[ 9 - neuf ]

2.1K 485 73
                                    

seperti biasa, bear with the time skips hehe lov yu ol🤗💖

dua minggu sudah lewat sejak grand hiking. hidup wonyoung tentu bakal tetap normal kalau seonho tidak tiba-tiba memperlakukannya berbeda.

bukannya senang, wonyoung malah ngeri.

dari chat-chat iseng yang isinya 'lagi ngapain?' sampai 'jangan tidur kemaleman yaaa', atau tiba-tiba mentraktir saat istirahat makan siang.

"kak seonho tuh naksir elo." komentar sohee. "dari awal gue udah curiga."

wonyoung geleng-geleng kepala. "masa sih?"

"ck, bocah masa gituan aja gak paham." sahut sohee. "lo jawab sewajarnya aja ke dia, jangan sampe ngasih harapan. ribet."

belum sempat wonyoung merespons, sohee berujar lagi. "tapi kalau lo yang malah jadi demen sama dia ya.... beda urusan."

wonyoung pusing.












"burank-burank amat, sung." tegur guanlin pada jisung yang kini ke kantin pun bawaannya diktat kimia.

*burank (n.) buru ranking, belajar dengan giat dan ambisius demi nilai bagus

"gak mau males-malesan lagi lah gue. tobat." kilah jisung. "lo jagain meja dulu dong gue mau beli batagor." sahutnya.

"gue aja." kata chenle. "gue beli makan ntaran kalo udah sepi."

"yaudah."

chenle duduk di meja favorit mereka bertiga, sementara guanlin dan jisung beralih ke batagor.

"lo jadi mau rantau?" tanya guanlin.

jisung mengedik bahu. "nggak tau gue. mendadak jadi gak pengen, tapi ya gak tau. bingung." keluh jisung.

cowok itu membidik jurusan farmasi untuk kuliahnya tahun depan. tapi masih bimbang karena di saat yang sama juga ingin ambil jurusan biologi.

"apa gue gap year aja kali ya lin." cetus jisung tiba-tiba sambil mengedar pandangan.

kemudian kedua matanya menangkap keberadaan wonyoung yang baru datang, berjalan bersisian dengan seonho. berdua. tidak ada sohee.

"ngawur aja lo. masa gap year diniatin sih. lagian lo kan pinterㅡ woi liatin apa sih." guanlin sadar kalau jisung tidak terfokus pada ucapannya lagi, kemudian ia mengikuti arah pandang sahabatnya itu.

lalu mendecak.

"baru tau?" tanya guanlin.

jisung menoleh. "baru tau apa?" tanyanya.

"itu, wonyoung sama seonho."

"oh," jisung mengusap tengkuknya. "emang udah lama?"

entah atas dasar alasan apa, jisung mendadak ingin tahu.

"lumayan sih. eh tapi gak terlalu lama juga." guanlin sibuk mengingat-ingat kapan pertama kali ia dan chenle memergoki wonyoung dan seonho. "kayaknya sekitar dua minggu lalu. jamannya habis grand hiking tuh, gue sama chenle mergokin mereka berdua berkali-kali." sambungnya, sedikit berlebihan untuk memancing jisung.

sementara jisung ingin protes; "kok gak bilang gue?" kemudian batinnya berteriak, "EMANG GUE SIAPA"

seakan mendengar perang batin jisung, guanlin menyahut lagi. "gue sama chenle mau cerita ke lo tapi ntar reaksi lo juga sama aja, jadi gak usah." katanya.

jisung manggut-manggut tanpa bersuara.

"nyesel?" tanya guanlin.

kelewat buru-buru, jisung menggeleng. "gak lah."







"kak, kayaknya aku ada yang ketinggalan deh.." gumam wonyoung sebelum naik ke boncengan seonho, cowok itu mau mengantarnya pulang siang ini. seperti lima hari belakangan.

seonho menoleh. "apa? dicek aja dulu coba kamu ke dalam lagi." katanya, dagu mengarah ke gedung sekolah.

wonyoung mengangguk. "yaudah, bentar ya kak."

ia masuk kembali ke dalam kelas X IPA 2, menemukan sohee masih berbenah barang-barangnya.

"eh elo. nih tempat minum ketinggalan kan. udah mau gue bawain padahal." kata sohee, mengeluarkan botol berkapasitas 1.3 liter itu pada wonyoung.

si pemilik botol cengengesan. "hehe... tau aja. makasih ya!" serunya, kemudian balik badan, mau bergegas ke depan karena tidak enak harus buat seonho menunggu.

"jadi balik bareng kak seonho?" tanya sohee.

"jadi." wonyoung mengangguk. "duluan ya!"

"yoi!"

wonyoung berderap ke arah gerbang, kemudian melihat sosok jisung di dekat pos satpam. sendirian, kepala tertunduk karena fokus pada layar handphone.

jisung mendongak tepat saat wonyoung berjarak dua langkah dari dirinya.

formalitas, wonyoung tersenyum kecil sambil mengangguk sopan. "permisi kak." katanya.

jisung tidak antisipasi akan disapa, jadi sedikit kikuk. kemudian mengangguk dan membalas senyumnya tipis. "iya, silakan. udah dijemput?"

basa-basi. klise.

"eh... enggak, aku pulang bareng temen." jawab wonyoung. mendadak merasa aneh kalau harus jujur bilang dirinya pulang dengan seonho.

"oh, oke. hati-hati." kata jisung.

wonyoung mengangguk, kemudian melanjutkan langkahnya.

jisung mengekor. ia mengintip dari gerbang, kemudian mendapati wonyoung naik ke boncengan seonho.

"oh." gumam jisung, cenderung pada dirinya sendiri, sambil mengangguk pelan. berikutnya ia melangkah mundur.

beneran rupanya. batin jisung.




update tiap hari boleh gak

sweet hurricane. / jisung, wonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang