sepuluh

609 68 18
                                    


Keluarga Papah Yunho sudah kembali dari liburan, semua anggota keluarga sudah melakukan aktifitas seperti biasa, termasuk Mingyu. Bocah bongsor itu sudah asyik didepan televisi dari bangun tidur tadi, jangan lupakan semangkuk sereal dipangkuannya. Bocah itu bangun pagi – pagi terus minta makan karena semalam begitu sampai di rumah langsung tidur.

Setelah semua pergi untuk bekerja, kuliah maupun sekolah, Mamah Jae giliran mengurus bayi besarnya yang masih asik didepan televisi. Mamah Jae menghampiri Mingyu yang sedang bermain Hotweels setelah menghabiskan semangkuk besar sereal.

"Gyu . . . ayo mandi dulu, nanti lagi mainnya." perintah Mamah Jae.

"Bentar Mah. . ." tolak Mingyu. "Bongbong lagi sibuk." imbuhnya.

"Tidak . . . tetap harus mandi dulu, kemarin Gyu belum mandi lo, bau asem tau."

Mingyu mencium lengan kanan dan kirinya, lalu nyengir. "Iya Mah, Bongbong bau asem."

"Makanya mandi dulu, trus sarapan." Karena bagi Mingyu makan sereal itu belum termasuk sarapan, karena belum makan nasi.

"Mamah masak apa?"

"Mamah cuma goreng ayam dan nugget saja."

"Yeeaaahhh, . . oke-oke Bongbong mandi dulu Mamah." Mingyu pun berlari menuju kamar mandi yang terdekat.

"Mamah!! Handuknya mana?" teriak Mingyu selepas mandi.

"Iya sabar sayang, baru Mamah ambilkan." sahut Mamah Jae sambil menyiapkan pakaian Mingyu.

Mingyu sudah rapi dengan stelan celana pendek kotak – kotak warna biru dan kaus putih bergambar doraemon, bau minyak telon dan bedak yang tercampur tercium dari tubuh bongsornya.

"Jangan lupa berdoa dulu sebelum makan." Mamah Jae mengingatkan.

"Siap Mamah." Mingyu-pun mengucapkan doa kencang – kencang seperti anak TK. Mamah Jae tersenyum melihat kelakuan anak istimewanya tersebut.

Siang ini segala kegiatan Mamah Jae ditemani oleh Mingyu, bahkan Mamah Jae mengajak Mingyu ikut arisan ibu – ibu komplek. Mamah Jae tidak malu membawa anak istimewanya, tidak peduli dengan kata orang – orang yang ditemuinya. Mingyu juga senang ikut Mamah-nya arisan, ia bisa bermain bersama teman – teman kecilnya, anak dari teman – teman ibunya.

Pukul tiga sore, Mamah Jae dan Mingyu pulang setelah arisan tadi, Mamah Jae mengajak Mingyu ke supermarket terlebih dahulu untuk belanja. Begitu sampai rumah, Mingyu langsung pamit sama Mamah Jae, mau kelapangan dekat rumah, karena tadi pas lewat Mingyu melihat anak – anak bermain dilapangan.

"Mamah . . . . Bongbong ke lapangan ya." pamitnya, setelah mengambil kaleng berisi kelereng miliknya.

Mamah Jae mengijinkan, lapangannya masih terlihat dari depan rumahnya, jadi tidak terlalu khawatir pada Mingyu. Nanti Mamah Jae akan menyusul setelah membereskan belanjaannya dan juga mandi.

Dipojok lapangan ada teman – teman sepantaran Mingyu yang masih berseragam lagi nongkrong sambil menikmati es dawet hitam.

"Lihat tuh Bongbong, asyik banget mainnya ma bocah – bocah." ucap Jungkook. Teman seumuran Mingyu yang hidup normal.

"Enak kali jadi Bongbong, hidupnya ga ada beban, hari-harinya cuma diisi main dan main, mana keluarganya sayang banget ma dia." sahut Jaehyun.

"Curhat lo?" komentar Jungkook.

Jaehyun hanya menganggukkan kepalanya, meski dia normal, dan ganteng pula namun kasih sayang yang dia dapatkan dari keluarganya tidak seperti yang didapatkan Mingyu dari keluarganya.

"Sabar elah." June menepuk pundak sahabatnya itu. "Bong!" teriak June memanggil Mingyu.

Merasa dipanggil Mingyu berlari menghampiri June yang memanggilnya. "Kalian pulang sekolah?" tanya Mingyu sambil menatap gelas – gelas yang berisi es dawet ditangan ketiga temannya itu.

"Mau Bong?" tawar Jaehyun.

Mingyu mengangguk mantab, "Mauu. . . tapi Bongbong ga punya uang." rengeknya persis kek bocah.

"Aku belikan, main apa sih Bong?" tanya Jungkook.

"Maen kelereng, tadi Bongbong kalah melulu, kelereng Bongbong habis." Mingyu memperlihatkan kaleng yang ia bawa, tidak lebih dari sepuluh biji kelereng didalamnya. Jungkook hanya bisa menahan tawanya, pasti Mingyu dikerjai sama anak-anak itu, kan Mingyu emang gede doang badannya, kelakuan anak taman kanak – kanak, jadi bisa dikibuli.

"Nanti aku kasih, ada banyak dirumah." hibur Jungkook. Kebetulan Jungkook masih menyimpan kelerengnya, tinggal nyari digudang aja.

"Nih Bong dawetnya," June mengulurkan segelas es dawet kepada Mingyu.

"Makasih ya June, June punya kelereng tidak dirumah?"

"Ada, mau Bong?"

"Mau . . . wahh nanti kelereng Bongbong jadi banyak, nanti Bongbong mau pamer ma teman – teman Bongbong kalau Bongbong punya banyak kelereng." ungkap Mingyu senang. "Kalau Jaehyun punya kelereng ga?"

"Ga punya Bong."

"Yah . . kok ga punya sih."

"Ada dirumah Nenek, besok kalau aku ke rumah nenek aku ambilin Bong." jelas Jaehyun.

"Kapan Jaehyun ke rumah Nenek?" tanya Mingyu ga sabaran.

"Besok kalau libur sekolah."

"Ih . . . Bongbong ikut ya?"

Jaehyun hanya mengangguk mengiyakan permintaan Mingyu, jika tidak celaka, bisa menangis Mingyu. Disangka berbuat yang tidak – tidak pada anak orang.

"Kuki . . . Bongbong nambah ya es dawetnya."

"Lho Mingyu beli apa? Kan tidak bawa uang?" Mamah Jae tiba – tiba saja sudah berada dibelakang Mingyu dan teman – temannya.

"Bongbong dibeliin es dawet ma Kuki Mah. Ini mau nambah lagi." Mingyu memperlihatkan gelasnya yang kosong kepada Mamah Jae.

"Aduh . . . Maaf ya Kuki, Mingyu jadi ngrepotin."

"Enggak kok Tan, kita cuma ajak Mingyu ngobrol."

"Terima kasih ya, dah mau ajakin Mingyu ngobrol, kalau kalian ada waktu tolong ajakin Mingyu main lagi ya, supaya tidak terlalu sering main ma anak – anak kecil." pinta Mamah Jae pada teman sepantaran Mingyu.

"Iya Tan." giliran June yang jawab.

"Ayo Gyu pulang dulu, mandi." ajak Mamah Jae.

"Ga mau, . . Bongbong masih mau main ma Kuki, June dan Jaehyun." tolak Mingyu, "Ini es nya juga masih."

"Kami juga mau pulang Bong, mau mandi. Besok kita main lagi." Janji June.

"Bener ya June, . . jangan lupa kelerengnya. Kuki juga jangan lupa kelerengnya."

"Siap Bong, besok sore kita ke rumah."

"Bener ya Bongbong tunggu, awas kalau ga. Bongbong ga temen lagi ma kalian." ancam Mingyu. Buru – buru Mingyu menghabiskan es dawetnya sebelum pulang.

"Sekali lagi makasih ya, dah nemenin Mingyu. Jangan lupa besok mampir ya, . ."

"Siap tante." jawab Jungkook, June dan Jaehyun serempak.

Mamah Jae menggandeng Mingyu untuk diajak pulang, membuat salah satu teman sepantaran Mingyu iri melihat kasih sayang Ibu terhadap anaknya.

#

Cut 

Bongbong's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang