[ 6 - six ]

2.4K 499 36
                                    

aku belum pernah mendaki dan gak tau apa-apa jadi ini agak ngasal hehe xoxo








"aduh, dingin."

wonyoung merapatkan jaket tebalnya begitu turun dari bus.

mereka sudah sampai di tempat untuk mendirikan tenda, setelah perjalanan hampir dua hari. letak lapangan kecil ini dekat dengan pos start pendakian.

"panas mah sono di gurun." sahut sohee, kemudian nyengir.

wonyoung tidak menyahut apa-apa, menyusul rombongan berkumpul untuk mendengar briefing dari jisung.

"sore, teman-teman semua." jisung memulai, kedua tangannya ia gosok berkali-kali untuk melawan udara dingin. rambutnya berantakan, wonyoung gemas sendiri melihatnya.

"kita sampai di tempat mendirikan tenda, ya. sekitar jam dua pagi nanti kita mulai naik ke pos start. perkiraan sampai di puncak jam empat pagi." tutur jisung.

"jadi manfaatkan waktu yang ada sekarang untuk bebersih dan istirahat, terima kasih. kalau ada yang perlu ditanyakan atau perlu bantuan bisa ke aku, ryujin, dan herin." tandasnya. tersenyum, kemudian membubarkan para peserta.

wonyoung mengangguk meski jisung juga tidak akan melihat. ia kemudian mengikuti langkah sohee, mendirikan tenda.
















01.17 a.m.

wonyoung dan sohee duduk berdua di dekat api unggun, menenggak jahe hangat dari gelas yang mereka bawa sendiri.

mereka tidak bisa tidur, meski ingin.

"seru juga ya." gumam wonyoung.

"lo bel--"

ctek. ctek.

ucapan sohee terpotong karena tiba-tiba ada nyala senter ke arah mereka. dua kali.

keduanya sontak berbalik, mendapati jisung beberapa langkah di belakang mereka.

"gak tidur dek? yakin?" tanya jisung, agak was was. "kalian orang kan?"

wonyoung tertawa. "iya orang kak. bukan hantu."

sohee diam saja, sengaja memberi kesempatan biar wonyoung ngobrol dengan pembina mereka itu.

jisung melangkah mendekat, duduk di sebelah kanan wonyoung.

mampus mampus mampus.

"wajar sih. aku juga biasanya gak bisa tidur." ucap jisung pelan, kemudian mengembuskan napas lewat mulut. asap mengepul keluar.

"udah berapa tahun kak suka mendaki gunung gini?" tanya wonyoung. beruntung gadis itu mudah menguasai diri, jadi tidak gelagapan di depan jisung.

bahkan di udara sedingin ini, wonyoung masih bisa mencium aroma parfum jisung. kayu manis.

"dari SMP kelas 3." jawab jisung, agak kaget karena wonyoung bertanya duluan. "3 tahun lalu deh." sambungnya.

wonyoung mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.

"kok tumben sendirian kak?" kali ini, sohee yang bertanya.

"chenle sama guanlin kan pelor. nempel molor, gak peduli di manapun tempatnya." sungutnya.

sohee dan wonyoung tertawa pelan, kemudian tiba-tiba terdengar derap langkah kaki dari belakang mereka. ketiganya menoleh.

seonho.

"sini ho, gabung." ajak jisung.

adik kelasnya, meski umurnya sama, itu mengambil posisi duduk di sebelah jisung.

"kok gak pada tidur?" tanya seonho.

"gak bisa kak." jawab wonyoung.

jisung mengangguk. "lo tau sendiri gue gak pernah tidur tiap hiking gini." balas jisung.

seonho tertawa. "belum kenalan nih. kalian namanya siapa?" tanya seonho, mengulurkan tangan sambil menatap wonyoung dan sohee bergantian.

sohee menjabatnya duluan. "sohee kak."

"aku wonyoung."

seonho mengangguk-angguk. "seonho. salam kenal ya."

"iya kak."

wonyoung dan sohee kembali sibuk dengan minuman di gelasnya sambil menatap ke arah api unggun.

jisung, diam-diam mencuri pandang ke sebelah kirinya. wonyoung lebih mirip anak TK dengan penampilan begini. rambut dikucir rendah, jaket kebesaran yang bikin tubuh mungilnya tenggelam, kedua tangannya pun dibungkus sarung tangan. wajah imutnya terpapar cahaya dari api unggun.

lucu.

cowok itu kembali mengalihkan pandangan ke arah api unggun sambil tersenyum kecil.

sementara wonyoung, detak jantungnya enggan kembali pada ritme normal.

sweet hurricane. / jisung, wonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang