5. Ketuk Pintu

7.9K 339 0
                                    

Rajingga POV

Selama beberapa hari ini aku memang selalu menjadi bulan-bulanan candaan dan digoda habis-habisan teman-temanku juga kakak dan adikku. Pasalnya selalu hadir kiriman bunga di rumah atau setelah kami melangsungkan konser amal. Aku juga heran, semua kiriman itu tidak menyertakan pesan atau nama si pengirimnya. Hanya kartu yang diisi puisi dan namaku o ku berbunyi.

"Assalamu 'alaikum. Ga, cepat pulang ya, ayo bantu ibu membuat camilan ada banyak tamu yang akan datang nanti selepas Ashar. Sudah sholat dzuhur atau belum, Nduk?", kata ibu.

" Wa 'alaikum salam wa rohmah, belum bu, ini baru selesai. Dagangannya alhamdulillah laris semua hari ini, Bu, " jawabku. Aku segera menyudahi panggilan ibu. Baru saja aku berbalik, Wiwid sudah ada di depanku.

" Ibu yang barusan telepon, Ga?
Ada apa? " tanya Wiwid.

" Kamu Wid, ngagetin aja tiba-tiba tiba muncul begini."

"Iya. Disuruh cepat pulang, bantuin ibu buat kue untuk hidangan tamu nanti selepas Ashar nanti. Sepertinya sih akan banyak tamu", jawabku.

" Kok dadakan sih, apa ada arisan keluarga?", tanya Shinta.

"Nggak tahu tuh Ibu."

"Waktunya mepet banget lho, ini aja sudah hampir pukul 13.00." , jelas Memey.

"Tenang aja nanti aku bantuin deh", kata Shinta.

" Iya, aku juga", kata Wiwid yang disusul Ayu dan Rosa setelahnya.

" Kalian duluan deh bantuin Ibu dan Iga, biar tempat ini aku sama Dewa yang membereskan. Setelah itu aku akan nyusul kalian,", sahut Memey kemudian.

**********

"Ga, bagaimana sudah selesai kue suguhan semuanya ? Ini hampir adzan Ashar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ga, bagaimana sudah selesai kue suguhan semuanya ? Ini hampir adzan Ashar. Ayo cepetan mandi lalu dandan yang cantik", suruh ibu.

"Lho, Iga kan bagian dapur Bu, sama Mitha. Ngapain juga sih suruh cepat-cepat mandi, pake dandan segala. Kan ibu sama ayah yang terima tamu, bukan Iga. Emang siapa sih tamunya? ", jawabku heran.

" Tamu agung pokoknya", jawab ibu singkat.

" Orang penting gitu Bu ?"

" Iya."

" Siapa sih Bu; artis, bupati, walikota, gubernur atau menteri negara atau duta besar barangkali ?"

" Ah sudah ah, kamu banyak tanya. Ayo cepat, mandi sana! " , kata ibu sambil melotot ke arahku.

Kulirik ruang tamu dan keluarga, saat akan menuju kamarku di lantai atas. Ada yang berubah. Rupanya ibu mengganti gorden dan taplak meja yang semuanya baru serta tatanan ruang tamu. Saat masuk tadi, aku melalui pintu samping langsung ke dapur. Langsung beraktivitas di sana. Jadi tidak memperhatikan. Cepat sekali perubahan dua ruangan ini. Perasaan tadi pagi belum apa-apa deh.

Takdir Jingga (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang