☁️1. Pasien

2.7K 283 32
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul 11 siang. Renjun menguap sambil merentangkan tangannya ke atas sedetik setelah dosennya keluar dari ruang kelasnya. Akhirnya, kelas paginya selesai juga.

Renjun bergegas membereskan barang - barangnya lalu bersiap untuk pulang. Baru saja ia akan melewati pintu ruang kelasnya, handphone-nya yang berada di saku bergetar.

Ia mengeluarkan handphone-nya lalu melihat bahwa maminya sedang menelponnya.

"Halo, mi. Ada apa?"

"Kamu masih kuliah?"

"Ini baru aja kelar." jawab Renjun sambil mengeratkan tali tas di pundaknya dan berjalan keluar.

"Masih ada kelas lagi nanti?"

"Ada sih jam 2. Kenapa?"

"Ini kakek kamu masuk ICU. Kamu bisa jagain dulu sampe sore nanti? Mami sama papi masih ada kerjaan jadi ngga bisa lama - lama di sini. Nanti sore om Henry dateng kok. Kamu tungguin dulu sampe dia dateng ya. Kelasnya bolos dulu aja."

Renjun berusaha mencerna rentetan kalimat maminya itu lalu bergegas ke parkiran.

"Oke, mi. Send location rumah sakitnya aja ya."

"Iya. Mami tunggu."

🍑🍑🍑

"Kakek kenapa, mi?" tanya Renjun saat ia tiba di ICU.

"Katanya infeksi paru - paru. Abis ini mau dipindahin ke kamar, udah mami urusin kok." Maminya menyentuh pundak kanannya, "Kamu temenin dulu ya? Mami sama papi harus balik ke kantor sekarang." 

"Iya, mi. Hati - hati."

Renjun melambaikan tangannya pada mami dan papinya sebelum mereka pergi.

Ia lalu duduk di kursi samping tempat tidur kakeknya. Kakeknya terlihat sedang tidur dengan infus yang menancap di punggung tangannya dan selang oksigen di hidungnya.

Padahal kakeknya ini biasanya selalu mengajaknya untuk olahraga tenis setiap Sabtu pagi dan selalu bersepeda ke mana - manaㅡhidupnya terbilang cukup sehat untuk lansia di atas 70 tahun.

Mungkin karena faktor umur, akhir - akhir ini kakeknya memang sering sakit walaupun biasanya hanya batuk dan demam.

Ia tidak tahu jika kakeknya sampai mengidap penyakit infeksi paru - paru seperti ini.

Tak lama 2 orang suster menghampirinya dan memberi tahunya bahwa kakeknya akan segera dipindahkan ke kamar inap.

Renjun pun mengikuti suster - suster yang langsung mendorong kasur kakeknya entah ke kamar yang mana.

Mereka menaiki lift hingga lantai 7 lalu suster - suster itu berbelok ke kanan dan terus berjalan sepanjang lorong.

"Makasih suster." ucap Renjun saat mereka telah tiba di kamar inap kakeknya.

"Kalau butuh apa - apa silahkan pencet bel yang ada di samping tempat tidur ya."

Renjun hanya mengangguk lalu suster - suster itu pergi meninggalkannya.

Ia langsung mengirim pesan ke maminya untuk memberi tahu letak kamar inap kakeknya.

Sekarang ia hanya perlu menunggu omnya untuk datang. Karena kakeknya masih tertidur, tidak ada orang yang bisa ia ajak bicara. Akhirnya Renjun hanya bermain game di handphone-nya hingga ia mengantuk lalu tidur di sofa yang ada di sana.

vivant • huang renjun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang