3.Harus Bagaimana kah?

1.2K 49 0
                                    

Semua perasaan dalam hati tak mungkin dipaksakan bukan? Jadi biarlah semua itu berlalu sesuai takdirnya dan berakhir sesuai waktunya.


Fia terbangun dari tidurnya dalam keadaan mata yang bengkak dan sembab. Mungkin itu semua terjadi karena buku pemilik dari pria itu.

Fia langsung bergegas memasuki kamar mandi,karena badan nya terasa sangat lengket.

Sesudah mandi dan sholat fia merasakan sedikit kesegaran dan kesejukan dalam hatinya.

Fia segera keluar dari kamarnya untuk makan,karena sejak ia pulang dari sekolah nya ia belum sama sekali memakan cemilan sedikitpun.

"Ibuu.."panggil fia dari ruang tamu.

"Bu..?" Panggil fia lagi memastikan.

"Ibu ada di kamar ya?" Tebak fia.

Tak perlu pikir panjang fia segera memasuki kamar ibunya itu.

Alangkah terkejutnya fia saat melihat ibu nya tergeletak di atas lantai dan darah yang bercucuran di kakinya.

"Astaghfirullah!!!"

"Ibu!!"

Sekujur tubuh fia lemas seketika melihat kejadian tersebut. Ia bingung harus melakukan apa.

"Bapa!"

"Iya aku harus menelfon bapa" ucap fia dengan nada gemetar.

"Assalamualaikum pa"

"...."

"Ibu pingsan pa,sepertinya ibu keguguran pa." Jelas fia kepada bapanya,dengan mata yang terus saja mengeluarkan butiran bening itu.

"....."

"Iya pa.."

"...."

"Waalaikumussalam" jawab fia,dengan memegang lembut ibu tersayang nya itu.

Fia sangat tak tega melihat ibu nya tak berdaya seperti ini,ia merasakan sakit yang mendalam dalam hatinya.
Seakan akan hari ini allah sedang menguji keimanannya.

Tak lama kemudian dokter Yolanda keluar dari ruangan ibu nya itu. Fia sangat takut akan terjadi hal yang buruk pada calon adik dan ibu tersayang nya itu.

"Apakah ini dengan keluarga ibu Rosa?"

"Iya dok,saya suami nya." Jawab pa Aldi dengan cepat.

"Boleh bapa ke ruangan saya?"

"Oh iya baik dok."

Fia terus saja merasakan kecemasan dalam hatinya.

"Dok,fia boleh masuk ke dalem ngga?" Tanya fia kepada dokter yolanda.

"Oh boleh ko sayang" jawab dokter yolanda dengan ramahnya.

"Makasih dok."

Fia langsung memeluk ibunya itu,ketika fia melihat perut ibunya.
Ia langsung terpelonjak tak percaya.

Air mata bening nya mengalir deras dari pipi halus nya. Dunia seakan kalut di matanya, hati nya merasakan sakit dan sesak yang sangat dalam.

Seorang adik yang ia idam idam kan sudah lenyap. Adiknya itu tidak akan merasakan keras nya kehidupan dunia. Dan keinginan nya untuk mempunyai saudara kandung pun lenyap begitu saja.

Entah sejak kapan bapa fia berada dalam ruangan ini. Beliau sudah menenangkan gadis ayu itu dengan suara lembutnya.

Tapi seakan fia tak mendengar apa yang bapa nya katakan,karena ia terus saja kalut dalam fikiran nya sendiri. Dunia seakan menampar nya.

Fia memilih untuk segera melaksanakan sholat isya di masjid terdekat. Menurutnya sekarang adalah waktu untuk berquality time dengan sang pencipta,tempat untuk meluapkan segala keluh kesahnya.

"Yaallah yang maha mengetahui segala sesuatu tentang hambanya. Berikanlah ketabahan dalam diriku dan keluargaku ya robb..tanamkanlah keikhlasan dalam hatiku yaallah.
Sungguh nikmat segala takdir yang engkau tetapkan yaa robb.."






Lemahabang,25 Oktober 2018

Lthfkmlyhptr

Pangeran Pondok PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang