, tadi gue ketemu kak jisung lho." sohee duduk semangat di sebelah wonyoung yang sibuk gambar-gambar.

"serius? hari ini dia pake sweter merah nggak????" ujar wonyoung, ikut semangat mendengar sohee menyebut-nyebut nama jisung.

sohee menggeleng. "warna abu-abu. ya elah, ya masa dia pake merah mulu. dicuci lah pasti." gerutu sohee.

wonyoung tertawa. apapun warna sweternya, jisung tetap akan terlihat lucu di mata cewek itu.

terhitung sejak masuk SMA, sudah tiga bulan wonyoung menyukai jisung. kata orang, mustahil. karena jisung kelas dua belas, meski umurnya harusnya masih kelas 11.

ya iyalah, anak akselerasi gitu.

tapi wonyoung tidak peduli. semustahil apapun, tidak ada yang salah dengan menyukai seseorang.

memangnya, ada peraturan "siswa kelas 10 dilarang menyukai siswa kelas 12, begitu sebaliknya." begitu?

ada? jelas tidak.

"yaelah young, anak seangkatan juga ada yang cakep, ngapain naksir kelas 12?"
"gabakal dapet young. angkatan kelas 12 juga pada cantik-cantik."
"yakin lo young naksir kak jisung? gak kejauhan tuh?"

pikir kalian wonyoung peduli? tentu tidak.

•••

"tadi pagi gue berangkat bareng temennya si wonyoung yang kemarin beli es teh itu." cerita jisung pada chenle dan guanlin yang sibuk mabar.

"sohee namanya. cakep amat dah." sahut guanlin. "MAMPUS MATI LO KUMIS LELE" makinya, menekan layar game phone nya berkali-kali, kemudian menertawakan kekalahan chenle.

jisung geleng-geleng kepala. "naksir lo sama sohee?" tanya jisung.

"ah, ikan koi cakep juga ditaksir kali sama guanlin." rutuk chenle, masih setengah emosi karena kalah. "tapi ya emang cakep sih." sambungnya.

jisung manggut-manggut. diam-diam menyetujui dua sekawan itu, wonyoung dan sohee, memang cantik.

"wonyoung cakep kok gue gak tertarik ya," gumam jisung.

"SOMBONG LO" chenle menjitak kening jisung. "kayak cakep banget aja."

"ye apaan dah!!" tabok jisung tidak terima. "lo pada kan tau gue dari dulu susah naksir sama cewek, kecuali ceweknya emang berhasil ambil hati gue."

"gue paham kok sung, sabar ya." guanlin beringsut mendekati jisung, menunjukkan pada chenle kalau ia berada di kubu cowok akselerasi itu. "lagian lo masih bocah ah, balik TK sana gak usah naksir-naksiran." ujar guanlin.

"nah tuh." chenle mengangguk setuju. "gak afdol banget demi Tuhan muka kayak lo gini udah kelas 12. gak jantan."

"hm... sabar..." jisung mengelus dadanya sendiri. "ya abis gimana ya nikmat Tuhan gak bisa ditolak."

"nikmat Tuhan maksudnya??"

"ya nih kalau otak gue gak encer, gak bakal dah gue temenan sama lo berdua." tukas jisung.

guanlin mendengus, kemudian beringsut lagi ke sisi chenle. pindah kubu.

"ntar istirahat temenin gue latihan dance ya, siangnya gue traktir mi ayam depan deh." pinta jisung.

"apapun kerjaannya, mi ayam bayarannya. siap laksanakan." chenle dan guanlin tersenyum senang sambil melakukan tos.

•••

sesuai janji jisung tadi, siang ini mereka bertiga sudah duduk di salah satu kursi panjang warung mi ayam depan sekolah.

tidak tanggung-tanggung karena ditraktir, chenle pesan dua porsi.

padahal kalau dia mau beli sendiri--sama abang jualannya sekalian-- pun bisa. tapi namanya rejeki, mana boleh disia-siakan.

"eh nyet itu wonyoung!" pekik guanlin tanpa sadar.

jisung menundukkan kepalanya, malu memiliki teman macam guanlin karena pekikannya tadi berakibat wonyoung menoleh ke arah mereka bertiga.

ada sohee juga.

"goblok goblok goblok." maki chenle pelan sambil menginjak kaki kanan guanlin, cowok tinggi itu kemudian meringis.

"sori, sung. gak sadar." cengirnya. "dia ngeliatin lo dalem banget tadi. penuh perasaan." sahut guanlin.

"hiperbola banget lo." tukas jisung, menengadah lagi bersamaan dengan empat mangkuk mi ayam yang diantarkan ke meja mereka.

guanlin dan chenle tidak menyahut apa-apa lagi, sibuk makan.

sementara jisung masih mengedar pandang ke sekitarnya, siapa tahu masih ada wonyoung.

katanya gak tertarik, tapi nyariin juga.

nihil.

"nyari siapa lo?" tanya chenle, kemudian menarik tisu dan mengelap sisi mulut.

jisung menggeleng, menolak menjawab.

"wonyoung? tuh lagi jalan ke sini. mau makan juga kayaknya." jawab guanlin santai.

jisung sontak menoleh ke arah sekolah. benar ada wonyoung berjalan ke arah warung mi ayam itu juga, berdua dengan sohee.

kemudian, kontak mata. tanpa jisung sangka.

sial. umpatnya dalam hati. belum pernah tahu kontak mata bisa berefek deg-degan.

sweet hurricane. / jisung, wonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang