CHOICE 15

690 102 20
                                    

Yang meneror Lee Sun Yeon beberapa kali itu siapa ya? Ada yang punya pemikiran siapa kah dia?
😏😏😆😆

Dan jangan jadi SIDERS!!!❌❌❌

Vote dan Komen😉

Warning!! Typo bertebaran


~Happy Reading~













"Seperti halnya duri mawar, kenyataan akan hal yang tidak di inginkan benar-benar menyakitkan."




















Terhitung sudah, akhir-akhir ini sikap Kyuhyun semakin mengalami perubahan, bahkan sudah dua hari suaminya itu tidak kembali kerumah dan tidak menghubunginya. Perasaan Sun Yeon pun perlahan-lahan semakin kalut, membuatnya gelisah. Ia kembali memikirkan paket yang beberapa hari lalu di terima. Ia ingin meminta penjelasan kepada suaminya tetapi seakan takut jika semua fakta itu adalah kebenaran.

Sun Yeon tidak tahu lagi harus seperti apa. Di satu sisi ia ingin marah tetapi cintanya pada Kyuhyun membuat kemarahannya lenyap begitu saja walaupun rasa kecewa itu masih sangat membekas di hatinya. Dan untuk pertama kalinya ia seperti merasa di campakkan seperti saat ini. Saat dimana Kyuhyun keluar dari ruang kerjanya lalu berpapasan dengannya dan saat itu pula ia melihat sorot mata Kyuhyun berubah. Tatapan pria itu seperti menusuk ulu hatinya secara tidak langsung. Ia ingin bertanya tetapi mulutnya seakan kaku dan hanya meninggalkan Kyuhyun di sana.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam dan di sinilah Sun Yeon berada di sebuah meja makan keluarganya penuh dengan berbagai makanan yang ia masak untuk suaminya. Setiap malam ia selalu menunggu suaminya disini walaupun ia tahu Kyuhyun mungkin tidak akan pulang dan berakhir esok pagi akan membuang semua makanan ini.

Tidak perlu di tanyakan mengapa Sun Yeon masih melakukan ini semua karena memang ini adalah tugas nya sebagai seorang istri. Sebesar apapun ke kecewaannya kepada Kyuhyun ia tetap harus melakukan kewajibannya walaupun itu semua akan berakhir sia-sia.

Rumah ini bahkan terasa semakin sepi karena memang Mingyu putranya sedang berada di dorm-nya. Bahkan tanpa ada yang menyadari Sun Yeon sering kali menangis, meneteskan air matanya karena sebuah kekecewaan. Malam ini lagi-lagi ia harus mengeluarkan air matanya, menunggu seseorang yang mungkin sudah bosan padanya dan kata bosan itu terus saja membayangi hati Sun Yeon.

Apalagi saat pagi tadi ia baru saja kembali menerima sebuah paket yang ia sendiri pun tidak tahu isinya karena ia belum membuka kotak itu. Sun Yeon sengaja tidak membuka paket itu karena entah mengapa firasatnya sangat buruk. Tetapi di sisi lain ia penasaran dengan isi paket tersebut.

Sun Yeon pun menghapus airmatanya dan berjalan menuju dapur tempat ia menaruh paket tersebut. Mengeluarkan paket berukuran sedang itu dari dalam salah satu rak dan menaruhnya di atas meja pantry. Tidak ada nama sang pengirim atau apapun di kotak ini. Hanya kotak polos berwarna coklat, dan sangat ringan.

Tangan Sun Yeon bergetar saat akan membuka tutup kotak tersebut. Ia takut paket ini adalah paket yang sama dengan dulu ia terima. Dengan menekan rasa takutnya, Sun Yeon langsung membuka paket tersebut. Terlihat ada secarik kertas dan sebuah amplop berwarna coklat di dalamnya. Sun Yeon mengerutkan keningnya, kemudian tangannya beralih mengambil secarik kertas dan membuka lipatan kertas tersebut.

Matanya membola sempurna saat membaca kalimat yang di tulis dengan huruf kapital dan berwarna merah. Hanya ada tiga kalimat yang terangkai di kertas itu tetapi cukup membuatnya terkejut.

CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang