ABUN Part-15

137 11 0
                                    

Kuy dengerin lagunya~
(Sheila on 7 - Dan)

Vote & Comment

Episode 15

21.43

Malam ini aku dan Heliana tiba di Jakarta, kami menumpang sebuah mobil menuju rumah pribadi Heliana. Rumah yang dibelikan orang tuanya ketika Heliana melaksanakan Internship Dokter beberapa tahun yang lalu di sini. Mobil membawa kami menyusuri jalanan Ibu kota yang enggak pernah terlihat tidur, gemerlap lampu di berbagai tempat menambah kesan betapa sibuknya kota ini bahkan di malam hari. Aku berfikir apakah sekarang aku sudah berada di tempat yang sama dengan Leon? Apa Leon besok juga akan hadir di pernikahan Rafka? Apa aku akan bertemu dengannya? saat aku sedang asik bermain dengan berbagai fikiran yang mungkin akan terjadi, tiba-tiba ponselku berbunyi.

"Iya Sam." jawabku ketika aku mengangkat ponselku.

"Kamu besok kemana? Mau pergi makan malam denganku?" tanyanya dari ujung telepon.

Aku berfikir untuk mencari alasan apa yang tepat, aku enggak memberitahu Sam kalau aku pergi menghadiri pernikahan Rafka ke Jakarta.

"Maaf Sam, besok pagi aku harus ke Riau, ada proyek yang harus kutangani." jawabku, Heliana menoleh ke arahku.

"Oh, mau aku antar?" tanyanya lagi dari ujung telepon.

"Enggak usah Sam, aku pergi sendiri aja."

"Okelah, kapan kamu akan pulang?"

"Lusa Sam." jawabku sedikit bersalah.

"Baiklah, kabari aku kalau kamu sudah pulang ya, Nas."

"Iya Sam."

Sesaat muncul sedikit rasa bersalah di hatiku karena membohongi Sam. Aku melakukan ini karena aku enggak ingin melibatkan Sam dalam kehidupan masa laluku, enggak mau melibatkan Sam dalam urusan yang berhubungan dengan Leon. Biarlah Sam nggak mengetahui siapa yang menyebabkan dirinya nggak bisa sepenuhnya menguasai hatiku.

"Kamu enggak bilang sama Sam?" tanya Heliana setelah aku menutup telepon.

"Enggak." jawabku, aku mengarahkan pandanganku keluar jendela.

"Kenapa?"

"Karena aku berfikir biarlah Leon hanya hidup di hatiku saja."

Heliana menyunggingkan sedikit senyumnya ketika mendengar jawabanku. Mobil yang kami tumpangi terus melaju memecah keramaian kota, melewati puluhan gedung yang berdiri menjulang. Setelah satu jam lebih, akhirnya kami tiba di rumah Heliana. Aku menarik koperku masuk ke dalam rumah, menyandarkannya berdiri di sudut ruangan. Aku teringat sesuatu, kupandangi koper yang menyebabkan aku bisa sampai di sini.

Seandainya Rafka enggak menjatuhkannya... bisikku dalam hati. "Selama setahun di sini kamu enggak pernah ketemu Rafka, Hel?" Aku bertanya pada Heliana sesaat ketika dia duduk di sampingku.

"Ha? Jakarta luas, Nas."

"Lalu kenapa bisa aku yang ketemu Rafka di Balikpapan ya?" Aku menyandarkan kepalaku di sandaran kursi.

"Kamu ketemu Rafka di Balikpapan?" Heliana menoleh ke arahku menatap bingung.

"Iya, ketika aku mau pulang ke Medan, aku bertemu dengannya di bandara, saat itu Rafka enggak sengaja menendang koperku." Aku tersenyum mengingatnya.

"Lalu?" Heliana menoleh lagi ke arahku.

"Kemudian, sebelum berpisah Rafka memberikan nomor ponselnya, malamnya aku menghubunginya, saat itulah dia memberitahukan kalau dia akan menikah."

Angsana Berbunga Untuk NATUSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang