Chapter 11 : Our Hands

5K 744 36
                                    

Author Note.

Kedua manik mata Jungkook menatap kearah langit langit kamarnya, dia menghela nafas kemudian mengenggelamkan wajahnya di dalam bantal.

Ia tidak menyangka bahwa ucapannya, saat pertama kali melihat foto Taehyung itu akan terjadi padanya.

'Bagaimana jika aku menjadi kekasihnya?'

Walaupun sebenarnya Jungkook belum memberikan jawaban apapun kepada Taehyung, semuanya sudah jelas bukan?

Jungkook tidak akan menolak Taehyung.

Tapi masalah lainnya adalah dia takut.

Dia takut dia hanya menjadi beban Taehyung.

Dengan status Jungkook yang hanya 'orang biasa dari klan manusia' dia juga tidak yakin jika hubungan mereka akan berjalan seperti apa yang mereka mau.

Ketakutan, keraguan, penolakan, status. Semua itu membuat kepala Jungkook pusing, ingin rasanya dia meminta pada Taehyung untuk menghisap darahnya sampai habis agar dia bisa mati dengan tenang, tapi itu tidak mungkin.

"Hahh..." Jungkook menghela nafasnya. Dia melirik kearah jendela, kemudian beranjak, membuka jendela itu selebar mungkin.

Belum sempat melakukan apapun, Jungkook melirik kearah telfon gengamnya yang berdering, diapun mengangkat telfon tersebut.

"Kook? Kau dimana?"

Itu suara khas Park Jimin, Jungkook kembali duduk diatas tempat tidurnya.

"Aku? aku masih di dorm, hyung." Balas Jungkook, dia lalu mendengar helaan nafas lega dari sebrang telfon.

 "Syukurlah kau belum masuk kelas. Bisakah kau menemuiku sekarang? aku ada di laboratorium."

Jungkook menaikan sebelah alisnya.

"Ehㅡ Kenapa?"

"Kemarin aku menabrak seseorang dari klan vampir, sekarang kartu labnya terbawa olehku. Apakah kau mau berpura pura jika kau menemukannya di lorong dan mengembalikannya?"

"Kenapa harus akuu?" Jungkook merengek, kesal.

"Ayolah bantu aku Jungkook. Akanku jelaskan nanti."

"Baiklah, untuk kali ini saja.. ya?"

"Iya iya, terima kasih Kook. Temui aku di depan lorong klan vampir."

Kaki Jungkook berjalan menuju lemari, dilirknya jam dinding yang ada di atas pintu kamarnya, kemudian dia segera bergegas meraih jaketnya dan pergi keluar kamar.

"Aku tidak percaya dia membuatku keluar kamar sepagi ini." Umpatnya dalam hati.


/ / /


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Marked By Him + kth.jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang