04 / Taehyung Agara Putra

2.2K 288 5
                                    

Suara bantingan gelas kaca itu sontak membuat bocah lelaki berumur lima tahun itu terbangun dari lelapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara bantingan gelas kaca itu sontak membuat bocah lelaki berumur lima tahun itu terbangun dari lelapannya.

Ia turun dari ranjang tidurnya, mencoba menuju pintu pembatas kamarnya.

Taehyung kecil mengintip pertengkaran orang tuanya itu dengan tatapan bersalah.

"Donghae, kembalikan saja dia ke panti asuhan."

"Apa maksudmu, dia sudah menjadi anak kita."

"Ck, anak katamu? Sejak kapan dia lahir dari diriku ini?"

"Dara! Tarik kembali ucapanmu!"

Cukup Taehyung tidak ingin semuanya kembali terdengar ke telinganya.

Kata-kata yang menyayat hatinya itu selalu terdengar setiap malam, bahkan hingga setiap pagi.

Hatinya berdenyut sakit saat ia kembali mendengar Ayah membentak ibu.

Taehyung takut,

Ia takut jika ibu akan mendatanginya dan kembali melemparnya ke kasur untuk menyuruhnya tertidur kembali.

Tapi, kini bukan sosok ibu yang datang kearahnya.

Ayah, dia datang menuju pintu kamar Taehyung.

Tubuh Ayah memeluk tubuh Taehyung kecil. Memberikan ruang bernafas untuk Taehyung setelah mendengarkan pertengkarannya dengan Dara.

"Jangan menangis superman, ayo kita membeli es krim."

Ucapan itu selalu berdengung di telinga Taehyung. Bahkan disetiap mimpinya, ia selalu merasakan mimpi buruk itu menemuinya. Ralat, selalu menemuinya disepanjang malam dan-disetiap malamnya.

Suramnya kehidupan lalu itu masih terekam jelas di pikiran Taehyung. Bagaimana kesakitan serta perihnya takdir kembali menemukan jati dirinya ini.

Donghae menggenggam erat tangan kecil itu.

Bahkan Taehyung kecil dengan senangnya menyebrangi jalan besar itu, sambil menghitung garis putih di zebra cross.

Tapi, mobil dari arah kanan itu melaju kuat. Seakan tidak menganggap dua manusia itu di jalan penyebrang.

Donghae memeluk erat tubuh Taehyung kecil, seakan melindungi Taehyung dari apapun yang terjadi. Menjadi tameng untuk putera angkatnya ini, bila pun ia menaruhkan nyawanya.

Darah dari kepala Donghae mengucur membasahi tangan Taehyung kecil. Putera itu menangis kencang. Mencoba bangun, bermaksud membangunkan sang superheronya ini.


Kejadian itu-

Donghae tidak pernah membuka matanya kembali. Tidak melihat kembali sang putera kesayangannya ini. Meninggalkan tanpa pamit dengan Taehyung sekalipun.

Insiden itu benar-benar segar didalam pikiran lelaki ini. Seakan baru terjadi semalam. Seperti masih tersegel di benaknya.

Sakit itu masih terasa. Air matanya yang berderai saat Donghae tidak membuka matanya lagi untuk selama-lamanya itu masih melekat dipipinya.

Deru angin malam yang dingin itu masih bisa ia rasakan. Dimana semua kenangan itu terputar kembali seperti kaset lama. Dan, membuat mimpi buruk itu menemuinya di sepanjang malam.

Rengkuhan sendu itu selalu terdengar dari mulut Taehyung. Mimpi buruk itu terlalu kejam, ia juga pernah takut.


Sosok yang tidak pernah tersenyum itu ternyata memiliki kenangan yang mengerikan. Masa lalunya begitu mencekam.




(A/N)
:) PLESBEKNYA TAEHYUNG AE KOK :")

Leukimia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang