Tak terasa hari esok sudah tiba. Rasa penasaran ku terhadap apa yang akan Klasiku katakan padaku semakin menjadi. Tapi, apa boleh buat. Aku harus menunggu semua kegiatan belajarku hari ini selesai agar dapat bertemu dengan Klasiku. Secara, Aku dan Klasiku beda kelas. Jarang banget ketemu. Bisa ketemu sebentar aja udah Alhamdulillah. Bisanya ketemu cuma waktu selesai pembelajaran aja sih, itu aja gak rutin bisa ketemu.
Hari ini ada acara kecil-kecilan di organisasi ku merayakan 18 tahun sudah organisasi itu berdiri. Tiap tahunnya akan ada acara kecil-kecilan untuk merayakan hari jadi tersebut. Jadi bisa dipastikan sore nanti Aku dan Klasiku akan bertatap muka. Emang kalau dibilang seneng, ya seneng. Dibilang bahagia, ya bahagia. Tapi, masalahnya disini saat nanti Aku bertahap muka dengan Klasiku. Salah tingkah, grogi, semua jadi satu. Aku kan tipe orang pemalu diawal, hehe.
***
Terasa lama sekali waktu berjalan pada hari itu. Lama Aku menunggu tapi, hari baru menginjak siang.
"Saatnya Istirahat kedua" suara speaker memecahkan suasana.
Aku dan ketiga teman perempuanku pun langsung menuju ke mushola untuk menunaikan ibadah wajib. Walaupun, sebenarnya Aku dan ketiga teman perempuanku tak langsung menunaikan ibadah. Biasanya, Aku dan ketiga temanku memilih menunaikan ibadah sholat di "kloter akhir" atau dengan kata lain nunggu sepi. Jika mushola belum sepi Aku dan teman-temanku lebih memilih menghabiskan waktu dengan ponsel masing-masing.
Hari itu ada yang berbeda denganku. Pasalnya, Akulah pelopor sistem "kebut semalam" tapi, Aku malah melaksanakan ibadah sholat di "kloter pertama". Bukan apa-apa sih, tujuanku cuma satu. Biar setelah selesai sholat bisa tidur dulu. Dan karena itulah Aku dan ketiga temanku sering terlambat masuk ke kelas. Tapi, karena kita sudah profesional atau bertanya dingin kita bisa mengatasi masalah tersebut dengan berbagai alasan. Mulai dari mengantri mukena sampai airnya mati.
Setelah Aku dan ketiga temanku selesai melaksanakan ibadah, langkah kita tak langsung mengarah ke ruang kelas. Tapi, kita ambil istilahnya "jalan tikus" atau jalan yang perlu muter-muter dulu. Entah itu ke kamar mandi ataupun ke kantin. Setelah lelah tersesat di jalan tikus, sebut saja begitu. Aku dan ketiga temanku akhirnya, melangkahkan kaki menuju ke ruang kelas dan betapa bejo nya Aku dan ketiga temanku. Ketika mendapati teman-temanku masih duduk-duduk di depan pintu kelas. Karena itu menunjukkan bahwa guru mapel belum datang atau malah tidak datang.Setelah sampai di ruang kelas Aku pun langsung mengambil ponsel dari saku ku dan membuka menu bar apakah ada notif dari Klasiku atau tidak. Hari ini, rasanya bahasa yang digunakan Klasiku kepadaku di pesan-pesannya terkesan berbeda. Memang masih bahasa informal tapi, lebih menjurus ke arah acuh tak acuh. Tapi, Aku tak ke permasalahannya. Mungkin memang Klasiku sedang ada masalah. Setelah membalas pesan singkat dari Klasiku biasanya untuk mengisi waktu tunggu ku, Aku lebih memilih untuk membuka sosmed. Refresh, Refresh dan Refresh. Dan, ada instastory dari account milik Klasiku. Dengan sigap, jemari ini langsung menuju ke instastory tersebut. Di instastory Klasiku tertera 2 kata yang menurutku konotasi yaitu "Mati Suri.". Karena Aku benar-benar tak tahu akhirnya Akupun mengomentari instastory tersebut.
"Siapa?" kataku.
"Aku" jawabnya.
"Kamu kenapa?" tanyaku kembali.
"Tak apa, hanya sedang ruwet" jawabnya kemudian.
Seketika Aku berfikir; memang benar apa kataku, Klasiku sedang ada masalah. Apa mungkin gara-gara Aku?. Tapi, saat itu Aku sadar bahwa Aku bukanlah siapa-siapa. Tak pantas jika Aku harus bertanya apa masalah yang sedang Klasiku alami. Maka, Aku putuskan untuk tak ingin mengetahui apa masalah yang sedang di alami oleh Klasiku.Aku hanya dapat berharap semoga masalah apapun yang Klasiku alami akan segera berlalu.
***
Tak terasa sore pun telah tiba. Kegiatan belajar pun sudah selesai. Sebelum menuju ke basecamp Aku memutuskan untuk pergi ke mushola terlebih dahulu untuk melaksanakan ibadahku sebagai seorang muslim. Setelah selesai melaksanakan ibadah sholat Aku dan satu temanku bersama-sama menuju ke base camp dengan niat untuk membantu persiapan jelang acara perayaan. Tapi, saat tiba ku disana segala persiapan sudah selesai dan hanya tinggal menunggu acara dimulai.
Mataku pendapati keberadaan seorang Klasiku. Dan Aku merasa bahagia, bukan karena Aku telah bertatap muka dengan Klasiku melainkan karena Aku melihat Klasiku mengenakan sebuah hadiah kecil dariku. Lantas Akupun berfikir;
Berarti akar masalah dari "Mati Suri" yang ada di Instastory Klasiku bukanlah Aku, Aku lega. Syukurlah bukan Aku pemicu masalah yang sedang di alami oleh Klasiku.
Semakin yakin ketika Klasiku mengajakku berbicara."Jangan lupa di foto" begitu kiranya sembari memperagakan apa yang dia katakan.
Karena, Aku dan Klasiku duduk cukup berjauhan.
Setelah berbagai rangkaian acara selesai dari sambutan-sambutan hangat sampai potong kue dan makan-makan tak lupa, Aku dan teman-temanku menyempatkan untuk mengabadikan kebersamaan saat itu dengan foto bersama. Setelah acara benar-benar selesai aku bertanya-tanya.
Kapan Klasiku mengatakan apa yang ingin dikatan seperti yang tertera pada pesannya kemarin?.
Aku menunggu, sedikit lama. Karena, tak lama kemudian salah satu temanku mengajakku untuk pulang."Yuk pulang" ajakkannya yang terasa enteng terlontar dari bibirnya.
Ingin sekali rasanya Aku berkata bahwa Aku masih ada urusan. Tapi, mengingat waktu dan malam pun telah tiba.
Aku memutuskan untuk segera pulang bersama temanku tersebut."Tunggu bentar, Aku pakai sepatu dulu" ucapku.
Setelah selesai mengenakan sepatu, Aku dan temanku pun langsung menuju ke parkiran sepeda motor di depan. Mungkin karena kita memiliki satu arah perjalanan. Jadi, Aku dan temanku lebih sering pulang bersama.
Di perjalanan pulang, Aku menyesal. Mungkin kalau saat ini Aku belum otw pulang Aku pasti sudah mengetahui apa yang akan Klasiku katakan padaku."Ashhhhh, seharusnya Aku lebih sabar lagi menunggu" gumamku dalam hati, geram.
***
Sesampainya di rumah seperti biasa Akupun langsung menuju kamar tidurku dan langsung meraih ponsel di tas sekolahku.
"Pasti tadi gak jadi ngomong" pesan singkat ku menjadi pembuka percakapan malam ini.
"Kan ada acara, besok aja" jawabnya dengan cepat.
"Emang mau ngomong apa sih?" tekanku.
"Tentang bukumu" jawab Klasiku.
Jawaban Klasiku membuat perasaan ku kian tak karuan. Pasalnya, Aku dan Klasiku memiliki rencana untuk mencetak buku yang nanti akan tercantum nama kita berdua di buku tersebut. Tapi, kata "Bukumu" membuatku terkejut.
"Kan bukan cuma Aku. Klasiku pun turut membantu dalam proses pembuatan buku tersebut" pikirku.
Pikiranku kembali tak karuan. Berati, Aku adalah akar pemicu masalah yang sedang di alami oleh Klasiku?.
Aku bingung, benar-benar bingung. Klasiku adalah tipe orang yang sangat sulit untuk di tebak.
Akhirnya, setelah berbagai percakapan panjang terjadi Akupun memutuskan untuk tidur terlebih dahulu. Dengan tujuan agar esok segera tiba karena, rasa penasaran ku terhadap apa yang akan di katakan oleh Klasiku masih saja ada. Semoga bukanlah sebuah masalah besar apa yang akan di katakan oleh Klasiku esok hari.
.
.
.
.
.
Bersambung...Hai, pembaca setia wattpad Antara Aku dan Klasiku (Eps 1 - End). Sudah di update yaaa Seperti yang penulis janjikan di bagian sebelumnya. Dan sekarang, sesuai dengan timeline update sebelumnya yakni, 2 minggu sekali yaaaaa. Sampai jumpa Jum'at 2 minggu depan semuaaaaaaaa.
Terimakasih.
.
Jangan lupa tinggalkan bintang ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku dan Klasiku
Historia CortaCerita ini memaparkan tentang kisah Aku (Penulis) dan Klasiku (Nama Sajak). Disini akan ada beberapa Episode dan akan berlanjut. Stay read!