ABUN Part-1

702 48 4
                                    

Biar lebih menghayati, yuk dengarin lagunya
(Reygan-Terindah Di Hidupku)
Vote-comment

Episode 1

07.30

Namaku Natusha Aliya Dinata, saat ini aku seorang siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di kota Medan. Aku bukan termasuk siswa populer atau siswa yang aktif di berbagai organisasi sekolah, aku cuma siswa biasa yang setiap hari menjalani rutinitas yang membosankan, melangkah menuju gerbang sekolah dengan sepatu kets putih kesayanganku, tas selempang biru muda yang berisi buku-buku sekolah, peralatan menggambarku dan terkadang sebuah novel. Memakai seragam yang sedikit kebesaran, kata ibuku agar terus dapat dipakai sampai aku tamat sekolah, ini membuatku sama sekali enggak terlihat cantik tapi aku nggak peduli karena tujuanku hanya bersekolah.

Pagi ini gerimis turun rapat-rapat, lumayan membuat seragamku basah jika aku nggak segera bergegas, aku berlari-lari kecil di lorong sekolah dan segera menaiki satu persatu anak tangga. Sebelum sampai di kelas, langkah kakiku melambat mendadak karena di depan sana ada sekelompok siswa yang sedang berkumpul menutup jalanan lorong yang akan kulewati. Aku memberanikan diri melewati siswa-siswa itu karena satu satunya jalan untuk menuju kelasku cuma lorong ini.

Aku menatap mereka dengan bingung karena satupun diantara mereka enggak ada yang kukenali, aku mengira kalau mereka bukan murid di sekolahku. Tapi ada seorang siswa yang menarik perhatianku, ia berdiri diantara kerumunan itu dan menyandarkan punggungnya di dinding kelas. Ia melihat sekilas kearahku, hanya sekilas.

"Pagi, Natusha." salah satu temannya membaca nametag di bajuku, menyapa saat aku melewati kerumunan siswa-siswa itu.

"Iya, pagi juga." jawabku sambil terus berjalan.

Ketika aku berjalan di hadapannya, aku melihat dia menatapku sekali lagi kemudian menaikkan sebelah alis matanya tersenyum simpul kearahku. Aku membalas senyumnya, saat itu juga aku merasakan jantungku berdetak berbeda, berbeda dari biasanya dan akupun berlalu berusaha mengabaikan sesuatu yang terasa di hatiku. Aku terus berjalan lurus kedepan, tiba di pertigaan lorong aku berbelok ke kiri, dua kelas dari pertigaan itu adalah kelasku. Aku menoleh kearahnya sekali lagi, melihatnya diantara tetesan hujan dan daun-daun yang basah, ia masih tertawa bersama teman-temannya.

Setibanya aku di pintu kelas, bel tanda masuk berbunyi. Aku langsung bergegas menuju mejaku kemudian memasukkan tas sekolah ke dalam laci, duduk yang manis menyambut guru yang akan mengajar kami pagi ini dan sesekali mataku memandang keluar jendela melihat jutaan butiran hujan yang turun, mereka indah ketika masih menjadi gerimis.

"Selamat pagi anak-anak!" sapa Bu Selly, guru Biologi di kelas kami.

"Pagi Bu." jawab kami serempak.

Bu Selly memulai pelajaran seperti biasa, menjelaskan tentang sistem ekskresi pada serangga, melanjutkan materi pelajaran kami yang belum tuntas minggu lalu. Setengah jam setelah penjelasan yang membosankan itu, Bu Selly meminta kami keluar dari kelas. Rintik hujan masih turun satu-satu, Bu Selly meminta kami mencari serangga diluar kelas. Aku dan teman yang lain saling tatap, bagaimana mencari serangga saat hujan begini? Astaga Bu Selly !, aku menepuk jidat.

"Natusha, ke kantin yuk." Heliana menarik tanganku sebelum aku menjawab iya.

"Hel, nanti kita dimarahi Bu Selly, kalau tau kita ke kantin." Aku protes.

"Kita bilang aja cari serangga di belakang kantin, gitu aja kamu repot cari alasannya." Heliana tertawa polos.

Kami berjalan menuju kantin sambil membahas akan sarapan apa pagi ini. Ketika aku dan Heliana berjalan menyusuri lorong, aku enggak sengaja melihat ke arah lapangan. Siswa-siswa asing yang ku temui di lorong kelasku pagi tadi sedang berbaris di antara gerimis yang mulai reda. Aku juga nggak sengaja melihat dia lagi diantara kerumunan itu, berdiri di tengah lapangan dengan sebelah tangan di saku kiri celananya.

Angsana Berbunga Untuk NATUSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang