sembilan

711 75 8
                                    

Keluarga Papah Yunho mengajak kelima anaknya untuk liburan karena kebetulan sekolah Vernon sedang libur, kalau yang lain kan bisa menyesuaikan.  Apalagi Mingyu, dia sekolah kan suka-suka dia saja. Maklum, murid sekolah inklusi.

Mereka liburan keluar kota saja, namun karena kota tujuan mereka cukup jauh, maka mereka menggunakan transportasi udara untuk mencapai tujuan.

Mingyu seneng banget ketika tahu mau naik pesawat. Bahkan sampai malam hari keberangkatan, Mingyu tidak tidur-tidur, bolak-balik nanya Mamah Jae berangkat jam berapa? Pesawatnya apa? Bongbong duduk sama siapa? Bongbong pakai baju apa? sampai Mamah Jae gemes sendiri. Dan, akhirnya Mamah Jae menarik Mingyu ke kamarnya, dikeloni biar cepet tidur, kalau sampai kesiangan kan celaka. Mamah Jae ga mau berakhir kayak Keluarga Mc Alister di film Home Alone.

Akhirnya mereka berangkat juga, aman terkendali. Bahkan Mingyu yang membangunkan saudara-saudaranya supaya cepat bangun, agar tidak ketinggalan pesawat.

Pesawat sudah mendarat ditempat tujuan. Sebuah pulau yang sangat banyak tempat tujuan wisatanya. Mingyu sudah tidak sabar untuk sampai ke tempat wisata. Mingyu berlarian di bandara sambil menunggu bagasi. Mamah Jae berkali-kali mengingatkan Mingyu untuk tetap berada disampingnya.

Dan, hasilnya Mingyu menghilang dari jangkauan keluarganya. Dari Seungchol sampai Vernon tidak tahu keberadaan Mingyu. Mamah Jae panik, kalau Mingyu normal seperti keempat saudaranya tidak masalah.

Papah Yunho menyuruh Wonu stay ditempat sambil menunggu koper dan jika Mingyu kembali ketempat ini. Sementara yang lain berpencar mencari Mingyu. Papah Yunho dan Mamah Jae kebagian informasi terlebih dahulu sebelum ikut mencari keberadaan Mingyu.

Sedangkan Mingyu yang jadi obyek pencarian sedang  jalan-jalan keliling bandara mencari penjual balon. Tadinya Mingyu mengikuti anak kecil yang membawa balon. Mingyu ingin bertanya dimana yang jual balon pada anak kecil tersebut.

Mingyu ditemukan oleh petugas bandara dikerumunan stan penjual es krim dan permen kapas. Permen kapas dengan bentuk yang lucu-lucu menarik perhatian Mingyu. Karena Mingyu tidak membawa uang dia hanya diam saja didepan stan penjual tersebut.

Mamah Jae menghembuskan nafasnya lega mendapat informasi tentang keberadaan Mingyu. Mamah Jae tidak bisa marah dengan anak tersebut, Mingyu juga tidak paham jika dimarai, nanti ujung-ujungnya malah ngambek celaka.

Papah Yunho dan Mamah Jae menjemput Mingyu ditempat dimana ia ditemukan tadi. Mamah Jae membelikan apa yang Mingyu mau, sementara Papa Yunho berbincang dengan petugas bandara yang menemukannya tadi.

Tangan kanan kiri Mingyu membawa makanan kesukaannya. Tangan kanannya memegangbes krim dan tangan kirinya memegang permen kapas. Tidak lupa Mingyu juga merengek pada Mamah Jae untuk membelikan ketiga saudaranya. Jadilah Mamah Jae membawa tiga permen kapas ditangan kirinya sedangkan Papah Yunho membawa es krim ditangan kirinya sambil menggandeng Mingyu. Ketiganya menjadi pusat perhatian seluruh penumpang pesawat yang memadati area bandara.

"Enon!!" teriak Mingyu saat melihat Vernon yang duduk dibangku panjang bersama saudaranya yang lain. "Bongbong beliin es krin untuk Enon. Kak wonu, kak Josua, dan Kak Skup juga." ucap Mingyu.

Ketiga saudaranya hanya bisa memutar bola matanya, maklum dengan kelakuan saudaranya yang satu ini sambil mengulurkan tangannya menerima es krim dari Mingyu.

"Kamu kemana saja sih Bong?? Dicariin dari tadi." omel Vernon pada Mingyu.

"Sudah-sudah, ayo kita ke hotel sekarang, kasihan supirnya dah nunggu dari tadi." putus Yunho, sambil menggandeng Mingyu menuju tempat penjemputan. Sementara yang lain sibuk membawa barang-barang milik keluarganya.

Keluarga Yunho akhirnya sampai juga dihotel. Papah Yunho menyewa satu bungalo supaya lebih privasi. Apalagi tempat yang mereka sewa terletak persis ditepi pantai.

#

Mingyu langsung berlarian kesana kemari, bermain air dan pasir. Sebentar saja baju Mingyu sudah basah. Vernon yang tadinya kesel ma Mingyu berubah begitu saja, ia menyusul Mingyu bermain di pantai.

Vernon mengambil pasir dan melemparkannya pada Mingyu. "Kena kau Bong." tawa Vernon pecah setelah lemparannya mengenai Mingyu, apalagi ekpresi Mingyu yang terkejut sungguh lucu.

"Enon nakal." Mingyu memberengut, lalu mengambil pasir dan akan melemparkannya pada Vernon.

Vernon yang tahu akan dilempar oleh Mingyu-pun lari untuk menghindari lemparan pasir dari Mingyu. Jadilah mereka kejar-kejaran berdua sambil saling melempar. Dan, berakhir mereka berdua gulat diatas pasir sambil tertawa, lupakan jika keduanya sudah basah kuyup.

"Gyu! Enon! . . .ayo masuk, mandi dan ganti baju." teriak Mamah Jae dari pinggir pantai.

Mingyu dan Vernon pun menuruti perintah Mamah Jae. Selain sudah lelah, dingin mereka juga lapar. Mingyu mana bisa menahan lapar.

#

Selesai makan malam, mereka keluar hotel untuk menikmati malam. Ada festival didekat hotel tempat mereka menginap, tentu saja banyak yang menjajakan oleh-oleh khas dan juga aneka makanan.

Mingyu tidak sabar untuk mencicipi makanan yang banyak dijajakan dipinggir jalan. Mingyu sudah merenggek ke Mamah Jae setiap kali melihat setiap makanan yang dijajakan, padahal Mingyu sudah makan malam.  Dan paling banyak pula makannya.

"Gyu . . .apa Gyu belum kenyang hemm?"

"Belum Mah . . . Bongbong ingin beli itu, itu, dan juga itu." renggek Mingyu sambil menunjuk penjual makanan yang diinginkannya.

"Baiklah, tapi satu-satu dulu ne, setelah habis baru beli yang lainnya." usul Mamah Jae. Mingyu langsung mengangguk setuju.

Mamah Jae, menghentikan langkah Papah Yunho dan anak-anaknya yang lain untuk menunggu Mingyu membeli makanan. Akhirnya yang membeli makanan tidak hanya Mingyu, tapi juga Wonu dan juga Joshua yang tertarik dengan makanan yang Mingyu beli.

Mereka melanjutkan perjalanan ke pusat festival untuk melihat pertunjukan seni, sambil sesekali berhenti membeli makan yang mereka inginkan. Terutama Mingyu yang sudah    merengek sejak tadi minta beli makanan. Mamah Jae sampai heran dengan Mingyu, kapan kenyangnya itu anak.

Keluarga Papah Yunho menikmati pertunjukan yang disajikan. Bahkan Joshua ikut maju ke panggung untuk bernyanyi. Tak lupa Seungcheol juga menunjukkan kepiawainnya dalam nge-rap pada para pengunjung festival.

Wonu dan Vernon juga dipanggil oleh kedua kakaknya untuk maju kedepan tapi keduanya menolak.  Malu katanya.

Tepat tengah malam mereka baru kembali ke hotel. Bayi besar mereka sudah sangat mengatuk dan ingin segera bertemu dengan bantal.

Betul juga, begitu sampai hotel, Mingyu langsung menjatuhkan dirinya di kasur, tidak peduli itu tempat tidur siapa, tidak peduli jika harus cuci tangan dan gosok gigi.

"Bong! Bangun pipis dan gosok gigi dulu." Seungcheol menepuk pantat adiknya supaya bangun untuk gosok gigi dan buang air kecil dulu. Tetapi tidak digubrik oleh Mingyu. Akhirnya Seungcheol menyerah dan ikut merebahkan dirinya disamping Mingyu.

Menjelang pagi Mingyu ribut membangunkan Seungcheol untuk mengantarkannya ke kamar mandi, padahal kamar mandi ada didalam kamarnya. Dengan berat hati Seungcheol menuruti permintaan adiknya daripada adik bongsornya itu pipis di kasur kan celaka.

#

Tbc dulu.

Duh maaf ye lama ga update, sekali update ceritanya ga jelas gini. Wkwkwk

Bongbong's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang