ABUN Part-11

175 14 2
                                    

Kuy dengerin lagunyaa~
(Hanin Dhya - Pupus)
Vote & Comment

Episode 11      

07.20

Setahun kemudian,

Lea: Natusha kamu jangan telat, kita ada rapat jam delapan.

Natusha, balas chatku.

Natusha kamu udah bangun belum sih?

Natusha nanti kamu kenak macet.

P

P

p

Ting..... Ting.... Ting..... Ting......

Ponselku berbunyi berkali-kali, ku raih ponselku lalu ku ketuk layarnya ternyata itu WA dari Lea, segera aku membalas chatnya.

Aku: Aku udah di kantor Lea. Lagi sarapan ni, kamu cepat datang, rapat dimajukan 10 menit lagi.

Aku terkekeh membayangkan ekspresi Lea ketika dia membaca balasan peasanku, dia pasti akan histeris, enggak sempat menyisir rambutnya, enggak memakai heels yang tinggi, lupa memakai lipstik dan eyeliner, meninggalkan ponselnya di atas meja dan akan bilang pada motornya lebih cepat lagi, lebih cepat lagi, lebih cepat lagi ayolaaah. Lea akan berlaku seperti itu kalau terdesak, maafkan aku Lea...

Enam bulan setelah Sam pergi, aku dan Lea diterima bekerja di sebuah kantor yang bergerak di bidang Desain Interior dan Kontraktor Interior di pusat kota. Saat itu kantor tempat kami bekerja membutuhkan tenaga kerja untuk menangani sebuah proyek baru. Beruntungnya karena kami mempunyai nilai yang lumayan bagus saat kuliah, kami diterima di kantor ini.

Aku membuka sekaleng kopi yang kubeli di minimarket sebelum berangkat ke kantor, ku teguk isinya hingga tandas. Aku menggenggam kaleng kopi yang sudah kosong, tersenyum, teringat salah satu kenangan manis dalam hidupku, dulu Sam selalu membelikan aku minuman ini dan sandwich coklat untuk sarapan. Aku selalu ingin melakukannya lagi Sam. Setahun sudah kamu pergi, aku merindukanmu...

"Natusha... kok di sini, gak jadi rapat?" Aku terbatuk saat melihat Lea sudah sampai di hadapanku.

"Kamu naik apa kok cepat banget?" tanyaku bingung.

"Itu nggak terlalu penting, sekarang di mana ruangan kita rapat?"

"Ditunda, Pak Renaldi belum pulang dari luar kota." jawabku santai.

"Natushaaa.....! kamu bilaaaaaangg....." Lea memelototiku, "Aaaakh... benar-benar kamu ya!" Lea terlihat kesal.

"Hahahha... Maaf." jawabku terkekeh.

Lea hampir saja menimpukku dengan buku yang berserak di atas meja kerjaku, tapi dia urungkan karena melihat buku itu terlalu tebal untuk menimpa kepalaku. Jika buku itu sampai mendarat sudah bisa dipastikan kepalaku akan terluka, lalu akan menjadi masalah baru untuknya. Aku tertawa melihat Lea yang kesal, sepertinya hari ini aku sukses mengerjainya.

Seperti yang sudah kuduga, Lea enggak menyisir rambutnya, tidak memakai bedak bahkan ia hanya menggunakan sendal jepit saat ke kantor dan sepatunya ia masukkan ke dalam tas. Aku benar-benar terkekeh melihat penampilan Lea pagi ini dan aku juga masih bingung memikirkan bagaimana Lea bisa sampai di kantor enggak sampai lima menit setelah aku mengirimkannya pesan. Aku sempat memikirkan kalau Lea membuat jalan tol khusus untuknya dari rumah ke kantor, Leaku yang ajaib.

Saat aku dan Lea sedang asik bertengkar, tiba-tiba Shyla sekretaris kantor mendatangi kami.

"Pagi Mbak Natusha, Mbak Ghaleandra."

"Ya pagi shyla..." jawabku dan Lea.

"Pak Renaldi memberikan bonus untuk Mbak berdua karena memenangkan proyek minggu lalu." Shyla menyodorkan sebuah amplop kepadaku.

Angsana Berbunga Untuk NATUSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang