Theory 11

59.2K 7.6K 1K
                                    

Sorry bray. Event padat merayap gak santai 😌

Yang pengin kenal Rama, Vera, Hafidz, Danar, monggo meluncur ke Cupid's Mistake. Aku publish lagi 😅

~~~oo0oo~~~

"Sampe juga lo!"

Kaisar melambaikan tangan ke arah beberapa temannya, menyapa ala cowok dengan tos dan pelukan singkat.

"Mobil, lo dorong? Lama banget."

Kaisar mendengus mendengar ucapan temannya. Gara-gara harus stand by di rumah bersiap menjemput adiknya kalau-kalau anak manja itu pulang malam, Kaisar jadi terlambat datang ke acara kumpul-kumpul dengan teman-teman kuliahnya dulu.

Sebenarnya, saat Rosie heboh diterima kerja di RPG yang katanya salah satu perusahaan property terbesar di Indonesia, Kaisar jadi salah satu orang yang senang. Pikir Kaisar, jatah jajan Rosie yang selama ini masih dia suplai bisa berkurang, jadi Kaisar bisa mengalokasikan untuk yang lain, seperti untuk hobinya.

Kenyataan memang sering kali menyakitkan, bukannya berkurang suplai jajan Rosie, ini malah bertambah, Kaisar malah sering dapat tugas tambahan antar-jemput Si manja oleh paduka Ayah, atau dia bakal dicoret dari daftar ahli waris kalau menolak dengan alasan apa pun. Rugi dua kali lah Kaisar, rugi materi dan waktu. Jatah pacaran dan mainnya tersita untuk ikut mengurus Si manja.

Syukur, malam ini Rosie pergi bersama seorang temannya sepulang kerja, dan Rosie bilang akan diantar pulang. Kaisar berketekad mengenal teman Rosie itu, siapa tau bisa diajak bersekutu, kalau-kalau dia sibuk, teman Rosie ini bisa dia jadikan supir cadangan.

"Yoga mana?" Tanya Kaisar pada lima cowok di depannya—siapa pun lah yang bersedia menjawab.

"Di atas, sama Bari."

Kaisar menaikkan sebelah alisnya. Belakangan jadi sensitif dengan orang bernama Bari. Semua gara-gara Rosie yang nggak pernah berhenti cerita Mas Bari begini, Mas Bari begitu, walau pun Kaisar nggak pernah meladeni cerita Rosie.

"Bari siapa?"

"Temannya Yoga yang punya bengkel ini juga. Minum ambil di sana tuh." Gusti yang menjawab, lalu menunjuk showcase chiller yang berada agak jauh dari tempat mereka duduk.

Kaisar cuma mengangguk lalu berjalan ke arah showcase chiller  mengambil sekaleng soda dari sana. Masih berdiri di dekat showcase chiller , Kaisar mengamati bengkel milik Yoga. Sudah lama Yoga mengundangnya untuk datang, tapi entah karena pekerjaan atau yang lain, kunjungan Kaisar selalu batal, sampai hari ini akhirnya dia memiliki waktu untuk melihat bengkel Yoga.

Untuk seorang pemula, yang katanya membuat bengkel hanya untuk hobi. Bengkel milik Yoga dan temannya ini nggak bisa dibilang sederhana juga. Bangunan ruko tiga lantai, dengan lantai dasar berfungsi sebagai bengkel, lantai dua sebagai ruang tunggu yang sekarang Kaisar dan teman-temannya tempati, lalu lantai tiga yang sepertinya berfungsi sebagai kantor.

"Sampai juga."

Tepukan di pundak membuat Kaisar menoleh, merespon sapaan Yoga dengan pelukkan singkat. "Ke bulan juga gampang kali sekarang. Apalagi cuma ke sini."

"Halah! Gampang pun gue harus nunggu dua tahun baru lo tengokin." Kaisar tertawa lalu merangkul bahu Yoga. "Kenalin nih, Kai. Partner bisnis gue, Bari." Kaisar menoleh pada laki-laki tinggi yang berdiri di samping Yoga, mengulurkan tangan untuk bersalaman. "Kai ini ce'es gue banget zaman kuliah, Bar."

The Slimfit TheoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang