Theory 32

54.2K 6.1K 613
                                    

세상에서 가장 아름다운 말 내가 너에게만 말하고픈 그 한마디
눈을 감고 들어봐 고백할게 널 사랑해
세상에서 가장 행복한 그 말 내가 너에게만 듣고 싶은 그 한마디
눈을 감고 말해봐 고백해줘 날 사랑한다고

The most beautiful words in the world is the words that I want to say to you
Close your eyes and listen, I will confess to you, I love you
The happiest words in the world is the words that I want to hear it from you
Close your eyes and say, confess to me that you love me

Beautiful Words - Jeon Geun Hwa 

~~~oo0oo~~~

"Nggak norak?"

"Orange, keren kali."

"Gue srek yang hitam deh."

"Kembaran dong sama Bari."

Bari yang baru pulang menjemput Rosie dari kantor mengerutkan alis, heran melihat Yoga yang sudah nangkring di teras rumah Rosie bersama Kaisar.

"Apa merah aja ya, Ga?"

Alis Bari makin berkerut saat salamnya dan Rosie nggak dibalas Kaisar atau pun Yoga, keduanya sibuk memandang ponsel masing-masing, membicarakan warna yang Bari nggak paham soal apa.

Rosie menarik lengan kemeja Bari, mengisyaratkan dirinya akan masuk ke dalam dan disambut anggukkan juga usapan di kepalanya dari Bari.

"Eh, ada adik ipar." Kaisar pura-pura terkejut dengan kehadiran Bari, lalu nyengir menyapa Bari yang melotot panik. Buru-buru Bari melirik ke dalam rumah, memastikan Rosie sudah nggak berada dalam jangkauan dengar sapaan Kaisar.

"Belum ngomong dia kayaknya." Yoga berkomentar melirik Kaisar.

"Lama lo!" Seru Kaisar sambil menggeser duduknya, memberi tempat untuk Bari. "Nggak sabar nih gue mau ganti mobil baru."

"Yoga."

Yoga dan Kaisar terbahak melihat Bari panik. Memang semenjak Hadi memberitahukan pada keluarga—kecuali Rosie—perihal niat Bari, Kaisar buru-buru memberitahu Yoga, lalu secepat itu pula Bari menjadi bulan-bulanan keduanya.

"Bengkel gue jual, kalau Kai minta yang kayak Rambo."

"Wah!! Cuma gara-gara cewek, lo mau ngerusak cita-cita kita?" Yoga mulai bereaksi berlebihan.

"Heh!" Kaisar menendang kaki Yoga. "Cuma cewek? Adik gue itu!"

Yoga cengar-cengir menangkis lemparan bantal kursi dari Kaisar.

Terhitung sudah satu minggu sejak diterimanya permohonan izin resmi Bari oleh ayah Rosie. Selama seminggu pula Bari memikirkan bagai mana cara yang pantas untuk mengutarakan niatnya pada Rosie. Kasihan calon istrinya itu, sudah pas pacaran ditembaknya asal-asalan, masa iya lamaran juga sembarangan.

"Jadi, lo nunggu apa lagi? Gue udah ngalah nih." Kaisar melupakan celetukan Yoga, lalu beralih pada Bari yang duduk di sebelahnya.

"Bingung bilangnya gimana."

"Yaelah, Bar." Kaisar menepuk keningnya, mulai geregetan dengan bakal calon adik iparnya. "Udah deh, Oci pasti terima lo, kok. Nggak bakal peduli lagi dia gimana cara lo ngajak kawin."

"Sok sok polos. Kayak baru pertama kali aja." Yoga mencibir, menimpali ucapan Kaisar

Bari berdecak kesal, dua orang terdeketanya ini bukannya memberi dukungan malah makin menambah beban. "Memang bukan yang pertama, tapi gue niatin buat yang terakhir. Makanya gue nggak mau sembarangan." 

The Slimfit TheoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang