Warning!! Typo bertebaran
Jangan jadi SIDERS!!!! Vote dan komen oke👍😉🙏
HAPPY READING GUYS! ^^
"Seperti halnya Cinta.
Amarah dan dendam telah membutakan seseorang."✨
✨✨✨✨✨✨✨✨
Seorang wanita paruh baya terlihat tengah duduk di kursi kebesarannya, memandang jendela besar yang menampilkan pemandangan kota Seoul. Wanita itu sesekali menggoyangkan gelas yang berisi cairan merah pekat yang sering di sebut dengan wine. Ia meminum cairan itu perlahan sambil menikmati sensasi yang di berikan minuman itu.
Tapi seketika wajah santai wanita paruh baya itu menghilang di gantikan oleh tatapan amarah dan kebencian. Tatapannya berubah menjadi tajam. Tidak di pungkiri kebenciannya sudah mencapai batasnya, hingga hal itu kembali memenuhi otaknya dan membuat amarahnya semakin berkobar layaknya bara api yang di siram oleh bensin.
Kebenciannya sudah tidak dapat ia pendam dan ingin segera meluapkan segala kemarahan dan rasa bencinya pada seseorang. Bahkan orang itu harus menderita atau lebih baik mati, ia sudah muak melihat wajah itu. Ya, wajah yang membuatnya mengingat masa lalu kelam dan menyakitkan. Pengkhianatan dan sebuah kebohongan.
Wanita paruh baya itu mengeratkan genggaman tangannya pada gagang gelas berkaki, lalu meneguk cairan merah itu hingga tandas lalu....
SYUTTTTTT
PRANGGGG
Wanita itu membalik kursi kebesarannya dan melempar gelas kaca itu kearah dinding yang entah sejak kapan sudah terpajang foto seorang gadis cantik. Menatapnya tajam kearah foto gadis di seberang sana. Meluapkan segala rasa amarahnya kepada foto yang tidak bersalah itu.
Wajah itu, wajah yang ingin sekali ia lenyapkan dengan tangannya sendiri dan tepat hari ini ia akan memulai semuanya. Ia berjanji akan menghabisi gadis itu secepatnya tetapi sebelum itu ia akan membuat gadis itu menderita lagi dan lagi.
Senyuman licik tersemat di bibir wanita paruh baya itu. Tersenyum mengejek pada foto seorang gadis yang memiliki wajah polos tetapi sangat licik.
"Aku akan membunuhmu kelinci kecil!"
✨✨✨✨✨✨✨✨
Dor dor dor dor
"Eunha!! Lee Eunha! cepat bangun!" Teriak Min Yeon dari luar kamar Eunha.
Entah sudah berapa kali tangan Min Yeon menggedor pintu kayu bercat putih itu tetapi gadis di dalam sana tidak menjawab ucapannya. Inilah yang Min Yeon tidak sukai dari sikap putrinya yang selalu saja tidak dapat bangun di pagi hari. Padahal ini sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi tetapi putrinya tak kunjung keluar dari kamar membuat dirinya kehilangan kesabarannya.
Sepertinya Min Yeon harus mendobrak kamar putrinya. Sungguh jika ia masuk dan melihat putrinya yang masih bergelung di bawah selimut sudah dipastikan jika ia akan menyeret Eunha ke kamar mandi dan menyiram gadis itu hingga terbangun.
Dor dor dor dor
Sekali lagi Min Yeon menggedor pintu kamar putrinya berharap putrinya akan terbangun dari alam mimpinya. Bahkan ia telah siap dengan pakainnya untuk berangkat bekerja, ia harus datang tepat waktu untuk mengurusi segala kebutuhan rakun kecil itu setelah pulang sekolah karena akan ada jadwal.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOICE
FanfictionIni adalah sebuah pilihan.... bukan hanya pilihan tentang Cinta tetapi pilihan kehidupan..... "Aku, kau dan mereka semua harus memiliki sebuah pilihan". note: cerita kali ini pemeren utama wanita tidak ditentukan. kalian lah yang akan menentukan se...