"Gue suka sama lo, dan itu adalah fakta bukan hoax."-Juki Fandino
***
Juki mendecak sebal "Lo rese, Shan," katanya. Shani hanya tertawa kecil lalu menepuk bahu sahabatnya itu. "Yang penting, lo udah ngungkapin Kalau lo khawatir sama dia,"
Shani sedari tadi ada di UKS dengan Juki. Shani memang begitu, dia akan datang jika diperlukan. Awalnya Juki merasa bosan karna Uli tak kunjung sadar, dan akhirnya dia pun menelepon sang sahabat. Shani yang telah dihubungi oleh Juki pun langsung ke sekolah lewat gerbang belakang. Manjat maksudnya. Saat bertemu, seperti biasa, mereka becanda ria tentang apa saja yang enak dibahas. Kecuali ngomongin orang. Namun ending-nya, Shani malah membahas Uli dan membuat Juki keceplosan tentang perasaan anehnya selama ini. Efeknya, seusai bercerita Juki jadi suka curi-curi pandang dari balik tirai UKS.
"Juk, akhirnya lo jadi ABG juga ya," bisik Shani di dekat telinganya.
"Shan, ih, dia lari," rengek Juki seperti bocah.
"Hmmm... bisikkan gue gak didenger ternyata." batin Shani.
"Dia malu, koplak. Lebay deh,"
"Malu?" Tanyanya bingung.
"Iya, Juki Marjuki! Kemungkinan dia juga suka sama lo. Gue kesel juga sama lo, laga lo aja suka godain chili-chili-an, anak balita, dede gemes, tapi soal ginian lo gak ngerti. Astagfirullah," gerutu Shani seraya menepuk jidatnya sendiri. Juki yang mendengarnya hanya nyengir lebar seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Nyengir aja bisanya," ketus Shani seraya pergi ke luar UKS, yang disusul dengan Juki.
***
"Hah? Serius? Lo juga murid pindahan?" tanya Sendy tidak percaya.
"Iya,"
"Kita sama dong,"
"Iya, gue tau,"
Sendy pun mengulurkan tangan kepadanya. "Kita belum kenalan nih, nama gue Sendy, temen Sponsbob yang ada di Bikini Bottom." dengan senyum yang penuh ketenangan, jabatan itu disambut oleh Uli. "Uli Zetta, panggil aja Uli." Sendy pun tertawa lepas. "Nama lo ngingetin gue sama tetangga yang jual gado-gado, deh."
"Sembarangan, dasar Sendy tupai," ketus Uli, namun Sendy tetap tertawa seraya menepuk-nepuk bahu Uli.
Mereka kini saling kenal, setelah kejadian mengesalkan setengah jam yang lalu. Pada saat itu, Sendy sedang antusias untuk mendatangi panitia ekstrakulikuler. Dan Uli, you know lah, lari gara-gara Juki. Di tengah koridor, mereka saling menabrak satu sama lain, dan saling mengucap "Aduh" satu sama lain. Sendy berdiri terlebih dahulu, lalu membantu Uli untuk berdiri. Di situ lah, Sendy mengajak Uli untuk duduk dahulu di gazebo depan kelas orang, dan berakhir dengan saling mengenal.
"Btw, lo kelas berapa?"
"11 IPS 2. Kalau lo?"
"11 MIPA 4. Btw, lo tadi kenapa lari-lari gitu? Kalau gue sih, udah pasti karna nyariin panitia ekstrakulikuler. Gue terlalu antusias soalnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
JULI
Teen Fiction"Mereka satu planet, mereka satu langit, dan mereka satu tempat. Namun tetap, takdirlah yang mengatur mereka untuk bertemu." Uli bagai sebuah langit yang kini hitam pekat. Juki bagai bintang yang kini tak bersinar lagi. Mereka bertemu. Pertemuannya...