☁️5. Present

973 175 7
                                    

Renjun menguap sambil menutup mulutnya. Rasanya waktu berjalan sangat lambat setiap ia ada di ruang kelas ini.

Ia mengeluarkan handphone dari sakunya dan memainkannya secara diam - diam untuk menghilangkan rasa kantuknya.

Well, walaupun daritadi ia memang tidak mendengarkan profesornya, setidaknya ia tidak boleh tertidur di kelas. Itu tidak sopan.

Jari - jemarinya bergerak memainkan game puzzle kesukaannya.

1 level, 2 level, 3 level telah ia selesaikan, tiba - tiba permainannya terganggu saat sebuah telepon masuk.

Ia hanya tersenyum kecil saat melihat nama yang tertera di layar.

Ia menekan tombol hijau dan menunduk untuk mendekatkan mulutnya ke handphone-nya yang ia letakkan di atas meja.

"Aku masih kelas, Emma. Sabar." bisiknya sepelan mungkin.

"Kok lama? Katanya jam 2 kelar."

Renjun buru - buru mengecilkan volume speaker-nya karena suaranya ternyata lebih kencang dari yang ia kira. Ditambah ruang kelasnya yang hanya dipenuhi suara profesornya semakin menggemakan suara dari handphone-nya.

"Hwang Injun."

"M-maaf prof. Ini mami saya tiba - tiba telepon." alasan Renjun.

"Keluar sana."

Renjun menegang. Masa iya dia diusir dari kelasnya?

"Angkat dulu teleponnya." lanjut profesornya.

Renjun diam - diam menghela nafas lega. Ia berdiri dari bangkunya lalu keluar dari kelasnya.

"Heh gara - gara kamu telpon, aku jadi diusir dari kelas tau ngga." ucap Renjun tanpa harus berbisik lagi.

"Hah serius?"

"Iya."

"Bagus dong? Kamu bisa lebih cepet ke sini kalo gitu."

"Enak aja! Kalo nilaiku jadi jelek emang kamu mau tanggung jawab?"

Renjun dapat mendengar Emma tertawa singkat, "Ya engga lah."

"Dasar. Yaudah sabar. Aku tau kamu kangen aku kan? Ngga disamperin sehari aja langsung nyariin gini."

"Najis. Bye." dengan kejamnya Emma benar - benar langsung memutus sambungan telepon mereka.

Renjun menatap handphone-nya dengan speechless sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.

Bener - bener pertama kalinya kenal orang macem kayak gini. Batin Renjun.

🍑🍑🍑

"Emmaaa!" seru Renjun begitu ia membuka pintu kamar perempuan itu.

Langkah kakinya langsung terhenti dan ia buru - buru menutup mulutnya saat ia melihat dua orang asing yang ada di sana.

Seorang wanita dan pria paruh baya yang duduk di samping kasur Emma menatap Renjun dengan pandangan heran.

"O-oh, maaf." Renjun membungkuk pelan dengan canggungnya.

Emma yang melihat Renjun langsung tertawa lalu melambaikan tangannya.

"Sini. Ini mama sama papaku."

"Ah..." Renjun menggumam pelan sambil menunduk dan tersenyum canggung lagi ke arah orang tua Emma.

"Perkenalkan, saya Renjun. Atau bisa dipanggil Injun juga."

vivant • huang renjun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang