Chapter 4

576 24 7
                                    

"Gue kayak bintang tersesat, yang mencari langit untuk tempat menetap." -Juki Fandino.

***

Sang surya malam telah muncul, Juki masih saja terdiam mendengar amukan emaknya. Bu Odah. Berkali-kali ia ingin minta maaf, tapi dipotong. Berkali-kali juga ia ingin menghindar dari cipratan mulut emaknya yang membasahi dirinya, namun itu susah.

"Kamu tau gak? Warung itu salah satu aset berharga bagi emak, Juk." amuk Bu Odah dengan raut sedih.

"Ma—"

"Udah Juk, pokoknya emak gak mau tau. Besok kamu harus dapetin uang buat gantiin warung emak." pinta Bu Odah.

Juki pun terbelalak mendengar hal itu. "Tapi Mak, Gimana caranya?"

"Pikirin sendiri, tapi emak pesan jangan sampe kamu mendapatkan uang dengan cara yang haram. Ngerti?" tegas Bu Odah seraya menatap dalam anak semata wayangnya itu.

"Tapi Mak—"

"Udah ah, ngerti apa enggak nih?" tanya Bu Odah, sekali lagi.

"Nger... ngerti Mak," tunduk Juki yang benar-benar tidak bisa berkutik lagi jika emaknya sudah begini. pikiran Juki pun terus banjir dengan Uli. Menurutnya, Uli lah yang harus bertanggungjawab atas semua ini.

"Uli, lo itu cantik, tapi sayangnya lo adalah biang masalah." batinnya kesal.

***

Rabu, 20 Juli 2016

"Li, maafin gue ya. Gara-gara gue, lo terlibat sama masalah gue." lirih Berfa yang sedari tadi duduk di pinggir bangkunya.

"iya Fa, gue maafin. Lagian gue juga kemaren bikin masalah. Gara-gara kakak gue datang, warung orang diobrak-abrik." ucap Uli menyesal, seraya menghembuskan nafasnya kasar.

"Haduh, kalau soal warung itu, lo siap-siap kena masalah baru."

"Kenapa emangnya?" tanya Uli panik.

"Warung itu milik Ceu Odah, Li." ucap Berfa seraya menggoyangkan badan Uli berulang-ulang.

"Terus, kenapa sama Ceu Odah?" tanya Uli kebingungan.

"Haduh, Li, Ceu Odah itu ibunya Juki, dan Juki itu temen sebangku gue yang galak itu. Lo tau kan Juki? Yang kemaren sama si Shani itu,"

"What? Dia?" tanya Uli dengan alis yang berkerut.

"Iya!" teriak Berfa, yang membuat penduduk kelas melirik kepadanya.

"Sttt... Fa, jangan teriak. Selow ae," ucap Uli pelan seraya mencubit pinggangnya Berfa dan membuatnya mengaduh kesakitan.

"Fa, tenang aja. Gue gak takut sama si Juki," ucap Uli dengan wajah yang menyunggingkan senyum miring.

"Hah? Yang bener lo?" ucap Berfa dengan kaget. Menurutnya, seseorang yang tidak takut dengan Juki itu mustahil.

"Iyalah," jawabnya dengan raut percaya diri, seraya melipatkan tangannya di atas perut.

"Gilee, Uli beneran kayak kakaknya deh, ngerie gue jadinya." batin Berfa ngeri.

"Eh, elo kenapa bengong kayak gitu Fa?" tanya Uli seraya menepuk bahu Berfa agak keras, Berfa pun hanya nyengir gak jelas terhadap Uli.

"Gak apa-apa kok, Li. Hehehe." cengirnya.

JULI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang