"Kok aku gini banget sih wi" tanyaku pada Dwi yang pada saat itu duduk bersebelahan dengan ku di dekat kantor BP.
"Namanya juga lagi kasmaran, awalnya gitu" jawabnya.
"Tapi, aneh.."
"Apa yang aneh?"
"Kan kali ini bukan untuk kali pertama aku menjelma jadi bucin kaya gini. Tapi, kenapa kok rasanya kali ini aku bener-bener jadi bucin maksimal gitu"
"Em, mungkin karena kamu udah lama gak jatuh cinta, terus jatuh cinta sama si doi, terus si doi juga cinta sama kamu, maksimal deh"
"Ayo wi, aku udah selesai" sahut teman Dwi, memotong percakapan.
Aku, Dwi dan kedua teman Dwi pun berjalan menuju gerbang utama sekolah, karena teman-teman Dwi akan pulang.
"Jadi, nanti langsung balek ke Bandung?" tanya Dwi kepada temanya.
"Enggak, nanti pulang ke rumah dulu, kok temen kamu gak kamu kenalin sama aku?"
"Eh, oiya nih kenalin nih dia si bucin baru yang maksimal" sahut Dwi sembari tertawa maksimal pula.
"iihh wii, apaan sih wiii" sahutku dengan pipi merah padam.
"Salam kenal ya bucin, hehe" sahut teman Dwi, tertawa.
"iiissh.. Dwiiii, jadi bahan bully an kan aku" -batinku.
***
Sesampainya kembali ke lab, aku pun langsung merebahkan tubuh kembali.
Aku,Erika,Dwi dan Niken.
Kami berempat tidur di atas puluhan tas milih teman-teman kami, karena itu tak jarang kami kena omel karena kadang ada tas yang basah karena minum nya tumpah saat kami tidur di atas nya.
"Err, aku tadi ketemu si Doi" ucapku, membuka percakapan.
(Hening)
"Errr.."
"Woy.."
"Erikaaa, elah dikacangin gua"
"Naon?" sahutnya.
"Gajadi.."
"Nggak denger, beneran. Aku pake headset soalnya"
"Elah, ni bocah" -batinku.
Erika emang gitu, dimana pun dan kapanpun pasti ada headset yang menyumpal kedua daun telinganya, dengan volume musik yang terbilang sangat keras.
"Eh wi, bucin baru marah nii" ucap Erika pada si Dwi.
"Aaaa, ada apa cintakuu.. Jangan marah-marah, nanti babang Doi sedih" sahut Dwi, mengejek.
"Iyaa, jangan marah-marah terus nanti kalo babang Doi galau gimana" sahut Niken yang juga ikut mengejek.
Padahal, aku yakin, sebelum itu, Niken tertidur pulas, sangat pulas seperti kerbau. Tapi, giliran aku kena bully dia langsung bangun.
"Aku bukan bucin!!" sahutku, marah.
"Yang jelas Aku harus bilang sesuatu sekarang.."
"Aku suka sama Kamu" Sambungnya.
"issshhh, kenapa ucapan Klasiku tempo hari muncul di pikiranku sih, jadi kelihatan bener-bener bucin kan" -batinku.
"Ayo bucin, kita ke kantin" ajak Dwi, kali ini berlagak seperti Bos.
"Yaudah yuk, jadi bucin juga butuh tenaga ternyata" sahutku.
***
Sesampainya di kantin, bukan makanan yang ku dapat, tapi malah ribuan ungkapan bully an dari penjaga kantin.
"Buu.. si bucin baru kasmaran bu" ucap Niken, membuka gerbang pembullyan.
"Bucin itu siapa?" tanya bu kantin.
"Itu tuh" jawab Niken sembari menunjuk ke arahku.
Begitu juga Dwi dan Erika, mereka pun ikut-ikutan menunjuk ke arahku.
"Ahh, pasrah deh" sahutku, benar-benar pasrah.
Semua pun tertawa.
"Enggak apa-apa, Ibu juga pernah muda kok" sahut bu kantin sembari senyum tipis.
"Dih, Ibu.. Kok gitu, jangan ikut-ikutan bully aku dong" sahutku melirik ke arah Niken, Dwi dan Erika.
"Piss broo, kan baru satu hari. Nanti kalo udah berhari-hari pasti gak kita bully, janji deh" ucap Erika.
"Iya kok bener, sehari ini aja" sahut Dwi.
"Iya, satu hari aja, suwer" sahut Niken pula.
"Satu hari terasa lama banget gini ya sekarang" sahutku sembari menyedot es teh di depan ku.
Semua pun kembali tertawa.
"Emang banyak orang bucin, tapi aku paling gemes sama ke bucinan mu ama si Doi, kelihatan imut gitu. Kamu itu bucinnya nggak kaya Niken ama si Doi nya. Kalau Niken ama si Doi nya kan tiap hari maen, berangkat sekolah barengan. Tapi, kamu beda" ucap Erika.
"Tuh Ken, dengerin, yang bucin sejati itu elu" sahutku dengan nada mengejek.
"Aku juga yang kena? Itu bukan bucin, tapi sayang" ucap Niken sambil tersipu malu.
"Sama aja dodol" ucap Erika.
***
Selesai makan, Aku dan ketiga temanku pun kembali menuju lab untuk mengambil tas, karena jam pembelajaran pun telah usai, kini saatnya untuk kembali ke kelas dan pulang.
Lengkap sudah, satu hari menjadi si bucin baru maksimal. Apa boleh buat, emang bucin.
Hai, hai, hai para pembaca setia "AAdK"
Akhirnya, bisa tepat waktu juga update nya, hehe.
Maaf, udah buat kalian menunggu, karena ternyata menunggu itu benar-benar berat.
Semoga kalian suka dengan Eps.14 kali ini, Eps. Dimana Aku(penulis) menjadi si bucin baru yang maksimal.
Selamat membaca🤗
Dan sampai jumpa jum'at selanjut-lanjutnya, hehe.Jangan lupa tinggalkan bintang❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku dan Klasiku
Short StoryCerita ini memaparkan tentang kisah Aku (Penulis) dan Klasiku (Nama Sajak). Disini akan ada beberapa Episode dan akan berlanjut. Stay read!