ABUN Part-16

141 14 0
                                    

Kuy dengerin musiknya~
(Dygta - Tak Bisa Memiliki)

Vote & Comment

Episode 16

07.53

Pagi ini Heliana pulang dari rumahku, aku terdiam ketika melihatnya pergi membawa kotak kenangan Leon yang kuberikan padanya kemarin malam. Aku sadar saat aku akan menghilangkan Leon dari hatiku, hal pertama yang harus kulakukan adalah menghilangkan kenangannya terlebih dahulu dan aku berusaha melakukannya hari ini.

Heliana menoleh ke arahku sekali lagi sebelum ia masuk ke dalam taksi, aku hanya menatapnya datar. Ketika ia benar-benar pergi tanpa kusadari aku berlari keluar rumah mencoba memanggilnya kembali meminta apa yang dibawanya, saat itu keadaanku sudah setengah gila. Aku membenci hidupku saat ini, aku tau aku salah menginginkan seseorang tanpa pernah memperjuangkannya sungguh-sungguh.

Aku merasakan suhu tubuhku meningkat, aku rasa luka di hatiku sudah infeksi sampai membuat tubuhku juga ikut merasakan penderitaannya, tiba-tiba pandanganku menghitam dan aku terjatuh di halaman rumah.

"Natusha.. apa kamu baik-baik saja?" Sam sudah berada di rumahku.

"Bagimana kamu ada di sini?" tanyaku.

"Kamu meneleponku beberapa waktu yang lalu."

"Aku gak bisa mengingatnya, Sam." jawabku, "sudah berapa lama aku tertidur?"

"Hampir tiga jam, Nas."

"Dan kamu menungguiku dari tadi?"

Sam mengangguk. Sam memberiku segelas air hangat lalu membantuku meminumnya. "Aku panggilkan Dokter ya, Nas?" tanyanya dan aku menggeleng, "baiklah kalau kamu enggak mau, kalau begitu istirahatlah." Sam beranjak pergi.

"Kamu mau kemana?" tanyaku ketika melihat Sam akan pergi.

Aku hanya ingin memastikan kamu enggak kenapa-kenapa.

"Sam maafkan aku." tiba-tiba suaraku terasa berat.

"Istirahatlah, nanti kalau kondisi kamu sudah membaik, aku datang lagi. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." kemudian Sam berlalu melangkah meninggalkan rumahku.

Aku memandangi pria baik yang berjalan menjauh itu. Aku tau, aku wanita yang bodoh jika menyia-nyiakan Sam begitu saja. Tapi aku benar-benar enggak bisa menerimanya. Ada sesuatu keyakinan di hatiku yang mengatakan akan lebih baik kalau aku terus mencintai Leon. Kutarik selimut yang menghangatkan tubuhku, aku ingin tidur lebih lama.

Setengah jam setelah Leon pergi Heliana kembali ke rumahku, dia bilang Sam yang memberitahunya kalau aku terjatuh di teras rumah beberapa jam yang lalu, ia meminta Heliana memeriksaku.

"Apa yang terjadi denganmu, Nas?" Heliana memegang keningku. "Panas tubuhmu tinggi sekali."

"Aku baik-baik aja, Hel." Aku memiringkan kepalaku nggak ingin melihat Heliana.

"Apa ini karena Leon?" pertanyaannya membuatku meneteskan air mata, "apakah kurang jika Leon hanya menyakiti hatimu saja? Natusha hidupmu akan lebih indah dengan mengikhlaskannya." Heliana membelai tanganku.

"Bukan karena Leon, bukan Hel."

"Lalu? Berhentilah menyakiti dirimu."

"Ada keyakinan di hatiku yang orang lain enggak akan pernah mengerti."

"Kita enggak bisa bertahan hidup jika hanya mengandalkan keyakinan, aku rasa kamu lebih tau itu."

Aku terdiam mendengar jawaban Heliana, enggak bisa bertahan hidup dengan mengandalkan keyakinan? Lalu aku harus mengandalkan apa untuk hidup? Enggak mengandalkan apa-apa? Kemudian Aku tetap harus hidup seperti orang mati? Heliana kali ini pendapatmu salah. Kamu harus meyakini hatimu untuk terus berjalan, karena Tuhan akan memberikan petunjuk melalui kata hati.

Angsana Berbunga Untuk NATUSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang