MONO

105 5 0
                                    

Aku terbangun oleh sedikit cahaya matahari. Hembusan napasnya terasa disekitar kepalaku,dia masih mendekapku erat. Berniat menyiapkan sarapan,pelan-pelan aku memindahkan tangannya dan mencium keningnya.

Aku ingat Namjoon suka sesuatu yang di tumis dengan sedikit minyak. Aku sudah membeli beberapa peralatan memasak,karena tidak ada satupun alat masak kecuali kompor gas listrik,berhubung Namjoon adalah orang yang super sibuk diluar negeri.

Ketika mulai memasak, hal seperti biasa terjadi. Namjoon memelukku dari belakang,napasnya yang berat kembali menyelimuti pundakku.

"Kok bangun?"
"Aku merasakan sesuatu dikeningku tadi"
Aku tersenyum mendengarnya,dia terbangun karena aku mencium keningnya.

"Are you cooking?"
"Yes sir"
"Can i help you honey?" Tanya Namjoon sambil mencium pundakku.
"No, you can sit on there"
"Wae andwae? Neoleul dobgosipda" (kenapa tidak boleh? Aku ingin membantumu" )

Aku menatapnya
"Gak ngerti"
Namjoon menghela napas.
"When did you finish menstruation?"

Mataku langsung terbelalak.

"Why you asking me like that? Be patient joon, this is not two or three days, this is for a week"
"

"Omo, for a week?why so loooong?"

Dia memang bukan tipe orang yang menunggu, bahkan untuk siklus haid ku.

"Lihatlah ini sebentar,aku mau ke kamar mandi. Kalau menurutmu sudah matang angkat ya" Namjoon mengangguk dan melepas pelukannya.

Aku meninggalkannya sekitaran dua menit,anehnya dia masih menumis padahal aku meninggalkan masakan tadi sudah hampir matang.

"Joon Namjoon... itu sudah bisa diangkat tau. Lihat sudah hangus!"

Dia meletakkan masakan tadi diatas piring. Tau tidak,masakannya tidak terlihat gosong tapi pan nya yang sudah habis mengitam, dasar suamikuuu.

"Lihat masakannya tidak gosong kan, aku memang pandai memasak." Ucapnya sombong.
"Hei lihat dulu,ini pan nya menghitam padahal masih baru"
"Sudahlah,aku bisa membelikan pan itu untukmu sebanyak mungkin bahkan pabriknya"

Lihatlah,ingin sekali aku mencacinya tapi dia adalah kesayanganku.

Akhirnya kami sarapan dengan masakan sedikit gosong, lumayan enak.

"Joon,aku ingin belajar bahasa korea"

Tanyaku ke Namjoon,berharap dia ingin mengajariku supaya komunikasiku dengan keluarganya di korea lancar.

"Tidak usah,bahasa inggrismu bagus untuk apa belajar bahasa korea"
"Biar bisa komunikasi dengan keluargamu"
"Taehyung dan eomma bisa bahasa indo kan"
"Keluarga koreamu joon"

Dia berhenti mengunyah mendengar perkataanku.
" Tidak usah repot,mereka tidak mau mendengar apapun dari kita"

Aku kembali menyinggung masalah lagi,apakah moodnya turun kembali?

"Joon, aku lihat kemarin ada anak perempuan SMA. Apa dia adik tirimu?"

Aku berharap dia mau membahas ini sedikit saja.

"Dia mencari mu,trus dia melihatku dan kegirangan gitu"
"Aku sudah bertemu dengannya sebelum pergi. Namanya kim Geongmin"

Aku menganggukan kepala menandakan aku mengerti. Adiknya sangat mirip dengan Namjoon,putih dan tinggi. Tapi dia tidak memiliki lesung manis.

"Cuman dia dan supirku dulu yang aku percayai dirumah itu"
"Dia mirip denganmu joon"
"Cih,dia tidak mirip dengan si..."

Sebelum dia memaki ayahnya kembali,aku mengecup bibirnya agar dia menghentikan ocehan nya itu.

"Hanya kecupan?" Tanyanya.
"Makanlah,jangan berpikir yang lain" dia hanya tersenyum mendengar jawabanku.

💜💜💜

Setelah makan dan cuci piring bersama, kami bermalas malasan didepan tv berhubung kota seoul hujan deras saat itu. Ditemani segelas teh jepang,kami bercumbu mesra di depan tv. Maklum saja, pasangan baru memang seperti itu apalagi Namjoon yang pikirannya sedikit ah kutakbisa menjelaskan.

Suara dering smartphone Namjoon mengalihkan kami.

"Aish siapa lagi" dia mengangkat telepon nya.

"What?"
"..."
"Aku sedang di korea,tidak bisakah kau yang pergi sekertaris?"
"..."
"Aaah iyaiya baiklah" Namjoon mematikan teleponnya.

Belum aku menanyakan siapa yang menelepon,Namjoon sudah beranjak pergi dari sofa aku mengikutinya.

"Joon,siapa yang meneleponmu?"
"Sekertarisku. Aku harus pergi ke Dubai"
"Sekarang?kau meninggalkanku lagi?"
"Aku pergi untuk kerja"
"Tapi ini kan honeymoon kita, seketarismu bisa mengurusi itu"

Maaf aku terlihat sedikit egois, tapi aku benar benar ingin bersamanya selalu. Dia tidak boleh pergi kemanapun,aku sedang jatuh cinta padanya.

"Honey, perkerjaan ini sangat penting tidak bisa aku tinggalkan walaupun aku membencinya, semua ini untukmu. Lagipula ini kan bukan honeymoon kita,kamu sendiri yang bilang. Aku janji,kita akan pergi ke switzerland untuk honeymoon kita, sekalian berkunjung. Oke?"

Sekarang aku mengerti,Namjoon menjelaskannya dengan lembut. Aku mengangguk perlahan.

Namjoon dan aku membereskan pakaiannya.

"Kamu mau balik atau tetap disini?"
"Aku balik aja, nunggu kamu dirumah. Untuk apa disini seminggu tanpa dirimu"

Namjoon tersenyum mendengar perkataanku. Tiba tiba dia menarikku untuk duduk dipangkuannya

"Namjoon!jangan menyerangku mendadak"
"Hemmm appakah ketika aku balik menstruation mu sudah habis?"

Mendengar perkataannya mukaku memerah dan langsung memukul bahunya,Namun dia juga mencium bibirku dengan bergairah. Aaah aku sangat mencintaimu.

DIMPLES [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang