+12 / Kembali Lagi

2.5K 205 25
                                    

'Aku merindukan saat-saat itu, dan aku sangat merindukanmu.
Aku sangat merindukanmu, kita dapat merasakannya sekarang.
Aku sangat merindukanmu, kenapa aku bisa menangis?
Aku tidak tahu.'

- Beautiful, Wanna One

Lelaki itu memaku. Menatap batu nisan sang ayah. Kini, ia mengunjungi makam sang ayah yang berada di kota Surabaya.

Benar, kini ia berada di Surabaya. Sebulan lalu, ia memutuskan untuk seminggu berdiam diri menghilangkan sedikit rasa perih di hati ini. Yang membuatnya terus-terusan frustasi.

"Ayah, semoga kau bahagia disana. Dan, semoga kamu bertemu Jisoo. Sampaikan bahwa aku mencintainya. Aku merindukanmu, Ayah." jelasnya.

Dan, ia taruh sebuket bunga itu di sebelah nisan batu itu.

• • •

Sepertinya hujan akan segera turun sekarang. Taehyung berjalan gontai melewati jalan utama di kota. Tidak memerhatikan orang berlalu-lalang itu. Tanpa ia ketahui, orang-orang itu memperhatikannya sambil berbisik-bisik.

Sepertinya lelaki itu benar-benar menjadi topik panas para wanita di pinggir sana. Bagaimana tidak, paras tampannya itu tak mungkin satupun orang pun akan menolaknya.

Ia menyebrang, karena risih tentunya. Tapi, mobil dari arah kiri jalan itu kini melaju kuat, sangat kencang hingga tanpa tahu seorang manusia berada di tengah jalan.

Taehyung rasa, tubuhnya benar-benar berbentrokan dengan besi itu. Dirinya terpental jatuh, dengan banyak cairan merah itu. Matanya makin lama semakin tak dapat melihat apapun, semuanya gelap hingga ia menutup kedua matanya.

• • •

"Kenapa harus ia?!" ucap seorang wanita ber dress pink pucat itu sambil mondar-mandir. Emosinya kini begitu bercampur-campur, antara marah, benci, khawatir, menyesal, dan takut itu kini begitu menyeruak di dalam hati si pemilik tubuh nan langsing ini.

Lelaki dari ujung lorong menghampiri si wanita dengan berlari-lari kecil. Menatap si wanita yang mungkin umurnya menginjak kepala empat itu dengan tatapan khawatir, dan spontan berucap, "Ada apa?"

Wanita cantik tergerai rambutnya itu membalas tatapan itu dengan tatapan sama. Kuku jari telunjuknya ia gigit.

"Minho, kau datang juga akhirnya. Astaga, aku hampir gila disini."

Wanita berambut pirang itu reflek memeluk lelaki didepannya ini. Sebaliknya, si lelaki yang diyakini bernama Minho ini malah tidak sama sekali membalas pelukannya, akibat rasa khawatirnya.

Sang wanita berdecak kesal, dan lalu bertanya, "Ada apa? Kamu kenapa jadi seperti ini?"

Minho tersentak, lalu menjawab "Ah, maaf. Aku sampai melupakan dirimu. Astaga, aku benar-bebar khawatir. Apakah pemuda itu baik-baik saja?"

Wanita itu semakin kesal saja, saat si 'pacar' nya ini mengkhawatirkan si pemuda itu. Ia semakin benci saja, sungguh wanita itu sangat benci.

Kalau boleh Egois, bolehkah ia membunuh pemuda itu?

• • •

Taehyung mulai membuka kelopak matanya. Menyesuaikan setiap cahaya yang menyusup masuk kedalam lensa matanya.

Kenapa ia disini? Apa yang terjadi?

Taehyung mulai berfikir keras, mengingat semua rentetan kejadian yang ia rasakan tadi.

Ia di Surabaya, ia baru saja mengunjungi makam sang ayah, dan ia - kecelakaan.

Membuatnya tersentak, apakah ia mati?

Jantungnya berdegup kencang, takut menggerogoti hatinya, rasa khawatir terus menyebar di dalam hatinya.

Dan, kini seorang wanita cantik itu datang dari pintu rawatnya. Menatap sinis si pemuda ini tajam sekali.

Membuat Taehyung sedikit bingung dengan perlakuan si wanita.

"Ck, syukurlah kau tidak mati tadi." ucapnya merendahkan.

Taehyung masih menyimak, ia terdiam.

"Siapa kau?" ucap Taehyung akhirnya. Mulutnya begitu gatal untuk mengatakan kata-kata itu kini.

Wanita itu derdecih kecil, ia sedikit menyunggingkan senyuman sinis, dan terus mendekat kearah Taehyung, mengangkat ujung baju Taehyung.

"Begitu saja kau melupakanku? Kau tak mengingatku yang berjasa merawatmu itu? Ah, tapi dengan terpaksa."

Wanita itu menyeringai, "Aku Dara." ujarnya menatap keras pada tubuh lemah Taehyung. Ia membanting ujung baju Taehyung, dan terus mengusap-usap tangannya seakan membersihkan semua itu. Seakan itu adalah hal menjijikan.

Seakan lelaki bermarga Kim itu tersambar petir keras di siang cerah seperti ini. Ia begitu terkejut, sangat bahkan.

Ia benar-benar tak menyangka, kalau ia akan dipertemukan kembali oleh seorang ibunya. Ibu angkatnya yang tak memiliki hati ini.

"Kau,"

Taehyung menjeda sedikit ucapannya.

Kejadian itu seakan kembali terputar tanpa seizin dirinya.

"Kau, Sandara Rayla!"

[✔] : Kembali Lagi



(A/N)
HALO, PADA RINDU TIDAK?

HEHE, BTW INI PART TERAKHIR YHA. BOOK INI BAKAL LANJUT KOK, TAPI TANPA JISOO, NYESEK GITU RASANYA.

YAUDAH, SEE YOU NEXT WEEK.

BTW, JAN HAPUS INI DARI LIBRARY KALIAN YA, YA MUNGKIN AJA ADA INFO PENTING DARI AKU DAN SEKUEL CERITA INI!

TERIMA KASIH ATAS DUKUNGANNYA! ✨

Salam hangat,

Ira.

Leukimia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang