9.Lagi dan lagi!!

728 34 3
                                    

Dengan adanya dirimu aku sering merasa tak karuan. Bahkan hingga melupakan segalanya hanya karenamu.


Pagi ini aku sangat bersemangat, entah mengapa hati seakan berbahagia. Berbeda dengan hari kemarin.

Ketika aku memasuki gerbang seakan semua itu terulang dalam pikiranku.

"Besok pagi palingan udah pulang"

"Besok? Ko cepet?" Tanyaku dengan kaget.

"Cieee kangen yaaaa" jawabnya sambil mencubit ujung hidungku.

" ih ngga jehh "

" haha..iyaaa besok pagi pulang de"

" pagi banget?"

"Iya"

" jam 2 pagi kah?" Tanya ku sambil terkekeh.

"Yaa ngga se pagi itu laaah" responnya sambil tergugu pula.

" haha..terus pulang ke rumah lagi nya kapan?"

"Paling idul adha, itu juga ngga tau pulang ngga nya..kalo pulang juga cuma 2 harian."

"Kenapa ngga seminggu ajah?"

"Cieeee kangen yaaaa" godanya lagi sambil mengacak pucuk kepalaku yang berbalut hijab.

"Diiihh ngga jeh" ucap ku malu malu.

"Yaudah gih pulang udah sore" .

Semua itu terulang begitu saja, wajahku begitu bahagia dan berseri seri. Mengingatnya saja membuat semangatku bertambah. Rasanya tak ada rasa bosan mengingat semua tentangnya.

"Woyyy!!!!!" Teriak nayla mengagetkanku dari belakang.

"Astaghfirullah!!" Kagetku dengan mengelus dada.

"Hahahaha" tawanya dengan puas.

" huftt" aku mengela nafas berat saat menyadari jika itu nayla.

"Lagi ngelamun ya?" Tanyanya padaku sambil memperhatikan mimik wajah terpelongo ku.

" nggaa lah, lagi diem ajah" responku dengan menggeleng kepala.

"Oohhh"

"Ada juga kamu yang sering ngelamun kalo dikelas. Yakan?" Sambungku dengan menyenggol tangan kiri nayla.

"Hah? Ngga juga tuh, soo tau kamu mah." Jawabnya dengan penuh kebingungan.

"Boong nya keciri tuh, percuma." Kataku sambil melemparkan senyum dan alis yang ku naikkan.

"Kamu lagi ada masalah yakan?" Lanjutku.

"Apaan sii ngga ko" responnya dengan kepala menunduk sambil menaiki anakan tangga.

"Hem,belajar terbuka nay..biar ngga nyiksa diri sendiri." Sambungku sedikit memancing dengan nasihat.

"Iyaa insyaallah fii". Dengan nada sedikit melemas.

Pangeran Pondok PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang