Chapter 11

264 10 3
                                    

"BRAAKK!!" gebrakan dari Berfa berhasil membuat Uli kaget setengah mati. "Berfa!! Ih ngagetin aja!!" geram Uli yang hanya dibalas oleh cengiran Berfa.

Ketika Uli mulai menulis PR lagi, Berfa langsung merebut buku tersebut dari Uli. "Balikin!!" teriak Uli seraya merebut bukunya dari tangan Berfa. Namun Berfa tidak menyerah, dia memainkan tangannya sehingga buku tersebut sulit diraih oleh Uli.

"Li, gue bakal balikin bukunya. Tapi, izinin gue dong buat ngeliat jawabannya. Gue cuma dikasih soalnya sama dia, jawabannya enggak. Pas gue mau liat ke dia, katanya boleh," lirih Berfa

Uli pun mengerutkan keningnya "Lah terus masalahnya di mana?"

"Masalahnya, dia bakal ngasih jawaban asal izin ke elo dulu. Jadi gimana, lo mau ngizinin gue gak?" lanjut Berfa, yang membuat Uli kaget sakaligus heran. "Maksud dia apa sih, itu kan jawaban punya dia. Kenapa harus ke gue izinnya sih?" batin Uli berucap. Perasaannya bergejolak

Berfa yang melihat Uli melamun, mulai menyadarkannya "Heh! Jadi gimana? Kelas bentar lagi masuk, kasian nih gue. Gue janji buat kali ini aja, nanti gue bakal ngerjain sendiri kok. Please! Mepet banget ini!!" ucapnya dengan nada memohon khas Berfa.

Melihat Berfa yang terus memohon, membuat Uli mengangguk pelan ke arah Berfa "Iya boleh, lagian jawaban ini bukan punya gue kok," katanya dan ia pun spontan mengambil bukunya dari tangan Berfa. "Nyomot-nyomot buku gue, loh!" tukasnya.

Berfa pun yang mendapati hal tersebut, hanya bisa nyengir lalu berkata "Sorry deh... lagian si Juki berlebihan banget, kayaknya dia beneran suka deh sama lo,"

"Apaan sih! Sana ah, gue kan udah izinin. Jadi lo tinggal bilang ke Juki biar dia ngasih jawabannya ke elo. Dan lain kali, lo harus ngerjain sendiri ya. Jangan kayak gini lagi," ucap Uli yang membuat Berfa menarik nafas kasar "Iya, lo juga jangan teledor! Biar lo gak nyalin kayak gini lagi." balasnya seraya pergi dari bangku Uli.

Aldo yang sedari tadi mendengar obrolan mereka, mulai membuka suara "Cie... yang jadi gebetan Juki, conglast yaa!" ucap Aldo seraya menyenggol Uli agak keras.

Senggolannya pun berhasil membuat Uli geram "Aldo ih!" pekik Uli.

"Napa?"

"Bisa diem gak sih?"

"Enggak,"

"Nyebelin banget sih!"

"Bodo!"

Di tengah debat mereka, akhirnya Pak  Seto datang ke kelas dengan tentengan totebag berisikan kertas yang lumayan banyak, dan ATK untuk beliau mengajar.

"Waduh.... Pak Seto udah dateng aja, mana gue belum beres nyalin lagi. Kenapa pelajaran Matematika sepagi ini sih!" umpat Uli, yang masih didengar oleh Aldo. Teman sebangkunya.

"Kalo belum beres, ya lo beresin. Ribet banget," ucap Aldo. Uli pun yang mendengar hal tersebut langsung membalas ucapannya. "Kalo lo temen gue, lo harusnya bantuin gue." ketus Uli. Setelahnya, Uli pun dengan tergesa-gesa mulai menulis lagi. Dia tak peduli dengan bentuk tulisannya, mau seperti cakar ayam pun ia sudah tidak peduli. Yang penting PR-nya bisa selesai tepat waktu.

Namun Uli semakin geram dengan kelakuan Aldo. Bagaimana tidak, dia merebut buku Uli, saat Uli sedang menulis. Dan alhasil, buku tersebut ada coretannya.

"Aldo! Lu ngapain sih—"

"Gue bantuin. Lo diem aja, gue nulisnya cepet. Gak kayak elo, lelet!" ketusnya. Uli pun yang mendengarnya lantas terbelalak tidak percaya dengan tindakan Aldo yang tiba-tiba menolongnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JULI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang