☁️4. Companion

1.1K 186 10
                                    

Tak terasa sudah dua minggu Renjun selalu mengunjungi rumah sakit ini hampir setiap hari. Sudah menjadi kebiasaannya juga untuk mengunjungi Emma sebelum ia menemani kakeknya pada malam hari.

Biasanya mereka hanya akan mengobrol dan menonton video - video lucu di kamar Emma atau sekedar jalan mengelilingi tamanㅡmenghirup udara sore hari dan menikmati matahari terbenam.

Sama seperti hari - hari sebelumnya, Renjun pun langsung mengunjungi Emma setelah ia selesai dengan kelas sorenya.

"Astaga. Pasti Moomin lagi."

Pemandangan pertama yang Renjun lihat saat ia memasuki kamar Emma adalah bagaimana Emma bersandar di kasurnya yang sedikit ditegakkan dengan kedua tangan yang memegang handphone dan kedua matanya yang menatap layar lekat - lekat.

Bahkan Emma sepertinya tidak menyadari kehadiran Renjun yang sudah ada di dalam ruangan ini selama beberapa detik.

"Woy."

Emma menoleh ke asal suara. Renjun dengan wajah cemberutnya menyapanya sore ini.

"Hai." jawab Emma singkat sebelum kembali menatap layar handphone-nya lagi.

"Jadi ini ya yang dirasain temen - temenku saat liat aku nontonin Moomin terus?"

Emma tidak bergerak sama sekali kecuali ia hanya mengedikkan bahunya.

"Ngga. Ngga bisa gini. 3 hari ini kamu ngga keluar kamar cuma nontonin Moomin doang. Ayo keluar, kamu harus kena udara luar."

"Iya iya 1 episode lagi."

Renjun langsung merampas handphone Emma dan memasukkannya ke saku celananyaㅡmencegah Emma untuk merebutnya kembali.

"Renjun! Balikin ngga!"

"Ngga." Renjun menjulurkan lidahnya.

"Ngga usah ngajak berantem. Balikin cepet."

"Keluar dulu."

"Renjun ih!"

Renjun hanya terkekeh melihat raut wajah Emma yang berubah drastis menjadi judes setengah mati.

"Kamu marah - marah terus. Kebanyakan nonton Moomin ini pasti kan, jadi kayak Little My aja lama - lama."

"Enak aja!"

"Tuhkan marah lagi."

"Terus kalo aku Little My, kamu apa? Snufkin?"

Renjun berpikir sebentar sambil menggumam. Ide Emma tidak buruk juga.

"Bisa sih. Kan dia suka musik, aku juga suka musik. Dia kalem, baik, aku juga. Dia-"

"Ya ya ya terserah. Udah mana cepet."

"Apanya?"

"Handphone aku!"

"Iya nanti aku balikin, tapi keluar kamar dulu. Lagian kita udah lama lho ngga ke taman bareng. Kamu pasti ngga tau kan kalo danaunya udah surut?"

"Hah? Yang bener?"

"Tuhkan ngga tau. Makanya ayo keluar."

Entah Emma sedang dibodohi atau tidak, yang jelas perempuan itu memang sedikit merasa panik jika danau yang ada di taman belakang benar - benar surut. Sudah pasti pemandangan di sana akan berubah drastis tanpa air yang memenuhi danau kecil itu.

Dengan berat hati, Emma turun dari kasurnya lalu mengambil jaket dan memakai sandalnya.

Renjun langsung tersenyum puas saat melihat perempuan itu akhirnya mau menuruti perintahnya.

vivant • huang renjun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang