8.Benar atau salah?

765 31 8
                                    

Waktu terus berlalu,begitupun dengan rasa ini.Yang terus saja mengaguminya dan melupakan dia dimasa lalunya.

1 minggu kemudian...

Pagi ini mentari menampakan cahaya hangatnya yang membuat siswa siswi MTsN 6 Cirebon sangat bersemangat menjalani kegiatan muhadoroh jum'at pagi hari ini.

"Weh ada pr ngga sih?" Tanya rena dengan menyenggol siku tangan kanan ina.

"Mana gue taaauuu.." jawab ina sambil mengangkat bahu dan tangannya itu.

"Ih lu mah" respon rena sambil menepuk paha kaki ina yang sedang terduduk.

"Udah tau si ina ngga suka belajar ehh malah lu tanya lagi.." sambung fia sambil terkekeh.

"So banget sih lu, kaya yang sendirinya suka belajar ajah" ucap harum menjatuhkan.

"Eh gini gini juga rajin dong ya" ucap fia membela dirinya.

"Ellah" pekik ina sambil menurunkan bibirnya itu.

"Haduh,udah deh ah masih pagi ngga usah ributin ini" ucap rena menyudahkan.

"Sapa yang duluan juga?" Sambung harum.

"Sstttt" pekik fia.

40 menit berlalu..

Acara muhadoroh pun selesai semua siswa dan siswi memasuki kelasnya masing masing.

"Huftt. Panas banget ya..cape gue duduk mulu" pekik ina sambil mengibas wajah mungil nya dengan buku.

"Lebay lu udah biasa ajah tuh ya" respon rena dengan mata sinisnya.

"Yaauudaahh sih yaa biasa" pekuk ina tak terima.

"Kebiasaan. Terus bae terus ribut" sambung harum yang mulai risi dengan dialog kedua sahabatnya itu.

Fia hanya memandang dengan wajah lelahnya karena hari ini ia sangat tak bersemangat.

5 menit kemudian..

"Assalamualaikum" salam guru berkacamata itu.

Semua anak kelas pun terkejut dan langsung menghentikan aktivitas yang sedang dilakukan seperti makan,mengerjakan PR sampai menggosip pun ada.

"Waalaikumussalam.." jawab murid dengan kompak.

"Diabsen dulu ya" ucap guru berkacamata cantik itu.

"Iya bu"

"Abdul Ghofar?"

"Hadir!"

"Aliyafiah Cahayani?"

"Hadiroh bu!"

"Bunga harum isnayni?"

"Hadiroh bu!" Jawab harum dengan ekspresi kagetnya.

"....?"

".....!"

Ketiga temannya itu masih saja sibuk dengan pekerjaan rumah yang belum mereka kerjakan.

Pangeran Pondok PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang