Malam sunyi..!
Malam gelap..!
Kulalui kembali dalam teman sepanjang hidupku yaitu kesendirian.
Kapan aku bisa merasakan di temani oleh seseorang?
Banyak orang disekitarku!
Tetapi tak satupun dari mereka yang bisa memasuki hatiku! Bukan tak bisa! Mereka yang tak sudi!
Aku punya keluarga!
Tapi selalu sendiri!
Aku punya saudara!
Tapi selalu sendiri kembali!
Scenario seeprti apa yang harus kujalani kedepannya.
Sedangkan saat ini saja hidupku sudah tak terbentuk lagi scenario nya.
Atau tuhan sudah muak menyutradarai seorang pecundang seperti diriku..!
Bahkan mati pun aku tak akan bisa merasa tenang karna apa?
Aku pun belum mendapat jawabannya.
Plukk
Seorang remaja menutup sebuah buku diari yang selalu ditulisnya setiap malam dikeheningan dan gelap malam.
Perlahan dia babgkit dari duduk nya dan berjalan menuju ranjangnya yang tak jauh dari meja belajarnya.
Remaja itu membaringkan badannya di sana dengan tenang.
Matanya meliar memandang jendela ynag sengaja nya tak ditutup agar angin malam bisa membelai lembut rambutnya yang hitam legam.
"hahh...! "helaan nafas terdengar dari mulut kecilnya.
"temani aku malam ini! "ucaonya pada rembulan yang bebentuk bulat sempurna dan setelahnya matanya terpejam dan mencoba mengurangi segala kesakitan nya hari ini...
***o***
Malam pulang pagi datang..
Sebut saja dia arsen pemuda berumur 16 tahun yang hampir 75% kehidupannya adalah gelap dan tak terjangkau.
Sebut saja dia adalah robot penghasil kesedihan yang pernah ada.
Dia sudah kebal dengan kesedihan.
Air mata! Itu temannya hari-hari, bahkan kering sudah air matanya!
Tapi...
Setiap harinya dia selalu menunjukan sinar nya pada semua orang bahwa dia selalu bahagia didunia ini.
Karna menurutnya bukan hanya dia yang memiliki kesedihan dan lubang menganga yang bernanah mungkin ada yang lebih dari lubang bernanah itu.
Pagi ini Arsen bangun pagi dan sudah berkutat didapur padahal saat itu masih gelap bahkan asisten rumah tangganya pun belum bangun.Arsen dengan tenang memasak layaknya koki yang profesional.
Tangannya dengan lincah memotong bawang dan cabai dan memasak diiringi senandung kecil dari bibir tipisnya.
Tak sampai setengah jam masakannya sudah selesai.
Arsen segera menata nya dengan apik di meja makan setelahnya dia langsung menaiki lantai atas dimana kamarnya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan tinta Arsen! (END)
Ficțiune adolescențiArsen terkadang bingung, kenapa dirinya selalu merasa hampa seakan ada potongan yang hilang dihatinya hingga dia merasa rongga didadanya. Dirinya punya segalanya, ia memiliki mama yang sangat menyayanginya, papa yang tegas tetapi selalu ada untuknya...