[ 8 - huit ]

2.1K 504 73
                                    

isi part ini tidak dijamin sweet hwhwhhw
btw ini 990+ words jd dikomen yes biar aku senang








03.42

entah apa sebabnya, tapi kini jantung wonyoung deg-degan luar biasa. tangannya bahkan berkeringat dingin.

"oke, diperkirakan lima belas menit kita sampe di puncak. jalannya satu-satu ya, pegang talinya yang kenceng, jangan sampe lepas." ucap jisung dari depan. "hati-hati biasanya di sini sering ada batu-batuan jatuh dari atas. besar kecilnya aku gak bisa prediksi, jadi hati-hati."

oke kini wonyoung mengerti sebabnya. ia takut.

"sohee gue takut.." gumam wonyoung, menoleh ke belakang.

"gak papa udah." kata sohee. dia sendiri juga sebenarnya takut, tapi tidak setakut wonyoung.

mereka memulai perjalanan.

jisung dan herin melangkah yakin, karena mereka sudah terbiasa mendaki dan sudah sering mendaki gunung ini.

lain lagi dengan wonyoung yang luar biasa ragu dan takut-takut.

herin beberapa kali menoleh ke belakang. "kamu wonyoung kan ya?" tanyanya.

herin paham betul wonyoung takut. jadi untuk mengalihkan, ia mengajak wonyoung ngobrol.

"hah? iya kak, wonyoung." sahut wonyoung.

herin manggut-manggut. "kamu terkenal tau di angkatanku." katanya.

sekarang wonyoung was-was. ia tahu dirinya sedikit diperlakukan sengit oleh beberapa kalangan kakak kelas, entah sebabnya apa.

"o-oh.. kenapa emang kak?" tanyanya.

jisung diam-diam menyimak dari depan.

"badanmu bongsor," herin tertawa. "banyak yang ngefans katanya."

wonyoung agak lega. "bawaan lahir," cengirnya.

"hati-hati ada batu." sela jisung. "kasihtau yang di belakang." katanya.

pesan "hati-hati ada batu" kemudian disalurkan ke belakang.

"dah lanjut lagi ngobrolnya," kata jisung. "tetep liat jalan ya tapi."

"nyimak ya lo?" pekik herin. tidak memanggil jisung dengan sebutan 'kak', karena mereka akrab dan umur yang sebenarnya sama.

"ya gue punya kuping gimana gak nyimak sih." keluh jisung.

wonyoung tertawa kecil.

"kamu mau ikut ekskul pecinta alam?" tanya herin.

wonyoung menggeleng. "ya... sebenernya mau-mau aja sih cuma orang tua aku gak ijinin." sahutnya.

"kok boleh ikut ini?"

"cuma sekali, gakpapa katanya." kemudian wonyoung terkekeh lagi.

hening. yang terdengar hanya sayup-sayup barisan belakang ngobrol dengan berbisik.

"tumben ya batunya gak pada jatuh kayak waktu itu." kata herin.

"ya udah gak usah dicariin dah." sungut jisung.

"kan gue ngomong doang."

grdrrgdkkrk

"bentar, diem. berhenti!" seru jisung, kelewat kenal sama suara barusan.

sweet hurricane. / jisung, wonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang