"Syukurlah kakek ngga perlu opname lagi, Renjun hari ini temenin mami di rumah ya jaga kakek."
Renjun yang sedang menemani maminya mengurus administrasi kakeknya hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"T-tapi kayaknya nanti sore aku mau pergi deh, mi."
"Ke mana?"
"Ngerjain... ngerjain tugas. Iya ngerjain tugas kelompok."
Maminya melipat kedua tangan di depan dadanya, "Tanggal merah gini ngerjain tugas?"
Sialan. Batin Renjun. Maminya pasti langsung tahu jika ia berbohong.
"Anu, mi... Aku mau pergi sama temen - temen aku." jawab Renjun sambil menunduk, "Tapi sebentar aja kok ya? Boleh ya?" kali ini ia mendongak dan menatap maminya dengan tatapan memelas.
"Temen - temen yang mana? Kalo temen - temen kamu yang kayak anak berandalan itu mami ngga bolehin."
"Bukan, mi. Temen SMP aku. Mark hyung, Jeno, Jaemin sama Haechan. Inget, kan?"
"Oh yaudah kalo gitu. Emang kalian mau ngapain sih?"
"Ya main aja, mi. Pokoknya boleh kan?"
Maminya menghela nafasㅡtidak dapat menolak permintaan anak semata wayangnyaㅡlalu mengangguk.
"Jangan pulang malem - malem ya tapi."
Renjun mengangguk sambil tersenyum.
🍑🍑🍑
Renjun mengetuk pintu kamar Emma sekali lalu membukanya tanpa menunggu jawaban dari Emma.
"Emma?"
Emma yang sedang membaca buku di kasurnya menoleh ke asal suara, "Oh Renjun."
"Ini aku sama temen - temen aku, boleh masuk?"
"Kalo aku bilang ngga boleh kamu bakal pergi emangnya?"
"Engga sih." jawab Renjun sambil tersenyum tengil, "Masuk aja guys." ucap Renjun pada 4 laki - laki yang menunggu di belakang punggungnya.
"Halo." "Permisi." "Hai." "Emma, ya?" ucap mereka bersamaan begitu mereka memasuki kamar Emma.
Emma sedikit kaget saat dihujani sapaan dari banyak laki - laki sekaligus. Ia tidak mengira ternyata teman yang diajak Renjun sebanyak ini.
"O-oh iya, hai. Masuk aja."
"Emma, kenalin ini temen - temen aku. Jeno, Jaemin, Haechan dan yang ini setaun lebih tua dari aku, Mark hyung."
"Ah, salam kenal, aku Emma." jawab Emma sambil tersenyum canggung.
"Emma, ini kita bawa buah buat kamu. Dimakan ya. Semoga cepet sembuh juga." Haechan menyodorkan sebuah kantung plastik berisi apel dan langsung diterima Emma.
"Makasih ya."
"Jun, btw ini pasti kerjaan lo deh. Boneka Moomin and friends yang berjejer ini pasti dari lo, kan?" ucap Mark sambil menunjuk jajaran boneka yang ada di meja kecil tepat di samping kasur Emma.
"Ya mau gimana lagi, abis dia jadi suka Moomin juga."
"Hah dia siapa?" tanya Haechan.
"Ya... Emma lah."
"Astaga." ucap Jeno dan Jaemin bersamaan.
Tidak mereka sangka ternyata Renjun akhirnya berhasil membuat orang menyukai Moomin juga setelah gagal membuat mereka berempat menyukai Moomin.
KAMU SEDANG MEMBACA
vivant • huang renjun ✔️
Fanficmereka bilang kita baru mengetahui bahwa sesuatu itu berharga setelah kita kehilangan hal tersebut. tapi tidak, kata - kata itu tidak berlaku bagiku. 181021 - 181203✔️