1

292 42 2
                                    

Pagi menyeret malam, seorang gadis sedang bersenandung dengan indah. Ditangan nya ada sebuah spatula, sepertinya gadis itu sedang memasak, ia juga menggunakan celemek. Baru pukul 5 tapi So hyun sudah berkutik di dapur. Sangat jarang gadis seusianya yang bangun sepagi ini dan menyiapkan sarapan. So Hyun menyiapkan masakan bukanlah untuk keluarganya tetapi sahabatnya. Daniel dan Tzuyu. Hampir setiap pagi mereka akan datang untuk sarapan bersama, tenang saja mereka bukanlah anak yang tak tahu malu yang hanya menumpang makan saja. Tetapi mereka juga membawa makanan mereka masing-masing.
"Tumben mereka belum ada yang sampai" guman So Hyun melihat jam dinding. Tak berselang lama suara ketukan pintu terdengar. So Hyun mengembangkan senyumannya, ia yakin pasti itu mereka. Benar saja begitu di bukakan pintu terpampanglah 2 sosok makhluk halus(?). Bukan,, tetapi mereka Daniel dan Tzuyu.
"Lama buka pintunya, cacing di perutku sudah berdansa"celetuk Daniel nyelonong ke dalam tanpa menghiraukan So Hyun.
"Dasar kuda nil"oceh Tzuyu kesal dengan Daniel.
" So Hyun-ah, ayo kita makan, maaf kami telat, Daniel sangat susah di bangunkan"Sambung Tzuyu menjelaskan kepada So Hyun.
"Gwenchana, ayo kita masuk" jawab So Hyun sambil menutup pintu.
Mereka berdua berjalan ke arah meja makan. Dan Daniel Sudah duduk manis di salah satu kursi disana dengan piring yang telah terisi nasi di depannya.
"Yaak!! Kang Daniel!! Biarkan tuan rumah dulu yang mengambil nasi, kau sebagai tamu seharusnya nanti saja" teriak Tzuyu kepada Daniel.
"Berisik, Yang tuan rumah saja diam, kenapa kamu yang marah?" ucap Daniel mengejek.
" aish,, anak ini!!!" umpat Tzuyu.
"Sudah-sudah, mungkin Daniel sudah kelaparan" ujar So Hyun menenangkan keduanya.
" Ayo kita makan, nanti keburu siang" sambung So Hyun.
Mereka akhirnya makan tanpa suara hanya terdengar bunyi sendok dan piring, mungkin sekitar 15 menit mereka makan. Setelah makan mereka langsung berangkat ke kampus untuk melanjutkan aktivitasnya.
" Pulang jam berapa kalian?" Tanya Daniel ketika di dalam mobil ( Mobil Daniel )
"Mungkin Jam 11:30" jawab Tzuyu " Kalo kamu, So Hyun?" sambungnya
" Sekitar jam 12" jawab So Hyun.
"Pulang bareng?" tanya Daniel kepada So Hyun.
" Bertiga?" tanya So Hyun polos.
"Berlima" jawab Daniel spontan.
"Berlima? Dua manusia lagi siapa?" tanya So Hyun dengan polosnya.
"Aigoo.... Seprtinya otak ahjuma ini harus di bersihkan" ucap Daniel mengejek. Tzuyu yang duduk dibelakang hanya bisa menahan tawa.
"Enak saja mengatakan aku Ahjuma" ucap So hyun sambil menekuk muka.
"Lihatlah Tzuyu-ya, ahjuma kita merajuk" ledek Daniel.
"Sudah-sudah, ayo berangkat" ucap Tzuyu menenangkan keduanya.
.
.
Di Kampus mereka duduk bertiga di taman kampus sambil meminum secangkir kopi yang mereka beli saat di perjalanan ke kampus tadi.
"Seandainya hidup tak sesulit ini" guman So Hyun sambil menatap kosong ke arah langit.
" Ada masalah apa So Hyun-ah" Tanya Tzuyu perhatian.
"Tidak, aku hanya berfikir seandainya aku bisa memilih takdir" ucap So Hyun masih memandang langit.
"Sepertinya ada sesuatu yang belum kami ketahui darimu, So Hyun-ah" ucap Daniel sambil menatap dalam So Hyun.
So Hyun mengalihkan pandangannya dari langit ke para sahabatnya itu,dipandanginya satu-satu.
'' Tidak ada, yakinlah, aku baik-baik saja. Aku hanya sedang rindu dengan eomma" ucap So Hyun mencoba meyakinkan sahabatnya.
"Bersabarlah, semua ini pasti akan terlewati" Ujar Tzuyu.
"Kau harus tetap semangat, agar eomma mu disana tersenyum melihat putri nya bahagaia" sambung Tzuyu menghibur So hyun.
"Tzuyu benar, kamu harus tetap tersenyum, buang wajah kusutmu itu" sambung Daniel ikut menghibur So Hyun.
" Gomawo, Kang Daniel, Tzuyu-ya, kalian memang sahabat yang selalu ada" ucap So hyun memeluk Tzuyu.
"Kenapa hanya Tzuyu yang di peluk, aku juga ingin" ucap Daniel sambil merentangkan kedua  tangannya siap memeluk. Tetapi Tzuyu langsung menarik So hyun untuk berdiri.
"Aish kalian berdua!!" decak Daniel
"Kamu ini pria, tidak bisa memeluk wanita sembarangan!" ketus Tzuyu. Daniel hanya tersenyum tanpa dosa dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Bukannya jam kalian sebentar lagi akan di mulai ya?" tanya So Hyun kepada kedua sahabatnya. " Astaga...hampir lupa, 15 menit lagi dosen itu masuk. Daniel, kita bisa telat" ucap Tzuyu panik.
"Santai saja, palingan juga kita tidak diizinkan masuk, dan kita bisa membolos" ucap Daniel polos.
"Aauuww" ringis Daniel saat Tzuyu mencubit lengannya.
" Kamu fikir membolos itu mudah?" ucap Tzuyu geram dengan tingkah Daniel.
" Sudah, masuk sana nanti telat" perintah So Hyun kepada para sahabatnya.
"Bagaimana dengan mu?" tanya Daniel
" Jam ku masih akan dimulai pukul 10 jadi masih ada waktu 1 jam lagi" jelas So Hyun.
Dan mereka berdua hanya ber-O ria.
" So Hyun-ah, kami masuk dulu," ucap Tzuyu melambaikan tangannya sambil bejalan menjauhi So Hyun diikuti Daniel. So hyun hanya membalas lambaian tangan Tzuyu.
Setelah mereka tak terlihat lagi di indra So Hyun, So hyun kembali duduk di bangku tadi. Ia pasang earphone di telinganya dan mendengarkan musik. Ia pejamkan matanya untuk menikmati sejenak udara segar.
"Bolehkan berbagi ketenangan?" ucap seseorang dari arah samping So Hyun. So Hyun merasa kaget karna sebelumnya tak ada satu orang pun di sampinnya. Pak Tae?
"ooh.. silahkan pak" jawab So-Hyun sambil geser sedikit menjauh, Ia lepas Earphone di telinganya karena takut dianggap tidak sopan.
" Pasang saja, anggap saja saya tidak ada" tutur Pak Tae sambil menyandarkan kepalanya ke belakang bangku. So-Hyun justru merasa canggung dengan keadaan ini. bagaimana tidak di taman itu hanya ada mereka berdua.
"Jangan terlalu tegang, saya bukanlah lelaki hidung belang seperti diluar sana" ucap Pak Tae seolah bisa membaca pikiran So-Hyun.
"Bu..bukan itu pak" jawab So-Hyun sedikit gaagap. Pak Tae yang menyadari itu menaikan sudut bibirnya sebelah.
"Emmm.. saya permisi dulu pak,sebentar lagi kelas saya dimulai"ucap So-Hyun sambil berdiri meninggalkan Pak Tae yang masih memejamkan mata. Bukan apa ia takut akan ketahuan Pak Tae jika ia sedang dalam keadaan gugup.
"Sangat mirip" guman Pak Tae pada dirinya sendiri.
.
So-Hyun berjalan sedikit cepat di koridor ia masih menghilangkan rasa gugup nya. Entah dari sejak kapan ia merasa gugup ketika ia dekat dengan Pak Tae. Jika di pikirkan itu hanya akan membuat kepalanya pusing.Setelah sedikit tenang ia memutuskan untuk masuk kedalam kelas karena sebentar lagi matkul nya akan segera dimulai.
Suasana kelas sudah cukup ramai dan hampir seluruh mahasiswa sudah ada di dalam nya. Tak selang lama So-Hyun duduk, seorang dosen datang dan langsung membuat semua mahasiswa berteriak histeris. So-Hyun yang penasaran ikut memerhatikan ke depan, siapa yang datang? hingga membuat semua murid histeris. Pak Doni ? tunggu dulu, ada Pak Tae??? So-Hyun kaget nelihat sososk yang belum lama ia pikirkan. Pak Tae berdiri di depan. Ini adalah sebuah mukjizat bagi So-Hyun. " Diam semuanya, harap duduk di bngku masing!!" perintah Pak Doni kepada para murid. Entah ada angin apa mereka tiba" menurut apa yang di perintahkan Pak Doni.
"Ibu Eunji untuk 3 bulan kedepan tidak bisa mengajar, karena baru saja melahirkan. Jadi, Pak Tae lah yang akan menggantikannya. Bapak harap kalian bisa bekerja sama dengannya!" ucap Pak Doni Menjelaskan"Paham!!??" tanya Pak Doni.
"Paham!!""Jawab seluruh isi kelas kompak.
"Silahka Pak , saya permisi dulu" pamit Pak Doni kepada Pak Tae.
"Terima Kasih" jawab Pak Tae singkat.
Pak Doni pergi meninggalkan kelas tersebut.
.
Pelajaran berlangsung seperti biasanya walaupun yang mengajar bukanlah Buk Eunji. Siswa banyak yang mengerti dengan cara mengajar Pak Tae. Memang ada beberapa siswa yang tak fokus karena Ketampanan Pak Tae. Untunglah So-Hyun dapat mengontrol tingkahnya ketika di depan Pak Tae.
" Cukup pelajaran hari ini, materi Bab 5 sudah selesai, minggu depan kuis!" ucap Pak Tae sambil merapikan buku-bukunya.
"Dan saya tidak mau ada nilai yang di bawah 8" sambungnya sebelum pergi meninggalkan ruangan. Begitu Pak Tae tidak terlihat mulailah banyak anak yang menggerutu.
" Bagaimana bisa ia melakukan itu" umpat siswa 1.
" Dia pikir otak kami ini mesin" ujar siswa 2
" bukan mudah mendapat nilai 8, nilai 5 saja sudah bersyukur" curhat siswa lainnya.
So-Hyung yang mendengar itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia merapikn bukunya lalu keluar dari kelas karna ia akan bekerja pada pukul 1 nanti, dan sekarang sudah pukul 11:30. Di luar sudah ada 2 sahabatnya yang menunggu.
"Uri So-Hyun sudah keluar" ucap Daniel merentangkan kedua tangan ingin memeluknya, tapi hanya dibalas senyuman oleh So-Hyun. Tzuyu yang melihat itu hanya
tersenyum meremehkan.
"Kalian suadah lama menunggu?" tanya So-hyun kepada dua sahabatnya itu.
"Belum, kami juga baru keluar, " jawab Tzuyu.
"Kita pulang sekarang?" Tanya Daniel
Dan diangguki oleh dua perempuan di hadapannya. Mereka bertiga berjalan menuju parkiran. Ketika melewati ruangan Pak Tae So-Hyun melihat Pak Tae yang sedang duduk dengan raut wajah frustasi. Ada niat untuk menghampiri di hati kecilnya tetapi rasa malunya telah menguasainya.Ia berjalan melewati ruangan Pak Tae penuh dengan rasa penasaran.
.
.
.
.
.
.
.
.Annyeong😁
lama gak update, sibuk hehehe ( sok sibuk😒)
votmen nya kak😁

Fake StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang