Dan pada keesokan harinya aku membuka mata dengan sedikit rasa bahagia. Karena, separuh dari kepingan - kepingan rinduku telah terlunasi. Dan dengan sedikit kebahagiaan tersebut inginku tunjukan kepada dunia bahwa aku telah kembali!. Entah kenapa hari itu tak bosan - bosan aku membaca chatingan - chatingan antara aku dengan klasiku. Padahal jika aku melirik di jangka waktu antara pesan terkirim dan terbaca bisa saja hatiku merasakan sedikit kecewa. Tapi masa bodohlah dengan lama atau tidaknya yang penting aku bahagia.
Oiya klasiku kerap sekali kalau setiap hari sabtu - minggu dia offline entah mengapa akupun tak tahu dan terkadang dihari - hari itu ada sekian banyak aksara yang ingin ku cucurkan dan ada berpuluh - puluh keping kerinduan yang aku pikul dihati ringkih ini. Sabtu dan minggu telah terlewati dan aku akan mencoba melewati hari senin dengan segala kerinduan yang siap untuk diutarakan. Pagi itu untuk pertama kalinya aku bercermin sampai 25 menit dan coba bayangkan padahal baru bercermin belum lagi memakai hijabnya. Yaaa kira - kira 30 menit waktu yang terbuang cuma - cuma hanya untuk mengagumi wajah sederhana ini. Dan wahh! Jam dinding rumahku telah menunjukkan pukul 06.45 WIB. Padahal gerbang sekolah akan ditutup pada jam 07.00 WIB. Dengan kekuatan super aku memacu gas sepeda motorku dan melaju dengan kecepatan tak biasa. Tepat jam 07.00 WIB aku telah memasuki gerbang sekolahan. Dan lagi - lagi seorang laki - laki dengan mengenakan helm hitam datang dan dengan PDnya menempatkan sepeda motornya tepat di belakang sepedaku. Ya benar dia adalah klasiku. Karena banyak nya rindu yang aku pendam akhirnya aku memutuskan untuk pergi saat klasiku sedang melepas helm hitamnya. Karena aku takut kalau aku mengungkapkan kepingan - kepingan rindu ini pada klasiku, klasiku akan menjawab "Kamu siapa?". Ahh sial, kenapa harus aku yang memikul semua rindu ini berat sih.
Hari itu selepas selesai upacara bendera aku dan ketiga teman perempuanku kembali ke kelas. Sesampainya dikelas aku duduk termenung dan memantau account dari klasiku. Dia online! Tapi kenapa tak ada pesan yang terlontarkan untukku?. Aku ingin menggerakkan jari jemariku di atas keypad handphoneku. Tapi, aku ragu akan melakukannya karena dia online bukan untukku. Geram rasanya menjalani kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Terkadang memang harus aku yang memberanikan diri memulai percakapan kalau tidak tak akan mungkin terjadi percakapan antara aku dan klasiku.
Hari itu sudah hampir jam 12.00 WIB tapi, belum ada satu huruf pun yang klasiku kirimkan untuk menyambung percakapan semalam. Aku memutar otak apa yang harus aku lakukan agar klasiku tergerak hatinya untuk memulai percakapan denganku. Segala macam bentuk history aku unggah di media sosial ku. Dan yes! Akhirnya klasiku mengomentari satu history diantara berpuluh - puluh history yang aku unggah saat itu. Klasiku orang berhati dingin? EMANG! Sombong, Idup pula! Hehe (:
Siang hari itu mungkin ada 10 - 20 pesan yang terlontar. Sedikit? Memang tapi setidaknya ada percakapan yang terjadi hari itu dan pada malam hari nya klasiku membuat history tentang senja. Aku suka sekali dengan senja. Maka dengan lantang aku mengomentari history tersebut dan aku ingin meminta picture history dari klasiku itu. Tapi, klasiku enggan memberikannya dia malah menyuruhku untuk menyumbangkan sebuah caption untuk picture itu. Woww! Campur aduk beneran nih perasaanku.
Akhirnya akupun menyumbangkan sebuah caption sederhana. Tak sampai 24 jam tiba - tiba handphone ku berbunyi. Aku terkejut! Ada notifikasi dari account instagram. Dan notifikasi tersebut berasal dari klasiku. Astagaaaaa, dipostingan klasiku tertera "-(namaku)" yang berarti bahwa caption di postingan tersebut berasal dariku. Sederhana sih tapi dari hal yang sederhana itulah menjadi alasanku untuk mengagumi seorang klasiku. Setelah melayangkan like pada postingan klasiku aku pun langsung melayangkan sebuah pesan kepada klasiku. Aku tak tahu apa yang harus aku ungkapkan dihari itu. Ucapan terimakasih? Karena telah menandai aku dan menggunakan caption dari ku. Ahh enggaklah nanti dikira aku gila. Pada malam hari itu aku sangat merasa bingung. Apa yang harus aku lakukan. Like? Udah. Komen? Udah. "Yaudahlah besok aja tanya temen perempuanku" ungkapku pada malam itu. Dan sekitar pukul 21.45 WIB aku pun terpaksa harus mengakhiri kisah yang membuatku sangat sangat dan sangat bahagia itu. Aku menghempaskan tubuh ku keatas pulau mimpi dan kupejamkan mataku.
.
.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku dan Klasiku
Short StoryCerita ini memaparkan tentang kisah Aku (Penulis) dan Klasiku (Nama Sajak). Disini akan ada beberapa Episode dan akan berlanjut. Stay read!